
Harga pangan global melonjak tajam akibat cuaca ekstrem, menurut studi Barcelona Supercomputer Center. Kenaikan signifikan terjadi pada kubis di Korea Selatan (70%), minyak zaitun di Eropa (50%), dan beras di Jepang (48%). Kondisi ini memicu inflasi dan berpotensi menimbulkan masalah politik serta sosial. Kegagalan mengatasi perubahan iklim akan memperburuk biaya hidup.
๐ Fakta Utama
- Harga berbagai bahan pangan global melonjak signifikan akibat cuaca ekstrem.
- Studi dari Barcelona Supercomputer Center menunjukkan bahwa suhu tinggi berdampak pada biaya produksi pangan di 18 negara.
- Penelitian ini menegaskan bahwa cuaca ekstrem memperburuk harga pangan dunia secara keseluruhan.
๐ Dampak Kenaikan Harga Pangan
- Harga kubis di Korea Selatan naik 70% pada September lalu setelah cuaca panas ekstrem di bulan Agustus.
- Minyak zaitun di Eropa mengalami kenaikan harga 50% pada Januari 2024 karena kekeringan di Italia dan Spanyol.
- Di Jepang, harga beras naik 48% pada September 2024 akibat kekeringan yang melanda.
โ ๏ธ Konsekuensi Perubahan Iklim
- Kenaikan harga pangan akibat cuaca ekstrem memicu inflasi secara global.
- Situasi ini berpotensi menyebabkan masalah politik dan sosial di berbagai negara.
- Seorang profesor ekologi populasi memperingatkan bahwa kegagalan mengatasi perubahan iklim akan meningkatkan biaya kebutuhan hidup.
Apa penyebab utama kenaikan harga pangan global saat ini?
Penyebab utama kenaikan harga berbagai bahan pangan global adalah cuaca ekstrem. Kondisi seperti suhu tinggi dan kekeringan yang berkepanjangan secara signifikan memengaruhi produksi dan pasokan pangan di seluruh dunia.
Bagaimana cuaca ekstrem dapat memengaruhi harga pangan?
Cuaca ekstrem memengaruhi harga pangan dengan cara meningkatkan biaya produksi. Suhu tinggi dan kekeringan dapat merusak tanaman, mengurangi hasil panen, dan memerlukan sumber daya tambahan seperti irigasi yang lebih intensif. Hal ini pada akhirnya menaikkan biaya operasional bagi petani dan produsen, yang kemudian diteruskan ke konsumen dalam bentuk harga jual yang lebih tinggi.
Negara mana saja yang disebutkan terdampak kenaikan harga pangan akibat cuaca ekstrem?
Sebuah studi dari Barcelona Supercomputer Center menunjukkan bahwa suhu tinggi berdampak pada biaya produksi pangan di 18 negara. Contoh spesifik yang disebutkan dalam laporan meliputi:
- Korea Selatan: Harga kubis melonjak.
- Eropa: Harga minyak zaitun naik, khususnya di negara produsen seperti Italia dan Spanyol.
- Jepang: Harga beras mengalami kenaikan.
Berapa persentase kenaikan harga beberapa komoditas pangan yang disebutkan?
Beberapa komoditas pangan yang disebutkan mengalami kenaikan harga signifikan adalah:
- Kubis di Korea Selatan: Naik 70% pada September lalu, setelah cuaca panas ekstrem di bulan Agustus.
- Minyak zaitun di Eropa: Mengalami kenaikan harga 50% pada Januari 2024.
- Beras di Jepang: Naik 48% pada September 2024.
Kapan dan di mana kenaikan harga minyak zaitun terjadi, serta apa penyebabnya?
Kenaikan harga minyak zaitun sebesar 50% terjadi di Eropa pada Januari 2024. Penyebab utamanya adalah kekeringan parah yang melanda negara-negara produsen utama seperti Italia dan Spanyol, yang sangat memengaruhi produksi zaitun.
Siapa yang melakukan studi tentang dampak suhu tinggi pada biaya produksi pangan?
Studi yang menyoroti dampak suhu tinggi pada biaya produksi pangan dilakukan oleh Barcelona Supercomputer Center. Penelitian ini secara spesifik menganalisis bagaimana kondisi cuaca ekstrem memengaruhi sektor pertanian di 18 negara.
Apa saja dampak yang lebih luas dari kenaikan harga pangan global ini?
Dampak yang lebih luas dari kenaikan harga pangan global ini sangat signifikan. Selain memicu inflasi yang membebani daya beli masyarakat, kondisi ini juga berpotensi menyebabkan masalah politik dan sosial. Kenaikan biaya kebutuhan hidup secara keseluruhan dapat memicu ketidakpuasan dan ketidakstabilan di berbagai negara.
Apa peringatan dari para ahli mengenai hubungan antara perubahan iklim dan biaya hidup?
Seorang profesor ekologi populasi dari Universitas Leeds memperingatkan bahwa kegagalan dalam mengatasi perubahan iklim akan secara signifikan meningkatkan biaya kebutuhan hidup. Ini menunjukkan bahwa dampak cuaca ekstrem terhadap harga pangan hanyalah salah satu aspek dari masalah yang lebih besar yang akan memengaruhi ekonomi rumah tangga secara global jika perubahan iklim tidak ditangani dengan serius.
Masih Seputar ekonomi
Demo Ojol Nasional Tuntut Bagi Hasil 90:10, Klaim Komisi Tertinggi Asia
sekitar 3 jam yang lalu

Pemerintah dan DPR Sepakati RAPBN 2026: Belanja Naik, Program Prioritas Prabowo Digenjot
sekitar 3 jam yang lalu

RI-AS Sepakati Perjanjian Dagang Rp368 Triliun, Hambatan Non-Tarif Dihapus
sekitar 3 jam yang lalu

Harga Pangan 23 Juli: Bapanas Laporkan Cabai dan Bawang Turun, Beras dan Daging Ayam Naik
sekitar 4 jam yang lalu

Garuda Rencanakan Beli 50 Boeing: Status DP dan Negosiasi Tarif RI-AS Berlanjut
sekitar 7 jam yang lalu

Prabowo Ancam Sita Aset Pengoplos Beras, Negara Rugi Rp 100 Triliun per Tahun
sekitar 7 jam yang lalu

Harga Beras Naik 4,17%, APPSI Desak Bulog Segera Salurkan SPHP
sekitar 7 jam yang lalu

Kemnaker Pangkas 1,35 Juta Penerima BSU, Anggaran Sisa Dikembalikan
sekitar 7 jam yang lalu

Harga Emas Antam dan Dunia Melonjak Tajam, Dipicu Gejolak Ekonomi Global
sekitar 10 jam yang lalu

Tarif Resiprokal RI-AS: Optimisme Kemenkeu Kontra Kekhawatiran Indef
sekitar 10 jam yang lalu

Kemnaker Batalkan BSU Rp 600 Ribu untuk 1,35 Juta Pekerja, Ini Alasannya
sekitar 10 jam yang lalu

Berita Terbaru

Pemerintah Siapkan Regulasi AI, Tangkal Bahaya Teknologi pada Anak

Huawei Luncurkan Pura 80 Series dan Matepad 11.5 di Asia Tenggara, Siap ke Indonesia

Keterampilan Tinju Peserta Seleknas Menpora 2025 Dinilai Kurang Akibat Minim Kompetisi

Paret-Peintre Menangi Etape Mont Ventoux Tour de France 2025, Van der Poel Mundur Akibat Pneumonia

SMAN 10 Depok Terapkan Maksimal 46 Siswa Per Kelas, Orang Tua Mundur
Trending

Prabowo Resmikan 80 Ribu Koperasi Desa Merah Putih, Pangkas Rantai Pasok dan Perkuat Ekonomi Rakyat

Indonesia vs Thailand di Semifinal Piala AFF U-23: Jadwal dan Tiket Tersedia

Ozzy Osbourne, Vokalis Black Sabbath, Meninggal Dunia di Usia 76 Tahun Usai Konser Reuni

Angga Sasongko Garap Film "Perang Jawa", Gandeng Sejarawan Peter Carey

Pacquiao Imbang Lawan Barrios di Usia 46, Gelar Welter WBC Bertahan, Rematch Mengemuka
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.