86 Orang, Mayoritas Anak, Meninggal Akibat Kelaparan di Gaza Akibat Blokade Israel

Langsung Tanya AI Gratis

Pertanyaan

image cover
schedule

Tanggal Publikasi

21 Jul 2025
account_circle
newspaper

Artikel Terkait

2 artikel

Akibat blokade Israel, 86 orang di Gaza, termasuk 76 anak-anak, meninggal karena kelaparan dan malnutrisi. Kementerian Kesehatan Gaza menyebutnya "pembantaian diam-diam" dan mendesak pembukaan perlintasan perbatasan untuk bantuan. WFP melaporkan hampir sepertiga penduduk Gaza kekurangan makanan, dengan ribuan anak menderita malnutrisi akut. Rumah sakit kewalahan dan kekurangan bahan bakar, sementara bantuan kemanusiaan terblokir.

🚨 Fakta Utama

  • Sebanyak 86 orang, termasuk 76 anak-anak dan 10 orang dewasa, telah meninggal dunia di Gaza akibat kelaparan dan malnutrisi.
  • Dalam 24 jam terakhir, 18 kematian baru dilaporkan, menunjukkan eskalasi krisis kemanusiaan yang parah.
  • Kementerian Kesehatan Gaza menyebut situasi ini sebagai "pembantaian diam-diam" yang disebabkan oleh blokade Israel.

👶 Dampak pada Anak-anak

  • Kasus kematian anak-anak yang disebutkan meliputi Razan Abu Zaher (4 tahun), bayi berusia 35 hari di RS al-Shifa, dan bayi Yahya Fadi Al-Najjar di RS Nasser, semuanya karena kekurangan gizi parah.
  • Sekitar satu juta anak di Gaza menderita kelaparan akut, menunjukkan skala krisis pangan yang meluas.
  • UNRWA mencatat sekitar 17.000 anak menderita malnutrisi akut, dengan 5.500 kasus di antaranya tergolong parah.

🏥 Krisis Kemanusiaan & Kesehatan

  • Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan bahwa hampir sepertiga penduduk Gaza mengalami kekurangan makanan.
  • Rumah sakit di Gaza kewalahan merawat pasien dengan kelelahan ekstrem dan penyakit terkait kelaparan, diperparah oleh kekurangan pasokan bahan bakar.
  • Staf medis dan pasien di sebagian besar rumah sakit belum makan selama 24 jam, mengancam operasional fasilitas kesehatan.
  • Bantuan kemanusiaan telah diblokir masuk sejak 2 Maret, meskipun stok yang cukup untuk tiga bulan tersedia, menurut Kepala UNRWA.

Apa yang sedang terjadi di Gaza terkait krisis pangan?

keyboard_arrow_down

Gaza sedang menghadapi krisis kelaparan dan malnutrisi yang sangat parah. Banyak penduduk, terutama anak-anak, meninggal dunia akibat kekurangan makanan dan gizi. Kementerian Kesehatan Gaza bahkan menyebut situasi ini sebagai "pembantaian diam-diam" karena banyaknya korban jiwa yang terus berjatuhan.

Berapa banyak korban jiwa akibat kelaparan dan malnutrisi di Gaza?

keyboard_arrow_down

Hingga saat ini, sebanyak 86 orang telah meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi di Gaza. Dari jumlah tersebut, 76 di antaranya adalah anak-anak dan 10 orang dewasa. Dalam 24 jam terakhir saja, dilaporkan ada 18 kematian baru.

Siapa saja kelompok yang paling terdampak oleh krisis ini?

keyboard_arrow_down

Kelompok yang paling parah terdampak oleh krisis ini adalah anak-anak. Dari total kematian yang dilaporkan, sebagian besar adalah anak-anak. Diperkirakan sekitar satu juta anak di Gaza menderita kelaparan akut, dan sekitar 17.000 anak menderita malnutrisi akut, dengan 5.500 kasus di antaranya tergolong parah menurut UNRWA.

Apa penyebab utama kelaparan dan malnutrisi yang meluas di Gaza?

keyboard_arrow_down

Penyebab utama kelaparan dan malnutrisi yang meluas di Gaza adalah blokade yang menghambat masuknya pasokan makanan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan lainnya. Akibat blokade ini, stok makanan dan kebutuhan dasar lainnya sangat terbatas, bahkan bantuan yang tersedia pun tidak dapat masuk.

Bagaimana kondisi rumah sakit di Gaza dalam menghadapi krisis ini?

keyboard_arrow_down

Kondisi rumah sakit di Gaza sangat memprihatinkan. Mereka kewalahan merawat pasien yang menderita kelelahan ekstrem dan penyakit terkait kelaparan. Selain itu, rumah sakit juga menghadapi kekurangan pasokan bahan bakar yang sangat menghambat operasional mereka. Bahkan, staf medis dan pasien di sebagian besar rumah sakit dilaporkan belum makan selama 24 jam, yang mengancam kemampuan fasilitas kesehatan untuk berfungsi.

Apa yang dimaksud dengan "pembantaian diam-diam" oleh Kementerian Kesehatan Gaza?

keyboard_arrow_down

Istilah "pembantaian diam-diam" digunakan oleh Kementerian Kesehatan Gaza untuk menggambarkan situasi di mana banyak orang, terutama anak-anak, meninggal dunia secara terus-menerus akibat kelaparan dan malnutrisi. Istilah ini menyoroti bahwa kematian-kematian ini terjadi tanpa banyak perhatian atau tindakan yang memadai dari dunia luar, seolah-olah terjadi secara senyap namun mematikan.

Organisasi apa saja yang telah menyuarakan peringatan tentang situasi ini?

keyboard_arrow_down

Beberapa organisasi yang telah menyuarakan peringatan tentang situasi ini antara lain:

  • Program Pangan Dunia (WFP): Memperingatkan bahwa hampir sepertiga penduduk Gaza mengalami kekurangan makanan.
  • UNRWA (Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina): Mencatat ribuan kasus malnutrisi akut yang parah di kalangan anak-anak dan menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan telah diblokir.
  • Kementerian Kesehatan Gaza: Secara langsung melaporkan jumlah kematian dan mendesak pembukaan perlintasan perbatasan.

Sejak kapan bantuan kemanusiaan diblokir masuk ke Gaza?

keyboard_arrow_down

Menurut Kepala UNRWA, bantuan kemanusiaan telah diblokir masuk ke Gaza sejak tanggal 2 Maret. Pemblokiran ini terjadi meskipun ada stok bantuan yang sebenarnya cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan penduduk selama tiga bulan.

Apa tuntutan utama untuk mengatasi krisis kelaparan di Gaza?

keyboard_arrow_down

Tuntutan utama untuk mengatasi krisis kelaparan di Gaza adalah pembukaan perlintasan perbatasan. Kementerian Kesehatan Gaza secara spesifik mendesak agar perlintasan perbatasan dibuka untuk memungkinkan masuknya makanan dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan oleh penduduk.

Apa dampak jangka panjang dari krisis kelaparan dan malnutrisi di Gaza?

keyboard_arrow_down

Dampak jangka panjang dari krisis kelaparan dan malnutrisi di Gaza sangat serius dan meluas:

  • Kesehatan Fisik: Anak-anak yang selamat akan menghadapi masalah kesehatan kronis, keterlambatan pertumbuhan, dan peningkatan kerentanan terhadap penyakit.
  • Perkembangan Kognitif: Kekurangan gizi parah pada usia dini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada perkembangan otak, mempengaruhi kemampuan belajar dan kognitif.
  • Trauma Psikologis: Pengalaman kelaparan dan kehilangan orang terkasih akan meninggalkan trauma psikologis yang mendalam bagi seluruh penduduk.
  • Kerusakan Infrastruktur: Sistem kesehatan dan sosial akan semakin rusak akibat tekanan ekstrem dan kurangnya sumber daya.
  • Hambatan Pembangunan: Krisis ini akan menghambat upaya pemulihan dan pembangunan kembali wilayah tersebut di masa depan, menciptakan siklus kemiskinan dan penderitaan yang berkepanjangan.

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.

Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!

Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.

Lamar sekarang