
Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk tahun 2026 beserta asumsi makro yang mendasarinya tengah menjadi fokus pembahasan berbagai pihak. Proses ini melibatkan proyeksi terhadap berbagai indikator ekonomi penting seperti defisit anggaran, pertumbuhan ekonomi, serta strategi kebijakan fiskal yang akan diterapkan. Masukan dari berbagai lembaga negara, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), turut menjadi pertimbangan dalam perumusan kebijakan ini.
Rangkuman Berita Utama APBN 2026
Berikut adalah poin-poin penting dari berbagai sumber berita mengenai Rancangan APBN 2026 dan asumsi makro yang mendasarinya:
-
Rancangan Defisit APBN 2026
- Kementerian Keuangan merancang defisit APBN 2026 pada rentang 2,48% hingga 2,53% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
- Defisit tersebut direncanakan akan dibiayai melalui utang.
- Kebijakan fiskal akan tetap bersifat ekspansif, terarah, dan terukur untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keberlanjutan fiskal.
- Pemerintah juga akan menjaga pembiayaan fiskal secara inovatif dan mendorong efektivitas pembiayaan investasi dengan memberdayakan peran BUMN, BLU, dan SMV, serta memanfaatkan SAL dan skema KPBU.
-
Catatan DPR terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026
- Perlunya koreksi terhadap praktik tarif perdagangan global.
- Penanganan terhadap penurunan penerimaan pajak menjadi perhatian.
- Akselerasi program ketahanan pangan dan energi.
- Revitalisasi sektor industri untuk mencegah deindustrialisasi.
- Penekanan pada pentingnya target pendapatan negara yang realistis, serta upaya untuk meningkatkan lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan sosial.
-
Perbedaan Target Pertumbuhan Ekonomi 2026
- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menetapkan target pertumbuhan ekonomi pada rentang 5,2%—5,8%.
- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada rentang 5,8%—6,4%.
- Perbedaan ini dianggap wajar, dan Kemenkeu terbuka untuk perbaikan asumsi makro dalam KEM-PPKF 2026.
Informasi di atas merangkum pandangan awal dan proyeksi terkait APBN 2026 yang akan terus berkembang seiring dengan pembahasan lebih lanjut.
Aspek Kunci dan Proyeksi Ekonomi
Beberapa aspek krusial yang menjadi fokus dalam perancangan APBN 2026 meliputi:
-
1Target Defisit AnggaranDefisit APBN 2026 direncanakan berada di kisaran 2,48% hingga 2,53% dari PDB, tidak jauh berbeda dari target defisit APBN 2025 sebesar 2,53%, dan akan dibiayai melalui utang.
-
2Arah Kebijakan FiskalKebijakan fiskal akan bersifat ekspansif, terarah, dan terukur guna menjaga stabilitas ekonomi serta keberlanjutan fiskal. Pembiayaan inovatif dan peningkatan efektivitas investasi menjadi prioritas.
-
3Proyeksi Pertumbuhan EkonomiTerdapat variasi dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2026: Kemenkeu menargetkan 5,2%—5,8%, sementara Bappenas memproyeksikan 5,8%—6,4%. Pendekatan Kemenkeu dinilai lebih konservatif.
-
4Masukan dari LegislatifDPR memberikan sejumlah catatan penting terhadap KEM-PPKF 2026, yang meliputi isu penurunan penerimaan pajak, akselerasi program ketahanan pangan dan energi, serta revitalisasi sektor industri guna mencegah deindustrialisasi.
Aspek-aspek tersebut akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan dan finalisasi APBN 2026.
Perbandingan Target Pertumbuhan Ekonomi 2026
Berikut adalah perbandingan target pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2026 menurut Kementerian Keuangan dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Institusi | Target Pertumbuhan Ekonomi (%) |
---|---|
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) | 5,2 — 5,8 |
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) | 5,8 — 6,4 |
Perbedaan proyeksi ini menunjukkan adanya dinamika dalam perencanaan ekonomi nasional yang mempertimbangkan berbagai faktor dan pendekatan.




Masih Seputar ekonomi
PHRI Bali: Konflik Thailand-Kamboja Berpotensi Alihkan Wisatawan ke Bali
sekitar 12 jam yang lalu

Warga Malaysia Protes Biaya Hidup Tinggi, PM Anwar Hadapi Tekanan Ekonomi
sekitar 12 jam yang lalu

IPB Minta Pemerintah Hati-hati Isu Beras Oplosan, Sebut Blending Beras Lumrah
sekitar 13 jam yang lalu

Indonesia-UE Sepakati IEU CEPA: Bea Masuk 0%, Target Ekspor USD60 Miliar
sekitar 13 jam yang lalu

Pemprov DKI Hapus Sanksi Pajak Kendaraan Sambut HUT Jakarta & RI
sekitar 15 jam yang lalu

Puluhan Ribu Warga Malaysia Tuntut PM Anwar Mundur di Kuala Lumpur
sekitar 15 jam yang lalu

Polda Riau Bongkar Pengoplosan Beras, Konsumen Rugi Hingga Rp 9 Ribu/Kg
sekitar 16 jam yang lalu

Trump Hadapi Perang Tarif UE, Tawarkan Mediasi Konflik Thailand-Kamboja
sekitar 16 jam yang lalu

KSO Sucofindo-Surveyor Indonesia dan DPR RI Fasilitasi Sertifikasi Halal UMKM Kantin, Buka Akses Pasar Global
sekitar 17 jam yang lalu

Polda Riau Ungkap Beras Oplosan, YLKI Desak Penindakan dan Hak Ganti Rugi Konsumen
sekitar 17 jam yang lalu

Bantuan PKH Tahap 3 Mulai Cair Juli-September, Cek Syarat dan Nominalnya
sekitar 18 jam yang lalu

Berita Terbaru

Emil Audero Resmi Gabung Cremonese, Kembali Berlaga di Serie A

Irak Jadwalkan Tiga Uji Coba Jelang Hadapi Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia

Pemprov Jakarta Dukung Penyelidikan Beras Oplosan PT Food Station, Pastikan Pasokan Aman

Klaim Gubernur Pramono Anung Dibantah Warga Kampung Bayam Terkait Hunian KSB

DPR Dorong Peningkatan Kelas Imigrasi Atambua untuk Layanan Perbatasan RDTL
Trending

Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja Memanas: 14 Tewas, 100 Ribu Mengungsi

Bentrokan Perbatasan Thailand-Kamboja Tewaskan 12 Orang, PBB Gelar Rapat Darurat

Timnas U-23 Indonesia ke Final Piala AFF, Siap Ukir Sejarah di GBK Lawan Vietnam

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Divonis 3,5 Tahun Penjara Kasus Suap Harun Masiku
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.