BPS Peringatkan: Fenomena 'Rojali' Sinyal Tekanan Ekonomi pada Konsumsi Masyarakat

Langsung Tanya AI Gratis

Pertanyaan

image cover
schedule

Tanggal Publikasi

26 Jul 2025
account_circle
newspaper

Artikel Terkait

1 artikel

BPS menyoroti fenomena "Rojali" (rombongan jarang beli) sebagai indikasi tekanan ekonomi. Data Susenas Maret 2025 menunjukkan masyarakat menahan pengeluaran. BPS mengingatkan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat menengah ke bawah, tidak hanya fokus pada penurunan angka kemiskinan. Fenomena ini menjadi sinyal penting bagi pembuat kebijakan untuk memperhatikan ketahanan konsumsi dan stabilitas ekonomi rumah tangga.

๐Ÿ“Š Fakta Utama

  • Badan Pusat Statistik (BPS) menyoroti fenomena "Rojali" (rombongan jarang beli) di pusat perbelanjaan sebagai indikasi tekanan ekonomi pada kelompok masyarakat rentan.
  • Fenomena "Rojali" menandakan adanya kehati-hatian dalam konsumsi yang meluas hingga kelompok atas, meskipun tidak secara langsung mencerminkan kemiskinan.
  • Data Susenas Maret 2025 menunjukkan bahwa berbagai lapisan masyarakat mulai menahan diri dalam pengeluaran.

๐Ÿ’ก Implikasi Ekonomi

  • BPS mengingatkan pemerintah untuk tidak hanya fokus pada penurunan angka kemiskinan, tetapi juga menjaga daya beli masyarakat menengah ke bawah.
  • Fenomena "Rojali" menjadi pengingat akan potensi perlambatan ekonomi jika kelas menengah mulai mengurangi konsumsi.
  • Ini adalah sinyal penting bagi pembuat kebijakan untuk memperhatikan ketahanan konsumsi dan stabilitas ekonomi rumah tangga.

Apa yang dimaksud dengan fenomena "Rojali"?

keyboard_arrow_down

Fenomena "Rojali" adalah singkatan dari "rombongan jarang beli". Ini merujuk pada perilaku konsumen di pusat perbelanjaan di mana sekelompok orang datang dan melihat-lihat barang, namun jarang melakukan pembelian. Badan Pusat Statistik (BPS) menyoroti fenomena ini sebagai indikasi adanya tekanan ekonomi.

Siapa yang menyoroti fenomena "Rojali" ini sebagai indikasi tekanan ekonomi?

keyboard_arrow_down

Fenomena "Rojali" ini secara khusus disoroti oleh Badan Pusat Statistik (BPS). BPS mengidentifikasinya sebagai salah satu indikator yang menunjukkan adanya tekanan ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat.

Apa indikasi utama dari fenomena "Rojali" terhadap kondisi ekonomi masyarakat?

keyboard_arrow_down

Fenomena "Rojali" mengindikasikan beberapa hal penting terkait kondisi ekonomi:

  • Tekanan Ekonomi: Ini menunjukkan adanya tekanan ekonomi, terutama pada kelompok masyarakat yang rentan.
  • Kehati-hatian Konsumsi: Perilaku ini mencerminkan kehati-hatian yang meluas dalam konsumsi, bahkan hingga ke kelompok masyarakat kelas atas. Meskipun tidak secara langsung berarti kemiskinan, ini menandakan adanya penahanan diri dalam pengeluaran.

Apakah ada data yang mendukung adanya penahanan diri dalam pengeluaran oleh masyarakat?

keyboard_arrow_down

Ya, ada data yang mendukung hal tersebut. Data Susenas Maret 2025 menunjukkan bahwa berbagai lapisan masyarakat mulai menahan diri dalam pengeluaran. Ini memperkuat temuan BPS mengenai fenomena "Rojali" dan mengindikasikan tren konsumsi yang lebih hati-hati di seluruh segmen masyarakat.

Mengapa pemerintah perlu memberikan perhatian khusus pada fenomena "Rojali"?

keyboard_arrow_down

Pemerintah perlu memperhatikan fenomena "Rojali" karena beberapa alasan krusial:

  • Daya Beli Masyarakat: Fenomena ini menjadi pengingat penting bagi pemerintah untuk tidak hanya berfokus pada penurunan angka kemiskinan, tetapi juga menjaga daya beli masyarakat, khususnya kelompok menengah ke bawah.
  • Potensi Perlambatan Ekonomi: Jika kelas menengah mulai mengurangi konsumsi secara signifikan, hal ini berpotensi menyebabkan perlambatan ekonomi secara keseluruhan. Konsumsi rumah tangga merupakan salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi.

Rekomendasi apa yang diberikan BPS kepada pemerintah terkait fenomena ini?

keyboard_arrow_down

BPS merekomendasikan agar pemerintah tidak hanya terpaku pada upaya penurunan angka kemiskinan. Lebih dari itu, pemerintah juga harus menjaga daya beli masyarakat menengah ke bawah. Rekomendasi ini menekankan pentingnya kebijakan yang memastikan stabilitas konsumsi di seluruh lapisan masyarakat untuk mencegah dampak negatif yang lebih luas pada perekonomian.

Apa dampak jangka panjang yang mungkin terjadi jika kelas menengah terus mengurangi konsumsi akibat fenomena "Rojali"?

keyboard_arrow_down

Jika kelas menengah terus mengurangi konsumsi, dampak jangka panjang yang mungkin terjadi adalah potensi perlambatan ekonomi. Kelas menengah memiliki kontribusi signifikan terhadap konsumsi domestik. Penurunan konsumsi dari kelompok ini dapat mengurangi permintaan agregat, yang pada gilirannya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, mempengaruhi sektor bisnis, dan berpotensi meningkatkan angka pengangguran.

Apa sinyal penting yang diberikan fenomena "Rojali" bagi pembuat kebijakan?

keyboard_arrow_down

Fenomena "Rojali" menjadi sinyal penting bagi pembuat kebijakan untuk:

  • Memperhatikan Ketahanan Konsumsi: Kebijakan harus difokuskan pada upaya menjaga dan meningkatkan ketahanan konsumsi masyarakat.
  • Stabilitas Ekonomi Rumah Tangga: Penting untuk memastikan stabilitas ekonomi rumah tangga, yang mencakup pendapatan, pengeluaran, dan kemampuan menabung, agar mereka memiliki kepercayaan diri untuk terus berkonsumsi.

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.

Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!

Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.

Lamar sekarang