Harga Emas Antam dan Dunia Melonjak Tajam, Dipicu Gejolak Ekonomi Global

Kenaikan harga emas batangan Antam dipengaruhi oleh beberapa faktor global dan domestik. Meskipun tidak dijelaskan secara spesifik untuk Antam, pergerakan harga emas secara umum sangat dipengaruhi oleh:

• Kebijakan Suku Bunga AS: Pasar global, termasuk harga emas, sangat sensitif terhadap keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed) di Amerika Serikat. Spekulasi atau kepastian mengenai pemangkasan suku bunga dapat membuat dolar AS melemah dan emas menguat.
• Inflasi Global: Emas sering dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi tinggi, nilai mata uang cenderung menurun, sehingga investor beralih ke emas untuk menjaga daya beli aset mereka.
• Nilai Tukar Dolar AS: Karena harga emas dunia sebagian besar diperdagangkan dalam dolar AS, pelemahan dolar AS akan membuat emas lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga meningkatkan permintaan dan mendorong harga naik.

Pada 22 Juli 2025, harga emas perhiasan dari berbagai kadar (10-24 karat) juga mengalami kenaikan. Sebagai contoh, harga emas perhiasan 24 karat mencapai Rp1.786.566 per gram. Namun, perlu dicatat bahwa sehari sebelumnya, pada 21 Juli 2025, harga emas perhiasan dilaporkan turun, dengan emas 24 karat dibanderol sekitar Rp1,7 jutaan per gram. Ini menunjukkan volatilitas harga emas perhiasan yang juga mengikuti tren pasar emas secara umum.

Pada 22 Juli 2025, harga emas dunia melonjak signifikan, naik lebih dari 1% dan mencapai level tertinggi dalam lima pekan terakhir.

• Emas Spot: Naik 1,3% menjadi $3.394,23 per ons.
• Emas Berjangka AS: Naik 1,4% menjadi $3.406,40 per ons.

Kenaikan ini menunjukkan sentimen positif yang kuat di pasar emas global pada tanggal tersebut.

Kenaikan harga emas dunia didorong oleh kombinasi beberapa faktor makroekonomi dan geopolitik:

• Pelemahan Dolar AS: Dolar AS yang melemah membuat emas lebih terjangkau bagi investor yang memegang mata uang lain, sehingga meningkatkan permintaan.
• Penurunan Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS: Ketika imbal hasil obligasi menurun, daya tarik investasi pada obligasi berkurang, mendorong investor mencari aset alternatif seperti emas.
• Ketidakpastian Global: Menjelang tenggat waktu kesepakatan dagang AS pada 1 Agustus 2025, ketidakpastian meningkat, mendorong investor mencari aset aman.
• Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed: Pasar memperkirakan potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada September 2025, yang cenderung melemahkan dolar dan mendukung harga emas.
• Ketegangan Politik dan Geopolitik: Polemik pemakzulan Jerome Powell, pertumbuhan utang AS akibat UU Pembaruan Tarif, penetapan tarif tambahan oleh Presiden Trump terhadap negara-negara BRICS dan Brazil, sanksi ekonomi Eropa terhadap Rusia, konflik di Timur Tengah (Israel-Hamas), dan perang Rusia-Ukraina semuanya meningkatkan ketidakpastian global, mendorong minat investor ke emas sebagai aset lindung nilai.

Harga emas dunia diperkirakan akan terus menguat dalam waktu dekat dan berpotensi menembus level $3.400 per ons dalam sepekan mendatang. Secara teknikal, tren bullish pada XAU/USD (pasangan emas/dolar AS) diperkirakan akan menguat, dengan potensi mencapai $3.364. Prospek positif ini didukung oleh berlanjutnya ketidakpastian global dan ekspektasi kebijakan moneter yang akomodatif.

Ya, transaksi emas batangan dikenakan pajak:

• Pembelian Emas Batangan: Dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22. Tarifnya adalah 0,9%. Namun, jika pembeli menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), tarif PPh 22 bisa lebih rendah, yaitu 0,25% atau 0,45% (tergantung ketentuan yang berlaku).
• Penjualan Kembali (Buyback) Emas Batangan: Jika nilai penjualan kembali ke Antam melebihi Rp10 juta, akan dikenakan PPh Pasal 22. Tarifnya adalah 1,5% untuk pemegang NPWP dan 3% untuk non-NPWP.

Pajak ini penting untuk diperhitungkan dalam perhitungan keuntungan investasi emas.

Emas dianggap sebagai aset lindung nilai (safe haven asset) yang sangat menarik bagi investor karena beberapa alasan:

• Tahan Terhadap Inflasi: Emas cenderung mempertahankan nilainya atau bahkan meningkat saat terjadi inflasi, berbeda dengan mata uang fiat yang nilainya bisa tergerus.
• Tahan Terhadap Krisis: Dalam kondisi ketidakpastian ekonomi atau geopolitik, emas seringkali menjadi pilihan utama investor untuk melindungi kekayaan mereka karena dianggap lebih stabil dibandingkan aset lain.
• Diversifikasi Portofolio: Menambahkan emas ke dalam portofolio investasi dapat membantu mengurangi risiko keseluruhan karena pergerakan harganya seringkali tidak berkorelasi langsung dengan aset lain seperti saham atau obligasi.

Kenaikan harga emas dapat menjadi momentum bagi investor untuk mempertimbangkan akumulasi atau menambah tabungan emas mereka.

Meskipun emas perhiasan juga mengandung emas murni, ada beberapa pertimbangan khusus jika ingin menjadikannya sebagai investasi:

• Biaya Pembuatan: Emas perhiasan memiliki biaya pembuatan (ongkos) yang cukup tinggi, yang tidak akan kembali saat dijual. Ini mengurangi nilai investasi dibandingkan emas batangan.
• Kualitas Logam: Pastikan untuk memahami kadar emas (misalnya 10K, 18K, 24K) karena ini memengaruhi kandungan emas murni dan harganya. Emas perhiasan seringkali dicampur dengan logam lain untuk kekuatan dan desain.
• Kebutuhan Jangka Panjang: Emas perhiasan lebih cocok untuk tujuan penggunaan pribadi atau sebagai aset yang bisa dipakai. Jika tujuan utamanya adalah investasi murni dengan harapan keuntungan maksimal, emas batangan atau koin emas biasanya lebih disarankan karena kemurnian dan likuiditasnya.

Konsumen disarankan untuk memperhatikan faktor-faktor ini sebelum memutuskan membeli emas perhiasan sebagai bentuk investasi.