Bentrokan Perbatasan Thailand-Kamboja Tewaskan 12 Orang, PBB Gelar Rapat Darurat
Pertanyaan
Cara jawab
Singkat & Padat

Bentrokan perbatasan Thailand dan Kamboja memanas, menjadi yang terburuk dalam 14 tahun. Thailand melaporkan 12 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan artileri dan roket Kamboja. Thailand merespons dengan mengerahkan jet tempur F-16, sementara Kamboja mengecam tindakan ini. Kedua negara saling menyalahkan atas dimulainya tembakan. Thailand menarik duta besarnya dan mengusir duta besar Kamboja. Malaysia dan PBB menyerukan negosiasi damai untuk mengakhiri konflik.
💥 Eskalasi Konflik & Korban
- Bentrokan perbatasan antara Thailand dan Kamboja pada Kamis (24/7) menjadi kekerasan terburuk dalam 14 tahun terakhir.
- Otoritas Thailand melaporkan 12 orang tewas, termasuk 11 warga sipil (salah satunya anak-anak) dan satu tentara, serta 24 warga sipil dan 7 personel militer terluka akibat serangan artileri dan roket Kamboja.
- Laporan awal korban bervariasi, namun konsisten menunjukkan adanya korban jiwa dan luka-luka dari pihak sipil dan militer Thailand.
⚔️ Tuduhan & Respons Militer
- Kedua negara saling menyalahkan atas dimulainya tembakan, dengan Thailand menuduh Kamboja menembakkan roket dan artileri ke wilayahnya, bahkan menyerang warga sipil.
- Militer Thailand merespons dengan mengerahkan jet tempur F-16 untuk menyerang target militer atau dua pangkalan militer Kamboja di dekat perbatasan.
- Kamboja mengecam serangan F-16 ini sebagai "agresi militer brutal" dan membantah memulai serangan, menuduh Thailand melanggar hukum internasional.
- Militer Kamboja diduga menggunakan peluncur roket BM21 dan drone pengintai dalam bentrokan tersebut.
🏛️ Tindakan Diplomatik & Sipil
- Thailand menarik duta besarnya dari Phnom Penh dan mengusir duta besar Kamboja setelah insiden ranjau yang melukai tentara Thailand.
- Penjabat Perdana Menteri Thailand menyatakan akan mengkaji ulang hubungan diplomatik dan menekankan penanganan situasi sesuai hukum internasional.
- Thailand memerintahkan evakuasi warga sipil dari setidaknya empat provinsi perbatasan dan mengimbau warganya di Kamboja untuk meninggalkan negara itu.
🌍 Reaksi Internasional
- Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyerukan Thailand dan Kamboja untuk mengutamakan negosiasi dan menarik diri dari bentrokan, menekankan perdamaian.
- Dewan Keamanan PBB mengadakan rapat darurat tertutup untuk membahas konflik ini, diinisiasi oleh Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet.
Apa yang terjadi antara Thailand dan Kamboja pada 24 Juli?
Pada Kamis, 24 Juli, terjadi bentrokan perbatasan yang memanas antara Thailand dan Kamboja. Insiden ini disebut sebagai kekerasan terburuk dalam 14 tahun terakhir. Bentrokan melibatkan serangan artileri dan roket, menyebabkan korban jiwa dan luka-luka dari kedua belah pihak, terutama warga sipil Thailand.
Kapan bentrokan perbatasan ini terjadi?
Bentrokan perbatasan ini terjadi pada hari Kamis, 24 Juli.
Berapa jumlah korban akibat bentrokan perbatasan ini?
Jumlah korban akibat bentrokan ini bervariasi menurut sumber:
- Otoritas Thailand melaporkan 12 orang tewas, terdiri dari 11 warga sipil (termasuk satu anak-anak) dan satu tentara. Selain itu, 24 warga sipil dan 7 personel militer terluka.
- Sumber lain seperti Bloomberg Technoz menyebutkan 11 warga sipil Thailand tewas.
- detik.com melaporkan 9 warga sipil tewas dan 14 luka-luka.
- Laporan awal menyebutkan 1 warga sipil tewas dan 7 tentara terluka (Bloomberg Technoz) atau 2 tentara terluka (Republika).
Meskipun ada perbedaan data, dapat disimpulkan bahwa insiden ini menyebabkan kerugian signifikan dalam bentuk korban jiwa dan luka-luka, terutama di kalangan warga sipil Thailand.
Bagaimana kedua negara saling menyalahkan terkait insiden ini?
Kedua negara saling menyalahkan atas dimulainya tembakan:
- Thailand menuduh Kamboja menembakkan roket dan artileri ke wilayahnya, bahkan menyerang warga sipil.
- Kamboja membantah memulai serangan dan mengecam respons militer Thailand sebagai "agresi militer brutal", menuduh Thailand melanggar hukum internasional.
Tindakan militer apa yang diambil oleh Thailand dan Kamboja?
Sebagai respons terhadap bentrokan:
- Militer Thailand mengerahkan jet tempur F-16 untuk menyerang target militer atau dua pangkalan militer Kamboja di dekat perbatasan.
- Militer Kamboja diduga menggunakan peluncur roket BM21 dan drone pengintai.
Langkah diplomatik apa yang diambil Thailand sebagai respons?
Sebagai respons diplomatik, Thailand mengambil beberapa langkah:
- Menarik duta besarnya dari Phnom Penh.
- Mengusir duta besar Kamboja setelah insiden ranjau PMN-2 buatan Uni Soviet yang melukai tentara Thailand di perbatasan.
- Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, menyatakan akan mengkaji ulang hubungan diplomatik dan menekankan penanganan situasi sesuai hukum internasional.
Bagaimana respons internasional terhadap bentrokan ini?
Eskalasi konflik ini memicu respons dari komunitas internasional:
- Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyerukan Thailand dan Kamboja untuk mengutamakan negosiasi dan menarik diri dari bentrokan, menekankan perdamaian sebagai satu-satunya pilihan.
- Dewan Keamanan PBB juga mengadakan rapat darurat tertutup untuk membahas konflik ini, yang diinisiasi oleh Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet.
Apa imbauan Thailand kepada warganya di wilayah perbatasan dan Kamboja?
Thailand mengambil langkah-langkah untuk melindungi warganya:
- Memerintahkan evakuasi warga sipil dari setidaknya empat provinsi perbatasan.
- Mengimbau warganya yang berada di Kamboja untuk meninggalkan negara itu.
Apa yang menjadi fokus utama dalam penyelesaian konflik ini?
Fokus utama dalam penyelesaian konflik ini adalah melalui negosiasi dan penarikan diri dari bentrokan. Para pemimpin internasional, seperti Perdana Menteri Malaysia, menekankan pentingnya perdamaian sebagai satu-satunya pilihan. Selain itu, Thailand sendiri menekankan penanganan situasi sesuai hukum internasional. Keterlibatan Dewan Keamanan PBB juga menunjukkan upaya untuk mencari solusi diplomatik dan damai.
Masih Seputar internasional
FAA: Kecelakaan Air India Bukan Akibat Masalah Mekanis atau Sakelar Bahan Bakar
sekitar 11 jam yang lalu

Prancis Akan Akui Palestina September, Jerman Beda Sikap, Israel Mengecam
sekitar 11 jam yang lalu

Prancis Akan Akui Negara Palestina di PBB September, Tegaskan Tetap Tolak Hamas
sekitar 13 jam yang lalu

Atap Sekolah Runtuh di Rajasthan, 7 Siswa Tewas dan 21 Terluka
sekitar 13 jam yang lalu

Zelensky Targetkan 10 Patriot AS, Eropa Danai Lewat Kesepakatan Trump
sekitar 15 jam yang lalu

AS dan Israel Tarik Tim Negosiator, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Buntu
sekitar 15 jam yang lalu

AS dan Israel Tarik Negosiator dari Perundingan Gencatan Senjata Gaza, Salahkan Hamas
sekitar 17 jam yang lalu

Kim Jong Un Serukan Militer Korut Siap Perang, Latihan Artileri Digelar
sekitar 17 jam yang lalu

Sertifikasi Boeing 737 Max 7 Ditunda hingga 2026, Southwest Terdampak
sekitar 19 jam yang lalu

Iran Bersedia Berunding Nuklir dengan AS Jika Kepercayaan Dibangun Kembali
sekitar 19 jam yang lalu

Israel dan Hamas Saling Tuding di Tengah Krisis Kelaparan Gaza
sekitar 19 jam yang lalu

Berita Terbaru

WBA Gelar Tiga Perebutan Gelar Dunia di Libya 8 Agustus dalam Program KO Drugs

Udinese Pantau Jay Idzes, Bek Timnas Indonesia Pengganti Sempurna Bijol

Istana Jamin Data Pribadi Aman, Luruskan Isu Transfer ke AS

Mendagri: Tata Kelola Distribusi Kunci Kendalikan Harga Beras dan Inflasi

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto Divonis 3,5 Tahun Penjara dalam Kasus Suap Harun Masiku
Trending

RI-AS Sepakati Perjanjian Dagang Rp368 Triliun, Hambatan Non-Tarif Dihapus

Indonesia-AS Sepakati Tarif 19%, RI Siapkan Strategi Hadapi Impor dan Aturan Dagang Baru

Tarif Resiprokal RI-AS: Optimisme Kemenkeu Kontra Kekhawatiran Indef

Indonesia vs Thailand di Semifinal Piala AFF U-23: Jadwal dan Tiket Tersedia

Harga Emas Antam dan Dunia Melonjak Tajam, Dipicu Gejolak Ekonomi Global
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.