Ribuan Demonstran Tuntut PM Thailand Paetongtarn Mundur Akibat Skandal Percakapan Bocor

Pemicu utama kemarahan publik dan demonstrasi adalah bocornya percakapan telepon antara Paetongtarn dengan mantan pemimpin Kamboja, Hun Sen. Dalam rekaman tersebut, Paetongtarn diduga mengkritik militer Thailand, bahkan menyebut seorang petinggi militer sebagai "musuh" dan meminta Hun Sen untuk tidak mendengarkannya.

Para demonstran menuduh Paetongtarn "tunduk" pada Kamboja dan melemahkan militer Thailand akibat isi percakapan telepon yang bocor tersebut.

Kontroversi ini menyebabkan Partai Bhumjaithai, yang merupakan mitra koalisi terbesar kedua dalam pemerintahan, menarik dukungannya. Penarikan dukungan ini didasari oleh kekhawatiran akan kedaulatan Thailand, dan tindakan tersebut hampir meruntuhkan pemerintahan koalisi.

Paetongtarn Shinawatra kini menghadapi beberapa ancaman hukum dan politik, antara lain:

• Mosi tidak percaya: Ia menghadapi ancaman mosi tidak percaya dari parlemen.
• Penyelidikan hukum: Ia juga menghadapi penyelidikan hukum oleh Mahkamah Konstitusi dan badan antikorupsi.

Penyelidikan ini terkait tuduhan ketidakprofesionalan, yang berpotensi berujung pada pemecatannya dari jabatan Perdana Menteri.

Paetongtarn Shinawatra menolak untuk mundur dari jabatannya. Ia menyatakan tidak khawatir dengan tuntutan tersebut dan mengklaim bahwa pernyataannya dalam percakapan telepon bertujuan untuk meredakan ketegangan antara Thailand dan Kamboja.

Aksi protes ini berpusat di Monumen Kemenangan di Bangkok. Diperkirakan ada sekitar 17.000 pengunjuk rasa yang menghadiri demonstrasi tersebut.

Krisis politik yang sedang berlangsung ini memperburuk kondisi ekonomi Thailand. Ekonomi negara tersebut memang sudah dalam tekanan, dan ketidakstabilan politik menambah beban pada situasi ekonomi.