AS Keluar dari UNESCO: China Menyayangkan, Israel Menyambut Baik Keputusan Trump

Langsung Tanya AI Gratis

Pertanyaan

image cover
schedule

Tanggal Publikasi

24 Jul 2025
account_circle
newspaper

Artikel Terkait

3 artikel

AS kembali keluar dari UNESCO di bawah kepemimpinan Donald Trump, dengan alasan bias terhadap Israel dan promosi agenda yang memecah belah. Gedung Putih menuduh UNESCO menganut paham "woke" dan mendukung agenda globalis yang bertentangan dengan kebijakan "America First". China menyayangkan keputusan AS, sementara Israel menyambut baik. Kepala UNESCO menyesalkan keputusan tersebut, namun menyatakan organisasi siap menghadapinya. Dampak keluarnya AS diperkirakan terbatas pada program yang didanai AS.

๐Ÿ›๏ธ Keputusan Utama AS

  • Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump memutuskan keluar dari UNESCO untuk kedua kalinya.
  • Keputusan ini didasari oleh penilaian AS bahwa UNESCO bias terhadap Israel dan mempromosikan tujuan yang memecah belah.
  • Gedung Putih menuduh UNESCO menganut paham "woke" dan mendukung agenda ideologis globalis yang bertentangan dengan kebijakan "America First".
  • Penerimaan Palestina sebagai anggota UNESCO dianggap AS sebagai hal yang problematik dan anti-Israel.

๐Ÿ‡บ๐Ÿ‡ธ Motivasi Kebijakan AS

  • Juru bicara Departemen Luar Negeri, Tammy Bruce, menyoroti fokus UNESCO yang berlebihan pada Sustainable Development Goals (SDGs) PBB sebagai agenda globalis.
  • Bruce menganggap agenda SDGs bertentangan dengan kebijakan luar negeri AS dan kebijakan "America First".
  • Juru bicara Gedung Putih, Anna Kelly, menegaskan bahwa Trump selalu mengutamakan Amerika dan memastikan keanggotaan di organisasi internasional sejalan dengan kepentingan nasional.

๐ŸŒ Tanggapan Global

  • China menyayangkan tindakan AS, menyebutnya bukan tindakan negara bertanggung jawab, dan mendesak komitmen pada multilateralisme.
  • Israel menyambut baik langkah AS, dengan Menteri Luar Negeri Gideon Saar menyebutnya "langkah yang diperlukan" untuk memajukan keadilan.
  • Kepala UNESCO, Audrey Azoulay, menyatakan penyesalannya namun menyatakan organisasi tersebut telah bersiap menghadapi keputusan AS.
  • Keluarnya AS diperkirakan akan berdampak terbatas pada program-program yang didanai AS.

Apa keputusan utama Amerika Serikat terkait UNESCO?

keyboard_arrow_down

Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump memutuskan untuk keluar dari UNESCO. Ini merupakan kali kedua AS mengambil keputusan serupa.

Mengapa Amerika Serikat memutuskan untuk keluar dari UNESCO?

keyboard_arrow_down

Keputusan AS untuk keluar dari UNESCO didasari oleh beberapa penilaian utama. Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS menilai bahwa UNESCO bias terhadap Israel, mempromosikan tujuan yang memecah belah, serta mendukung gerakan budaya dan sosial yang tidak sejalan dengan kebijakan Amerika. Selain itu, UNESCO juga dianggap menganut paham "woke" dan mendukung agenda ideologis globalis yang bertentangan dengan kebijakan "America First" AS.

Apakah ini pertama kalinya Amerika Serikat keluar dari UNESCO?

keyboard_arrow_down

Tidak, ini bukan pertama kalinya Amerika Serikat keluar dari UNESCO. Teks menyebutkan bahwa ini adalah kali kedua AS memutuskan untuk keluar dari organisasi tersebut.

Apa saja tuduhan spesifik Amerika Serikat terhadap UNESCO?

keyboard_arrow_down

Tuduhan spesifik Amerika Serikat terhadap UNESCO meliputi:

  • Bias terhadap Israel: AS menilai UNESCO tidak adil dalam perlakuannya terhadap Israel.
  • Mempromosikan tujuan yang memecah belah: UNESCO dianggap mendukung agenda yang tidak menyatukan.
  • Mendukung gerakan budaya dan sosial yang tidak sejalan: Gerakan-gerakan ini dianggap bertentangan dengan kebijakan AS.
  • Menganut paham "woke": Istilah ini digunakan oleh Gedung Putih untuk menggambarkan pandangan UNESCO.
  • Mendukung agenda ideologis globalis: Departemen Luar Negeri AS menuduh UNESCO mendukung agenda yang bertentangan dengan kebijakan "America First".
  • Fokus berlebihan pada Sustainable Development Goals (SDGs) PBB: Juru bicara Departemen Luar Negeri, Tammy Bruce, secara spesifik menyoroti SDGs sebagai agenda globalis dan ideologis yang bertentangan dengan kebijakan luar negeri AS.

Bagaimana pandangan Amerika Serikat terhadap keanggotaan Palestina di UNESCO?

keyboard_arrow_down

Amerika Serikat menganggap penerimaan Palestina sebagai anggota UNESCO sebagai hal yang problematik dan anti-Israel. Ini menjadi salah satu alasan utama yang disebutkan oleh Departemen Luar Negeri AS dalam keputusannya untuk keluar.

Bagaimana reaksi negara lain dan UNESCO terhadap keputusan ini?

keyboard_arrow_down

Reaksi terhadap keputusan AS bervariasi:

  • China: Menyatakan penyesalan dan menyebut tindakan AS bukan tindakan negara yang bertanggung jawab. China mendesak semua negara untuk menegaskan komitmen pada multilateralisme.
  • Israel: Menyambut baik langkah AS. Menteri Luar Negeri Gideon Saar menyebutnya sebagai "langkah yang diperlukan" untuk memajukan keadilan dan hak Israel atas perlakuan yang adil di PBB.
  • UNESCO: Kepala UNESCO, Audrey Azoulay, menyatakan penyesalannya atas keputusan AS namun menegaskan bahwa organisasi tersebut telah bersiap menghadapinya.

Apa dampak keluarnya Amerika Serikat terhadap program-program UNESCO?

keyboard_arrow_down

Keluarnya Amerika Serikat diperkirakan akan berdampak terbatas pada program-program yang didanai AS. Ini menunjukkan bahwa UNESCO telah mengantisipasi dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan ini.

Siapa saja pihak yang memberikan pernyataan terkait keputusan ini?

keyboard_arrow_down

Pihak-pihak yang memberikan pernyataan terkait keputusan AS keluar dari UNESCO meliputi:

  • Presiden Donald Trump (melalui kepemimpinannya)
  • Gedung Putih (melalui juru bicara Anna Kelly)
  • Departemen Luar Negeri AS (melalui juru bicara Tammy Bruce)
  • China (melalui pernyataan resmi)
  • Israel (melalui Menteri Luar Negeri Gideon Saar)
  • UNESCO (melalui Kepala UNESCO Audrey Azoulay)

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.

Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!

Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.

Lamar sekarang