Prabowo Perintahkan Percepatan Produksi Kakao, Manfaatkan Harga Cokelat Global Melonjak

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan kakao. Potensi ini didukung oleh:

• Bentang alam yang mendukung: Kondisi geografis dan iklim Indonesia sangat cocok untuk budidaya kakao.
• Lahan yang luas: Tersedia lahan yang memadai untuk ekspansi perkebunan kakao.
• Pengalaman dalam pertanian: Indonesia memiliki sejarah panjang dan pengalaman dalam sektor pertanian, termasuk perkebunan.

Dengan potensi ini, Indonesia dapat menjadi salah satu produsen kakao terkemuka di dunia, terutama di tengah kondisi pasar global saat ini yang menguntungkan.

Untuk mencapai target percepatan produksi kakao, pemerintah berencana mengambil beberapa langkah strategis, yaitu:

• Percepatan pembibitan kakao: Memastikan ketersediaan bibit kakao unggul dalam jumlah yang cukup untuk penanaman baru dan penggantian tanaman.
• Peremajaan lahan pertanian kakao: Melakukan program peremajaan pada lahan-lahan kakao yang sudah tua atau tidak produktif. Ini melibatkan penggantian pohon kakao lama dengan bibit baru yang lebih produktif dan tahan penyakit.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kakao yang dihasilkan oleh petani di Indonesia.

Program peremajaan lahan pertanian kakao adalah inisiatif pemerintah untuk mengganti pohon kakao yang sudah tua, tidak produktif, atau terserang penyakit dengan bibit kakao baru yang lebih unggul dan sehat. Tujuan utama dari program ini adalah:

• Meningkatkan produktivitas: Pohon kakao baru diharapkan menghasilkan lebih banyak buah per hektar.
• Meningkatkan kualitas: Bibit unggul dapat menghasilkan biji kakao dengan kualitas yang lebih baik.
• Memperpanjang usia produktif perkebunan: Memastikan keberlanjutan produksi kakao dalam jangka panjang.
• Mengurangi risiko penyakit: Bibit baru seringkali lebih tahan terhadap hama dan penyakit yang umum menyerang kakao.

Program ini merupakan bagian integral dari strategi pemerintah untuk mempercepat produksi kakao nasional.

Inisiatif peremajaan kakao telah diintegrasikan ke dalam program yang sudah ada, yaitu program Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Integrasi ini menunjukkan bahwa pemerintah memanfaatkan struktur dan pengalaman yang sudah ada dalam pengelolaan dana perkebunan untuk mendukung pengembangan komoditas lain seperti kakao. Dengan demikian, BPDPKS akan berperan dalam mendukung pendanaan dan pelaksanaan program peremajaan kakao, mirip dengan bagaimana mereka mendukung peremajaan kelapa sawit.

Harga cokelat dunia menunjukkan volatilitas yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Saat ini, harga cokelat dunia berada di sekitar US$ 7 ribu per ton. Namun, harga ini sempat mencapai puncaknya di awal tahun, yaitu lebih dari US$ 11 ribu per ton. Fluktuasi harga ini mencerminkan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan global, serta dampak dari masalah produksi di negara-negara penghasil utama.

Percepatan produksi kakao memiliki potensi dampak jangka panjang yang signifikan bagi perekonomian Indonesia, antara lain:

• Peningkatan Devisa Negara: Dengan meningkatnya ekspor kakao, Indonesia akan mendapatkan lebih banyak devisa, yang dapat memperkuat cadangan devisa negara.
• Peningkatan Kesejahteraan Petani: Harga kakao yang tinggi dan peningkatan produktivitas akan secara langsung meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani kakao di seluruh Indonesia.
• Penguatan Posisi di Pasar Global: Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu produsen kakao utama dunia, memberikan pengaruh lebih besar dalam rantai pasok global.
• Diversifikasi Ekonomi: Meskipun fokus pada kakao, keberhasilan ini dapat mendorong diversifikasi ekonomi di sektor pertanian dan mengurangi ketergantungan pada komoditas tunggal.

Namun, keberlanjutan dampak ini juga akan bergantung pada faktor-faktor seperti stabilitas harga global, keberhasilan program peremajaan, dan kemampuan Indonesia dalam mengatasi tantangan hama dan penyakit di masa depan.