Demo Ojol Nasional Tuntut Bagi Hasil 90:10, Klaim Komisi Tertinggi Asia

Langsung Tanya AI Gratis

Pertanyaan

image cover
schedule

Tanggal Publikasi

23 Jul 2025
account_circle
newspaper

Artikel Terkait

8 artikel

Ribuan pengemudi ojol menggelar demo di Jakarta, menuntut perubahan sistem bagi hasil menjadi 90% untuk pengemudi dan 10% untuk aplikator. Mereka juga menuntut regulasi tarif, audit aplikator, dan penghapusan sistem yang merugikan. Grab menghargai aspirasi pengemudi, namun tidak setuju dengan penurunan biaya aplikasi menjadi 10%. Pemerintah dikritik karena kurangnya komunikasi. Tuntutan ini memicu perbedaan pendapat di kalangan pengemudi ojol.

โœŠ Aksi Kebangkitan Ojol

  • Pengemudi ojek online (ojol) menggelar demo 'Aksi Kebangkitan Jilid II Transportasi Online Nasional 217' di Jakarta, diklaim melibatkan 50.000 pengemudi dari berbagai platform.
  • Aksi ini merupakan lanjutan dari demo sebelumnya pada 20 Mei 2025 dan disertai dengan mogok massal.
  • Lokasi demo meliputi Jalan Medan Merdeka Selatan dan sekitar Istana Merdeka.
  • Aksi ini juga melibatkan partisipasi dari pengguna transportasi online dan pelaku UMKM.

๐Ÿ’ฐ Tuntutan Utama Pengemudi

  • Tuntutan utama adalah perubahan sistem bagi hasil menjadi 90% untuk pengemudi dan 10% untuk aplikator, yang disebut "harga mati".
  • Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, mengklaim potongan tarif aplikasi di Indonesia mencapai 20% atau lebih, tertinggi di Asia.
  • Lima tuntutan dasar lainnya meliputi pembuatan Undang-Undang Transportasi Online/PERPPU dan regulasi tarif antar barang/makanan oleh pemerintah.
  • Pengemudi juga menuntut audit investigatif aplikator dan penghapusan sistem yang merugikan seperti program hemat.
  • Garda Indonesia mengancam akan melanjutkan aksi demo secara berjilid-jilid hingga Desember 2025 jika tuntutan tidak dipenuhi.

๐Ÿค Tanggapan Aplikator (Grab)

  • Grab Indonesia menghargai hak mitra pengemudi untuk menyampaikan aspirasi secara tertib.
  • Grab mendukung rencana pemerintah menaikkan tarif ojol karena sudah tiga tahun tidak ada penyesuaian.
  • Namun, Grab tidak setuju dengan tuntutan penurunan biaya aplikasi menjadi 10%.
  • Grab menyatakan komisi 20% saat ini mendukung berbagai aspek bisnis seperti layanan bantuan 24 jam, asuransi, fasilitas edukasi, dan program kesejahteraan.
  • Grab menekankan pentingnya kajian menyeluruh dan proporsional, serta menyatakan operasional bisnis tetap berjalan normal.

๐Ÿ›๏ธ Dinamika Internal & Pemerintah

  • Igun Wicaksono menyoroti kurangnya komunikasi dari Kementerian Perhubungan terkait pengajuan potongan tarif 10%.
  • Tidak ada tindak lanjut dari pemerintah terkait regulasi transportasi online meskipun sudah ada RDP dengan Komisi V DPR RI.
  • Terdapat silang pendapat di kalangan pengemudi ojol mengenai tuntutan potongan tarif.
  • Serikat Unit Reaksi (URC) menolak usulan potongan 10% karena khawatir akan mengurangi benefit lain seperti program swadaya, makan murah, dan sembako.

Apa itu 'Aksi Kebangkitan Jilid II Transportasi Online Nasional 217'?

keyboard_arrow_down

'Aksi Kebangkitan Jilid II Transportasi Online Nasional 217' adalah sebuah demonstrasi besar yang dilakukan oleh pengemudi ojek online (ojol) di Jakarta. Aksi ini merupakan kelanjutan dari demo sebelumnya yang telah dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2025 dan disertai dengan mogok massal. Tujuan utama dari aksi ini adalah untuk menyuarakan berbagai tuntutan terkait kesejahteraan dan regulasi kerja pengemudi ojol.

Kapan dan di mana 'Aksi Kebangkitan Jilid II' ini dilaksanakan?

keyboard_arrow_down

'Aksi Kebangkitan Jilid II' ini dilaksanakan di Jakarta, dengan lokasi utama di sekitar Jalan Medan Merdeka Selatan dan Istana Merdeka. Aksi ini merupakan lanjutan dari demonstrasi yang sebelumnya telah dilakukan pada tanggal 20 Mei 2025.

Siapa saja pihak yang terlibat dalam aksi demo pengemudi ojol ini?

keyboard_arrow_down

Pihak-pihak yang terlibat dalam aksi demo ini sangat beragam, mencakup:

  • Pengemudi ojek online (ojol): Diklaim melibatkan hingga 50.000 pengemudi dari berbagai platform.
  • Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia: Organisasi yang menjadi inisiator dan diwakili oleh Ketua Umumnya, Raden Igun Wicaksono.
  • Serikat Unit Reaksi (URC): Kelompok pengemudi ojol lain yang memiliki pandangan berbeda terkait salah satu tuntutan utama.
  • Pengguna transportasi online dan pelaku UMKM: Turut serta dalam aksi ini sebagai bentuk dukungan.
  • Aplikator: Seperti Grab Indonesia, yang memberikan tanggapan terhadap tuntutan pengemudi.
  • Pemerintah: Dalam hal ini Kementerian Perhubungan dan Komisi V DPR RI, yang menjadi sasaran tuntutan terkait regulasi.

Apa tuntutan utama para pengemudi ojol dalam aksi ini?

keyboard_arrow_down

Tuntutan utama dan paling krusial dari para pengemudi ojol dalam aksi ini adalah perubahan sistem bagi hasil antara pengemudi dan aplikator. Mereka menuntut agar sistem bagi hasil diubah menjadi 90% untuk pengemudi dan 10% untuk aplikator. Tuntutan ini disebut sebagai "harga mati" oleh Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menunjukkan betapa pentingnya hal ini bagi mereka.

Mengapa pengemudi menuntut perubahan sistem bagi hasil menjadi 90% untuk pengemudi dan 10% untuk aplikator?

keyboard_arrow_down

Pengemudi menuntut perubahan sistem bagi hasil menjadi 90% untuk pengemudi dan 10% untuk aplikator karena mereka mengklaim bahwa potongan tarif aplikasi di Indonesia saat ini mencapai 20% atau lebih. Angka ini dianggap sangat tinggi dan menjadi salah satu yang tertinggi di Asia, jauh di atas rata-rata potongan di negara-negara Asia lain yang berkisar antara 6-12%. Perbandingan ini menjadi dasar argumen mereka bahwa potongan yang berlaku saat ini sangat memberatkan dan mengurangi pendapatan pengemudi secara signifikan.

Selain bagi hasil, apa saja tuntutan lain yang diajukan oleh pengemudi ojol?

keyboard_arrow_down

Selain tuntutan utama mengenai bagi hasil, ada lima tuntutan dasar lain yang diajukan oleh pengemudi ojol, yaitu:

  • Pembuatan Undang-Undang Transportasi Online/PERPPU: Untuk memberikan payung hukum yang jelas dan melindungi hak-hak pengemudi.
  • Regulasi tarif antar barang dan makanan oleh pemerintah: Agar pemerintah menetapkan tarif yang adil untuk layanan pengiriman barang dan makanan, tidak hanya tarif penumpang.
  • Audit investigatif aplikator: Untuk memeriksa transparansi dan praktik bisnis aplikator yang diduga merugikan pengemudi.
  • Penghapusan sistem yang dianggap merugikan pengemudi: Termasuk program hemat yang dinilai mengurangi pendapatan pengemudi.

Bagaimana tanggapan aplikator, khususnya Grab Indonesia, terhadap tuntutan pengemudi?

keyboard_arrow_down

Grab Indonesia menghargai hak mitra pengemudi untuk menyampaikan aspirasi secara tertib. Mereka juga menyatakan dukungan terhadap rencana pemerintah untuk menaikkan tarif ojol, mengingat sudah tiga tahun tidak ada penyesuaian tarif. Namun, Grab tidak setuju dengan tuntutan penurunan biaya aplikasi menjadi 10%. Grab berargumen bahwa komisi 20% yang berlaku saat ini digunakan untuk mendukung berbagai aspek bisnis penting, seperti:

  • Layanan bantuan 24 jam
  • Asuransi bagi pengemudi
  • Fasilitas edukasi
  • Program kesejahteraan mitra

Grab menekankan pentingnya kajian menyeluruh dan proporsional dalam setiap perubahan kebijakan, serta menyatakan bahwa operasional bisnis mereka tetap berjalan normal meskipun ada aksi demo.

Apakah ada perbedaan pandangan di kalangan pengemudi ojol terkait tuntutan bagi hasil?

keyboard_arrow_down

Ya, terdapat silang pendapat di kalangan pengemudi ojol terkait tuntutan bagi hasil. Garda Indonesia, melalui Ketua Umumnya Raden Igun Wicaksono, bersikeras bahwa potongan 10% adalah "harga mati" dan merupakan tuntutan utama yang harus dipenuhi.

Namun, Serikat Unit Reaksi (URC) menolak usulan potongan 10% tersebut. Mereka khawatir bahwa penurunan potongan aplikator akan mengurangi benefit lain yang selama ini didapatkan pengemudi dari potongan 20%, seperti:

  • Program swadaya
  • Makan murah
  • Servis kendaraan
  • Bantuan sembako

Perbedaan pandangan ini menunjukkan kompleksitas isu dan prioritas yang berbeda di antara kelompok pengemudi ojol.

Bagaimana respons pemerintah terkait tuntutan dan regulasi transportasi online?

keyboard_arrow_down

Dari sisi pemerintah, Raden Igun Wicaksono dari Garda Indonesia menyoroti kurangnya komunikasi dari Kementerian Perhubungan terkait pengajuan potongan tarif 10%. Selain itu, ia juga menyatakan bahwa belum ada tindak lanjut yang konkret dari pemerintah terkait regulasi transportasi online, meskipun sudah ada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah belum memberikan respons atau tindakan yang memuaskan bagi para pengemudi ojol terkait tuntutan dan regulasi yang diharapkan.

Apa rencana selanjutnya dari para pengemudi ojol jika tuntutan mereka tidak dipenuhi?

keyboard_arrow_down

Jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, Garda Indonesia mengancam akan melanjutkan aksi demo secara berjilid-jilid di seluruh Indonesia. Ancaman ini menunjukkan keseriusan mereka dan bahwa aksi protes dapat terus berlanjut hingga Desember 2025. Hal ini mengindikasikan potensi konflik yang berkepanjangan antara pengemudi ojol dan pihak terkait jika tidak ada titik temu dalam negosiasi.

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.

Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!

Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.

Lamar sekarang