Prabowo Prihatin Sampah Bantar Gebang Setinggi 20 Lantai, Pemerintah Percepat PSEL

Langsung Tanya AI Gratis

Pertanyaan

image cover
schedule

Tanggal Publikasi

26 Jul 2025
account_circle
newspaper

Artikel Terkait

1 artikel

Menko Pangan Zulkifli Hasan menyatakan Presiden Prabowo prihatin dengan masalah sampah di Indonesia, terutama di Bantar Gebang yang setara gedung 20 lantai. Pemerintah berencana mengatasi masalah ini dalam dua tahun melalui program waste to energy (PSEL). Pembangunan fasilitas PSEL terkendala birokrasi, namun pemerintah sedang memfinalisasi regulasi baru untuk menyederhanakannya dan mempercepat penanganan sampah. Bantar Gebang menampung 7.000 - 7.800 ton sampah setiap hari.

๐Ÿ—‘๏ธ Fakta Utama Sampah

  • Presiden Prabowo Subianto menyatakan keprihatinan mendalam terhadap masalah sampah di Indonesia, khususnya di Bantar Gebang.
  • Tumpukan sampah di Bantar Gebang telah mencapai ketinggian yang setara dengan gedung 20 lantai.
  • Pemerintah menargetkan penanganan masalah sampah ini dalam dua tahun melalui program waste to energy (PSEL).

๐Ÿ›๏ธ Respons Pemerintah

  • Pemerintah berencana mengatasi tumpukan sampah raksasa dengan memanfaatkan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PSEL).
  • Saat ini, pemerintah sedang memfinalisasi regulasi baru untuk menyederhanakan birokrasi terkait proyek PSEL.
  • Regulasi baru diharapkan dapat mempercepat penanganan sampah berskala besar menggunakan teknologi waste to energy.

๐Ÿšง Tantangan Implementasi

  • Pembangunan fasilitas PSEL menghadapi kendala birokrasi yang rumit, meskipun banyak pihak menunjukkan minat.
  • Proses perizinan yang berbelit-belit menjadi penghambat utama dalam pengembangan proyek waste to energy.
  • Meskipun ada minat investor, kompleksitas regulasi menghambat realisasi proyek penanganan sampah.

๐Ÿ“ Detail Bantar Gebang

  • Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang memiliki luas 110 hektar.
  • TPST ini menampung sekitar 7.000 hingga 7.800 ton sampah setiap hari.
  • Sampah yang masuk ke Bantar Gebang berasal dari wilayah Jakarta dan sebagian Bekasi.

Apa masalah utama terkait sampah yang menjadi perhatian pemerintah?

keyboard_arrow_down

Masalah utama yang menjadi perhatian pemerintah adalah penumpukan sampah yang sangat besar, khususnya di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi. Ketinggian tumpukan sampah di sana bahkan disebut setara dengan gedung 20 lantai, menunjukkan skala krisis pengelolaan sampah yang mendesak untuk ditangani.

Siapa saja pihak yang menyoroti masalah sampah ini?

keyboard_arrow_down

Pihak yang menyoroti masalah sampah ini adalah Presiden Prabowo Subianto, yang menyatakan keprihatinannya kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Pangan) Zulkifli Hasan. Menko Zulkifli Hasan sendiri juga menyoroti masalah ini, terutama terkait kendala birokrasi dalam penanganannya.

Di mana lokasi penumpukan sampah yang disoroti?

keyboard_arrow_down

Lokasi penumpukan sampah yang disoroti secara spesifik adalah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang di Bekasi. TPST ini merupakan fasilitas pengolahan sampah utama yang melayani wilayah Jakarta dan sebagian Bekasi.

Berapa banyak sampah yang ditampung di TPST Bantar Gebang setiap harinya?

keyboard_arrow_down

TPST Bantar Gebang memiliki luas sekitar 110 hektar dan menampung volume sampah yang sangat besar setiap harinya. Rata-rata, TPST ini menerima antara 7.000 hingga 7.800 ton sampah setiap hari, yang sebagian besar berasal dari wilayah Jakarta dan sebagian kecil dari Bekasi.

Apa solusi yang diusulkan pemerintah untuk mengatasi masalah sampah?

keyboard_arrow_down

Pemerintah berencana mengatasi masalah penumpukan sampah ini melalui implementasi program Waste to Energy (PSEL). Program ini bertujuan untuk mengubah sampah menjadi sumber energi, seperti listrik, sehingga dapat mengurangi volume sampah secara signifikan sekaligus menghasilkan manfaat energi.

Apa itu teknologi Waste to Energy (PSEL)?

keyboard_arrow_down

Waste to Energy (PSEL) adalah teknologi pengolahan sampah yang mengubah limbah padat menjadi bentuk energi yang dapat dimanfaatkan. Proses ini biasanya melibatkan pembakaran sampah pada suhu tinggi untuk menghasilkan uap, yang kemudian digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik. Teknologi ini dianggap sebagai solusi jangka panjang untuk mengurangi volume sampah di tempat pembuangan akhir dan sekaligus menyediakan sumber energi alternatif.

Apa kendala utama dalam pembangunan fasilitas PSEL?

keyboard_arrow_down

Kendala utama dalam pembangunan fasilitas PSEL adalah birokrasi yang rumit. Meskipun banyak pihak swasta menunjukkan minat untuk berinvestasi dalam proyek-proyek PSEL, proses perizinan dan regulasi yang kompleks serta berbelit-belit menghambat percepatan pembangunan dan operasional fasilitas tersebut.

Bagaimana pemerintah berencana mengatasi kendala birokrasi untuk PSEL?

keyboard_arrow_down

Untuk mengatasi kendala birokrasi, pemerintah sedang dalam tahap finalisasi regulasi baru. Regulasi ini diharapkan dapat menyederhanakan proses perizinan dan prosedur yang ada, sehingga mempercepat pembangunan dan implementasi proyek-proyek PSEL berskala besar di seluruh Indonesia.

Berapa lama target waktu pemerintah untuk mengatasi masalah sampah ini?

keyboard_arrow_down

Pemerintah menargetkan untuk mengatasi masalah sampah, khususnya melalui program Waste to Energy (PSEL), dalam waktu dua tahun. Target ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk segera menemukan solusi efektif dan berkelanjutan terhadap masalah pengelolaan sampah di Indonesia.

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.

Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!

Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.

Lamar sekarang