BPS Umumkan Tingkat Kemiskinan RI Terendah dalam 20 Tahun

Langsung Tanya AI Gratis

Pertanyaan

image cover
schedule

Tanggal Publikasi

25 Jul 2025
account_circle
newspaper

Artikel Terkait

1 artikel

BPS mencatat tingkat kemiskinan Indonesia terendah dalam 20 tahun terakhir, mencapai 8,47% atau 23,85 juta orang pada Maret 2025. Penurunan ini didorong oleh penurunan kemiskinan di pedesaan menjadi 11,03%. Faktor pendukung termasuk Nilai Tukar Petani (NTP) yang tinggi dan kenaikan harga pangan. Sektor pertanian juga mengalami peningkatan tenaga kerja yang signifikan, berkontribusi pada pendapatan petani.

๐Ÿ“‰ Fakta Utama

  • Tingkat kemiskinan di Indonesia pada Maret 2025 mencapai 8,47% atau setara dengan 23,85 juta orang.
  • Angka kemiskinan ini merupakan yang terendah dalam dua dekade terakhir di Indonesia.
  • Penurunan tingkat kemiskinan secara signifikan didorong oleh penurunan kemiskinan di pedesaan.

โœ… Faktor Pendukung

  • Tingkat kemiskinan di pedesaan berhasil turun menjadi 11,03% pada Maret 2025.
  • Nilai Tukar Petani (NTP) yang tinggi, mencapai 123,45 pada Februari 2025, berkontribusi positif.
  • Kenaikan harga pangan nasional juga menjadi salah satu faktor pendukung penurunan kemiskinan.

๐ŸŒพ Dampak Sektor Pertanian

  • Sektor pertanian mencatat peningkatan tenaga kerja dari 40,72 juta orang (Februari 2024) menjadi 41,6 juta orang (Februari 2025).
  • Peningkatan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian berkorelasi positif dengan pendapatan petani.
  • Kenaikan pendapatan petani dan NTP yang tinggi secara langsung mendukung penurunan tingkat kemiskinan.

Siapa yang melaporkan data tingkat kemiskinan di Indonesia?

keyboard_arrow_down

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah lembaga yang melaporkan data tingkat kemiskinan di Indonesia. Informasi ini kemudian dikutip oleh media seperti Pikiran Rakyat.

Berapa tingkat kemiskinan di Indonesia pada Maret 2025?

keyboard_arrow_down

Pada Maret 2025, tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai 8,47%. Angka ini setara dengan 23,85 juta orang.

Mengapa angka kemiskinan pada Maret 2025 dianggap signifikan?

keyboard_arrow_down

Angka kemiskinan 8,47% pada Maret 2025 dianggap sangat signifikan karena merupakan tingkat terendah dalam dua dekade terakhir. Ini menunjukkan adanya perbaikan yang konsisten dan substansial dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia selama periode tersebut. Penurunan ini mencerminkan keberhasilan berbagai kebijakan dan faktor ekonomi yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Faktor-faktor apa saja yang berkontribusi pada penurunan tingkat kemiskinan?

keyboard_arrow_down

Penurunan tingkat kemiskinan didorong oleh beberapa faktor utama:

  • Penurunan kemiskinan di pedesaan: Tingkat kemiskinan di pedesaan turun menjadi 11,03% pada Maret 2025, yang menjadi pendorong utama penurunan kemiskinan nasional.
  • Nilai Tukar Petani (NTP) yang tinggi: NTP mencapai 123,45 pada Februari 2025, menunjukkan peningkatan daya beli dan kesejahteraan petani.
  • Kenaikan harga pangan nasional: Kenaikan harga pangan dapat meningkatkan pendapatan produsen pangan, terutama petani.
  • Peningkatan tenaga kerja di sektor pertanian: Jumlah tenaga kerja di sektor pertanian meningkat dari 40,72 juta orang pada Februari 2024 menjadi 41,6 juta orang pada Februari 2025. Peningkatan ini berkorelasi positif dengan pendapatan petani.

Faktor-faktor ini secara sinergis menciptakan kondisi yang lebih baik bagi masyarakat, khususnya di sektor pertanian dan pedesaan, yang secara langsung berkontribusi pada penurunan angka kemiskinan.

Bagaimana peran sektor pedesaan dalam penurunan kemiskinan?

keyboard_arrow_down

Sektor pedesaan memainkan peran krusial dalam penurunan tingkat kemiskinan nasional. Data menunjukkan bahwa penurunan tingkat kemiskinan secara keseluruhan terutama didorong oleh penurunan tingkat kemiskinan di pedesaan, yang mencapai 11,03% pada Maret 2025. Hal ini mengindikasikan bahwa program-program pembangunan pedesaan, peningkatan produktivitas pertanian, dan stabilitas harga komoditas pertanian memiliki dampak langsung dan signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan penduduk di wilayah tersebut. Peningkatan pendapatan di pedesaan secara langsung mengurangi jumlah penduduk miskin secara nasional.

Apa itu Nilai Tukar Petani (NTP) dan bagaimana pengaruhnya terhadap kemiskinan?

keyboard_arrow_down

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah indikator yang menggambarkan daya beli petani. NTP dihitung dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (penjualan hasil pertanian) dengan indeks harga yang dibayar petani (pembelian kebutuhan rumah tangga dan biaya produksi pertanian). Jika NTP lebih dari 100, berarti pendapatan petani lebih besar dari pengeluarannya, menunjukkan kesejahteraan petani meningkat.

Pada Februari 2025, NTP mencapai 123,45, yang merupakan angka tinggi. NTP yang tinggi ini memiliki pengaruh positif terhadap penurunan kemiskinan karena:

  • Meningkatkan pendapatan riil petani: Petani memiliki daya beli yang lebih baik, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kualitas hidup.
  • Mendorong investasi di sektor pertanian: Pendapatan yang lebih baik dapat mendorong petani untuk berinvestasi kembali pada usaha pertanian mereka, meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan.
  • Mengurangi kerentanan ekonomi: Petani menjadi lebih tahan terhadap guncangan ekonomi karena memiliki margin keuntungan yang lebih besar.

Secara keseluruhan, NTP yang tinggi secara langsung berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan rumah tangga petani, yang merupakan bagian signifikan dari populasi miskin, terutama di pedesaan.

Bagaimana perkembangan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian?

keyboard_arrow_down

Sektor pertanian menunjukkan peningkatan signifikan dalam penyerapan tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja di sektor ini meningkat dari 40,72 juta orang pada Februari 2024 menjadi 41,6 juta orang pada Februari 2025. Peningkatan sekitar 880 ribu orang dalam satu tahun ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi penyedia lapangan kerja yang penting dan mampu menyerap angkatan kerja, terutama di tengah kondisi ekonomi yang dinamis.

Apa korelasi antara peningkatan tenaga kerja di sektor pertanian dengan pendapatan petani?

keyboard_arrow_down

Peningkatan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian memiliki korelasi positif dengan pendapatan petani dan Nilai Tukar Petani (NTP). Ketika lebih banyak orang bekerja di sektor pertanian, terutama jika disertai dengan peningkatan produktivitas dan harga komoditas yang stabil atau meningkat, hal ini dapat:

  • Meningkatkan total produksi: Lebih banyak tenaga kerja dapat berarti peningkatan volume produksi pertanian.
  • Meningkatkan pendapatan rumah tangga: Penyerapan tenaga kerja yang lebih tinggi berarti lebih banyak rumah tangga yang memiliki sumber pendapatan dari pertanian.
  • Mendukung NTP yang tinggi: Peningkatan pendapatan dari hasil pertanian, yang didukung oleh tenaga kerja yang memadai, berkontribusi pada tingginya NTP, yang pada gilirannya mencerminkan daya beli petani yang kuat.

Dengan demikian, peningkatan tenaga kerja di sektor pertanian tidak hanya mengurangi pengangguran tetapi juga secara langsung berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan ekonomi petani dan penurunan kemiskinan.

Apa implikasi jangka panjang dari tren penurunan kemiskinan ini?

keyboard_arrow_down

Tren penurunan kemiskinan yang mencapai titik terendah dalam dua dekade terakhir memiliki beberapa implikasi jangka panjang yang positif:

  • Peningkatan kualitas hidup: Penurunan kemiskinan berarti lebih banyak masyarakat memiliki akses yang lebih baik terhadap kebutuhan dasar seperti pangan, pendidikan, dan kesehatan, yang secara fundamental meningkatkan kualitas hidup.
  • Stabilitas sosial dan ekonomi: Tingkat kemiskinan yang rendah berkontribusi pada stabilitas sosial dan mengurangi potensi konflik yang disebabkan oleh kesenjangan ekonomi. Ini juga menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
  • Peningkatan daya saing SDM: Dengan akses yang lebih baik ke pendidikan dan kesehatan, generasi mendatang akan memiliki kualitas sumber daya manusia yang lebih baik, yang penting untuk daya saing bangsa di masa depan.
  • Keberlanjutan pembangunan: Keberhasilan dalam pengentasan kemiskinan menunjukkan efektivitas kebijakan pembangunan dan dapat menjadi dasar untuk merumuskan strategi yang lebih ambisius untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Meskipun demikian, penting untuk terus memantau faktor-faktor pendorong kemiskinan dan memastikan bahwa tren positif ini dapat dipertahankan di tengah tantangan ekonomi global dan domestik di masa depan.

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.

Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!

Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.

Lamar sekarang