
Center of Economic and Law Studies (Celios) menyoroti potensi gagal bayar Rp 85,96 triliun pada program Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Risiko ini dapat membebani sektor perbankan dan pemerintah desa, serta menyebabkan opportunity cost bagi perbankan mencapai Rp 76,51 triliun. Kopdes Merah Putih juga berpotensi memicu penurunan PDB sebesar Rp 9,85 triliun, pengurangan pendapatan masyarakat, dan penurunan penyerapan tenaga kerja yang signifikan.
⚠️ Potensi Gagal Bayar
- Program Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih berpotensi mengalami gagal bayar hingga Rp 85,96 triliun.
- Risiko gagal bayar ini dapat membebani sektor perbankan dan pemerintah desa secara signifikan.
- Potensi masalah ini diungkapkan oleh Center of Economic and Law Studies (Celios).
📉 Dampak Ekonomi Makro
- Kopdes Merah Putih berpotensi memicu penurunan produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp 9,85 triliun.
- Program ini dapat menyebabkan pengurangan pendapatan masyarakat hingga Rp 10,21 triliun.
- Terdapat risiko penurunan penyerapan tenaga kerja lebih dari 824.000 orang akibat program ini.
- Potensi gagal bayar ini berisiko menciptakan distorsi ekonomi yang lebih besar.
🏦 Beban Sektor Perbankan
- Risiko gagal bayar dapat menyebabkan opportunity cost bagi sektor perbankan mencapai Rp 76,51 triliun.
- Opportunity cost ini timbul karena bank memilih mendanai koperasi ini daripada investasi yang lebih menguntungkan.
- Peneliti ekonomi Celios, Dyah Ayu, menjelaskan secara rinci dampak finansial ini pada sektor perbankan.
Apa itu program Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih?
Program Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih adalah sebuah inisiatif yang melibatkan koperasi-koperasi di tingkat desa. Meskipun detail spesifik mengenai tujuan atau operasional program ini tidak dijelaskan secara rinci, fokus utama yang diungkapkan adalah potensi risiko finansial yang signifikan, yaitu potensi gagal bayar yang dapat membebani berbagai pihak.
Siapa yang mengungkapkan potensi masalah pada program Kopdes Merah Putih?
Potensi masalah pada program Kopdes Merah Putih diungkapkan oleh Center of Economic and Law Studies (Celios). Peneliti ekonomi dari Celios, Dyah Ayu, secara spesifik menjelaskan mengenai risiko-risiko yang teridentifikasi.
Apa masalah utama yang diidentifikasi pada program Kopdes Merah Putih?
Masalah utama yang diidentifikasi pada program Kopdes Merah Putih adalah potensi gagal bayar. Potensi ini sangat besar dan dapat menimbulkan dampak negatif yang luas terhadap sektor perbankan dan pemerintah desa, serta ekonomi secara keseluruhan.
Berapa potensi gagal bayar yang diungkapkan oleh Celios?
Celios mengungkapkan bahwa potensi gagal bayar pada program Kopdes Merah Putih dapat mencapai angka yang sangat besar, yaitu hingga Rp 85,96 triliun. Angka ini menunjukkan skala risiko finansial yang signifikan dari program tersebut.
Bagaimana potensi gagal bayar ini memengaruhi sektor perbankan?
Potensi gagal bayar ini dapat membebani sektor perbankan secara substansial. Peneliti ekonomi Celios, Dyah Ayu, menjelaskan bahwa risiko ini dapat menyebabkan opportunity cost bagi sektor perbankan mencapai Rp 76,51 triliun. Ini terjadi karena bank-bank memilih untuk mendanai koperasi ini daripada mengalokasikan dananya pada investasi lain yang berpotensi lebih menguntungkan dan aman.
Apa yang dimaksud dengan "opportunity cost" dalam konteks ini?
Dalam konteks program Kopdes Merah Putih, opportunity cost mengacu pada potensi keuntungan yang hilang atau tidak didapatkan oleh sektor perbankan. Ini terjadi karena bank-bank memilih untuk mengalokasikan dananya untuk mendanai program Kopdes Merah Putih yang berisiko tinggi, padahal mereka bisa saja menginvestasikan dana tersebut pada peluang lain yang lebih menguntungkan dan memiliki risiko lebih rendah. Dengan kata lain, ini adalah nilai dari alternatif terbaik yang tidak dipilih.
Selain perbankan, pihak mana lagi yang berpotensi terbebani oleh gagal bayar ini?
Selain sektor perbankan, pihak lain yang berpotensi terbebani secara signifikan oleh potensi gagal bayar program Kopdes Merah Putih adalah pemerintah desa. Beban ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, termasuk tanggung jawab finansial atau dampak pada stabilitas ekonomi lokal.
Apa dampak ekonomi makro dari potensi gagal bayar Kopdes Merah Putih?
Potensi gagal bayar Kopdes Merah Putih memiliki dampak ekonomi makro yang serius, berpotensi menciptakan distorsi ekonomi yang lebih besar. Dampak-dampak tersebut meliputi:
- Penurunan Produk Domestik Bruto (PDB): Berpotensi turun sebesar Rp 9,85 triliun.
- Pengurangan pendapatan masyarakat: Dapat berkurang hingga Rp 10,21 triliun.
- Penurunan penyerapan tenaga kerja: Berpotensi mengurangi lebih dari 824.000 orang.
Dampak-dampak ini menunjukkan risiko yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan stabilitas pasar tenaga kerja.
Berapa penurunan pendapatan masyarakat yang bisa terjadi?
Potensi gagal bayar pada program Kopdes Merah Putih dapat memicu pengurangan pendapatan masyarakat hingga Rp 10,21 triliun. Penurunan pendapatan ini akan berdampak langsung pada daya beli dan kesejahteraan ekonomi rumah tangga.
Berapa banyak potensi pengurangan penyerapan tenaga kerja?
Potensi gagal bayar ini juga diperkirakan akan berdampak negatif pada penyerapan tenaga kerja. Diperkirakan akan terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja lebih dari 824.000 orang. Angka ini menunjukkan potensi peningkatan pengangguran yang signifikan akibat masalah finansial program tersebut.
Masih Seputar ekonomi
Gubernur Sumut Hadiahi Bebas Cicilan Kredit Setahun untuk UMKM di Festival Tapanuli Utara
sekitar 2 jam yang lalu

Prabowo Prihatin Sampah Bantar Gebang Setinggi 20 Lantai, Pemerintah Percepat PSEL
sekitar 2 jam yang lalu

Kimia Farma Perluas Akses Kesehatan, Suplai Obat ke 93 Kopdes Merah Putih
sekitar 3 jam yang lalu

Pemerintah Targetkan Hapus Kemiskinan Ekstrem, 23,85 Juta Jiwa Terdampak
sekitar 3 jam yang lalu

Djarum Tunda Rokok Elektrik, Incar Produk Superior di Tengah Tantangan Pasar dan Rokok Ilegal
sekitar 4 jam yang lalu

AirAsia Luncurkan Rute Langsung KL-Kuching ke Pontianak, Bidik Wisatawan RI
sekitar 4 jam yang lalu

Hutama Karya Tetapkan Tarif Tol Padang-Sicincin, Berlaku Segera
sekitar 5 jam yang lalu

BPS: Penduduk Miskin Indonesia Turun 200 Ribu Jiwa, Jawa Tetap Terbanyak
sekitar 5 jam yang lalu

Ritel Rugi Akibat Beras Oplosan, Aprindo Desak Pemerintah Bertindak Tegas
sekitar 6 jam yang lalu

Pemerintah Tiadakan Seleksi CPNS 2025, Fokus Rekrutmen PPPK di Tiga Instansi
sekitar 6 jam yang lalu

Bansos PKH Tahap 3 Cair: Cek Status Penerima Online Lewat HP
sekitar 7 jam yang lalu

Berita Terbaru

Media Vietnam Waspadai Taktik "Aneh" Vanenburg di Final Piala AFF U-23

Pengamat Vietnam Soroti Ketajaman U-23 Jelang Final Lawan Indonesia

Prabowo Kumpulkan 82 Profesional Muda Lulusan Fellowship, Bahas Ekonomi dan Teknologi

Kejagung Cekal Dua Bos Sugar Group Terkait TPPU Eks Pejabat MA

Kemenparekraf: Musik Daerah Ambon Pacu Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Trending

Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja Memanas: 14 Tewas, 100 Ribu Mengungsi

Bentrokan Perbatasan Thailand-Kamboja Tewaskan 12 Orang, PBB Gelar Rapat Darurat

Kamboja-Thailand Saling Serang di Perbatasan, Jet Tempur Dikerahkan di Tengah Ketegangan Diplomatik

Semifinal Piala AFF U-23: Indonesia U-23 Hadapi Thailand di GBK, Antara Kritik dan Keunggulan

Negosiasi Transfer Data RI-AS Berlanjut, Kekhawatiran Privasi dan Bisnis Lokal Mencuat
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.