Trump Bocorkan Poin Perjanjian Dagang AS-Indonesia, Termasuk Transfer Data Pribadi

Dalam bocoran perjanjian dagang ini, Indonesia disebutkan memiliki beberapa komitmen penting, yaitu:

• Penghapusan batas tarif HTS terhadap "barang tak berwujud".
• Penundaan persyaratan deklarasi impor.
• Pernyataan dukungan terhadap moratorium bea cukai atas transmisi elektronik di WTO (Organisasi Perdagangan Dunia).
• Pemberian kepastian mengenai kemampuan transfer data pribadi ke AS, dengan alasan AS dianggap menyediakan perlindungan data pribadi yang memadai sesuai hukum Indonesia.

Dalam konteks perjanjian dagang ini, "barang tak berwujud" merujuk pada produk atau layanan yang tidak memiliki bentuk fisik, melainkan bersifat digital. Contohnya bisa berupa perangkat lunak, musik digital, film, e-book, atau layanan berbasis internet. Komitmen Indonesia untuk menghapus batas tarif HTS (Harmonized Tariff Schedule) terhadap barang-barang ini menunjukkan upaya untuk memfasilitasi perdagangan digital lintas batas.

Isu transfer data pribadi ke AS menjadi poin krusial karena menyangkut perlindungan dan kedaulatan data warga negara. Dalam bocoran perjanjian, Indonesia berkomitmen untuk memberikan kepastian mengenai kemampuan transfer data pribadi ke AS. Alasan yang disebutkan adalah bahwa AS dianggap menyediakan perlindungan data pribadi yang memadai sesuai dengan hukum Indonesia. Poin ini penting untuk memfasilitasi layanan digital dan investasi yang memerlukan aliran data lintas negara, namun juga menimbulkan pertanyaan mengenai standar perlindungan data yang berlaku.

Indonesia menyatakan dukungan terhadap moratorium bea cukai atas transmisi elektronik di WTO. Moratorium ini berarti negara-negara anggota WTO sepakat untuk tidak mengenakan bea cukai atau tarif pada transmisi elektronik, seperti data, perangkat lunak, atau layanan digital yang dikirimkan melalui internet. Dukungan Indonesia terhadap moratorium ini menunjukkan komitmen untuk memfasilitasi perdagangan digital dan mengurangi hambatan dalam aliran informasi dan layanan digital global.

Selain poin-poin kerja sama, Presiden AS Donald Trump juga sempat membocorkan adanya tarif sebesar 19 persen untuk barang-barang ekspor Indonesia yang masuk ke AS. Tarif ini disebutkan sebagai bagian dari kesepakatan dagang yang sedang dibahas.

Hingga saat ini, Pemerintah Indonesia belum memberikan respons resmi terkait bocoran poin-poin perjanjian dagang yang disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump. Publik masih menantikan konfirmasi atau klarifikasi dari pihak berwenang Indonesia mengenai detail dan status kesepakatan ini.