
Donald Trump mengancam tarif impor baru bagi 23 negara, termasuk Indonesia, mulai 1 Agustus 2025 jika kesepakatan dagang baru tak tercapai. Indonesia terancam tarif 32%. Menko Airlangga menegosiasikan proposal dagang dengan AS, berharap tarif lebih rendah atau setara ASEAN. Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku usaha dan konsumen AS.
๐จ Fakta Utama
- Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif impor baru bagi 23 negara, termasuk Indonesia, mulai 1 Agustus 2025.
- Produk ekspor dari negara-negara tersebut akan dikenakan tarif tambahan 20 hingga 50 persen.
- Secara spesifik, produk Indonesia akan dikenakan tarif impor 32% melalui surat Trump kepada Presiden Prabowo Subianto.
- Negosiasi antara pemerintah Indonesia dan AS terkait tarif 32% ini masih berlangsung hingga batas waktu 1 Agustus 2025.
๐ค Proses Negosiasi
- Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer untuk membahas tarif.
- Kedua belah pihak telah sepakat untuk melanjutkan pembahasan proposal negosiasi dagang yang diajukan oleh Indonesia.
- Indonesia berharap finalisasi dapat tercapai dalam tiga minggu ke depan, dengan tujuan tarif yang dikenakan bisa lebih rendah atau setara negara ASEAN lainnya.
๐ Dampak Potensial
- Kebijakan tarif ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha dan ekonom karena potensi dampaknya.
- Beban biaya dari tarif impor baru ini umumnya diperkirakan akan jatuh ke tangan bisnis dan konsumen di AS.
Apa ancaman kebijakan tarif impor baru yang diusulkan Donald Trump?
Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif impor baru bagi produk-produk dari 23 negara, termasuk Indonesia. Kebijakan ini akan diterapkan jika negara-negara tersebut tidak mencapai kesepakatan dagang baru dengan Amerika Serikat (AS) sebelum batas waktu yang ditentukan. Ancaman ini bertujuan untuk menekan negara-negara tersebut agar menyetujui perjanjian perdagangan yang menguntungkan AS.
Negara mana saja yang terancam kebijakan tarif impor baru ini?
Kebijakan tarif impor baru yang diancamkan oleh Donald Trump akan menargetkan 23 negara. Meskipun daftar lengkap negara-negara tersebut tidak disebutkan secara spesifik, Indonesia adalah salah satu negara yang secara eksplisit disebutkan akan terkena dampak dari kebijakan ini.
Berapa besaran tarif impor yang diancamkan kepada Indonesia?
Secara spesifik, produk ekspor dari Indonesia diancam akan dikenakan tarif impor tambahan sebesar 32%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rentang tarif umum yang diancamkan untuk negara lain, yaitu antara 20 hingga 50 persen. Ancaman tarif 32% untuk Indonesia ini disampaikan langsung oleh Trump melalui surat kepada Presiden Prabowo Subianto.
Kapan kebijakan tarif impor baru ini direncanakan akan berlaku?
Kebijakan tarif impor baru ini direncanakan akan mulai berlaku pada 1 Agustus 2025. Tanggal ini menjadi batas waktu bagi negara-negara yang terancam, termasuk Indonesia, untuk mencapai kesepakatan dagang baru dengan Amerika Serikat guna menghindari pemberlakuan tarif tambahan tersebut.
Bagaimana respons pemerintah Indonesia terhadap ancaman tarif impor ini?
Pemerintah Indonesia telah merespons ancaman tarif impor ini dengan melakukan negosiasi intensif dengan pihak Amerika Serikat. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa negosiasi masih terus berlangsung hingga batas waktu 1 Agustus 2025. Indonesia berupaya keras untuk mencapai kesepakatan yang dapat menghindari atau setidaknya mengurangi dampak tarif tersebut.
Siapa saja pihak yang terlibat dalam negosiasi antara Indonesia dan Amerika Serikat?
Dalam negosiasi antara Indonesia dan Amerika Serikat, beberapa pihak penting telah terlibat:
- Dari pihak Indonesia: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
- Dari pihak Amerika Serikat: Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer.
Pertemuan antara perwakilan kedua negara ini menjadi kunci dalam upaya mencari solusi atas ancaman tarif impor.
Bagaimana perkembangan terkini negosiasi antara Indonesia dan Amerika Serikat?
Perkembangan terkini negosiasi menunjukkan adanya kemajuan. Setelah pertemuan antara Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, kedua belah pihak telah sepakat untuk melanjutkan pembahasan proposal negosiasi dagang yang diajukan oleh Indonesia. Ini menandakan bahwa ada ruang untuk dialog dan potensi kesepakatan di masa mendatang.
Apa harapan pemerintah Indonesia terkait hasil negosiasi tarif impor ini?
Pemerintah Indonesia memiliki harapan besar terkait hasil negosiasi ini. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto berharap finalisasi kesepakatan dapat tercapai dalam tiga minggu ke depan. Tujuan utama Indonesia adalah agar tarif yang dikenakan bisa lebih rendah dari 32% atau setidaknya setara dengan tarif yang dikenakan kepada negara-negara ASEAN lainnya, sehingga daya saing produk Indonesia tidak terlalu terpengaruh.
Apa dampak potensial dari pemberlakuan tarif impor ini bagi perekonomian?
Pemberlakuan tarif impor ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan pelaku usaha dan ekonom. Dampak potensialnya adalah:
- Peningkatan Biaya: Beban biaya tambahan akibat tarif umumnya akan jatuh ke tangan bisnis dan konsumen di AS. Ini berarti harga produk impor dari Indonesia akan menjadi lebih mahal di pasar AS.
- Penurunan Daya Saing: Produk Indonesia akan kurang kompetitif dibandingkan produk dari negara lain yang tidak dikenakan tarif atau dikenakan tarif lebih rendah.
- Gangguan Rantai Pasok: Perusahaan AS mungkin mencari pemasok alternatif, yang dapat mengganggu rantai pasok yang sudah ada.
- Inflasi: Kenaikan harga produk impor dapat berkontribusi pada inflasi di AS.
Secara keseluruhan, kebijakan ini berpotensi merugikan baik eksportir Indonesia maupun konsumen dan bisnis di Amerika Serikat.
Masih Seputar ekonomi
Bapanas Waspadai Beras Oplosan Dijual Premium, Konsumen Rugi Kualitas
sekitar 2 jam yang lalu

Penyaluran BSU Capai 82,69%, Kemenaker Ingatkan Waspada Penipuan Digital
sekitar 2 jam yang lalu

Trump Pangkas Tarif Impor RI Jadi 19%, Indonesia Beli Energi dan Pesawat AS
sekitar 2 jam yang lalu

BPS: Harga Beras Naik di 178 Daerah, Sumbang Inflasi Nasional
sekitar 5 jam yang lalu

Bandara Ngurah Rai Bali Tutup Dini Hari 10 Bulan untuk Perbaikan Runway
sekitar 5 jam yang lalu

Bapanas Kaji Kenaikan HET Beras Medium di Tengah Sorotan Mutu dan Oplosan
sekitar 5 jam yang lalu

Muhammadiyah Resmi Luncurkan Bank Syariah Matahari, Targetkan Jadi Bank Umum
sekitar 19 jam yang lalu

MSCI Perketat Aturan Indeks, BREN Prajogo Pangestu Tetap Berpeluang Masuk
sekitar 19 jam yang lalu

212 Merek Beras Oplosan Beredar, Pengawasan Pangan Dipertanyakan
sekitar 19 jam yang lalu

Pemerintah Luncurkan Kopdes Merah Putih 21 Juli, Siapkan KUR Rp 3 Miliar Bunga 6 Persen
sekitar 22 jam yang lalu

Harga Minyak Tertekan Ancaman Sanksi AS ke Rusia dan Tarif Impor Trump
sekitar 22 jam yang lalu

Berita Terbaru

Menkeu AS Sarankan Jerome Powell Mundur dari Dewan The Fed untuk Hindari Kebingungan Pasar

Inflasi Inti AS Juni Naik Tipis, Tarif Trump Dipertanyakan

Emmy ke-77: 'Severance' Unggul 27 Nominasi, Colin Farrell Raih Nominasi Perdana

Museum Bruce Lee di Hong Kong Tutup Permanen Akibat Masalah Keuangan

Musk Tolak Merger Tesla-xAI, Ajukan Voting Investasi Pemegang Saham
Trending

Kongres PSI di Solo: Pilih Ketum via E-vote, Luncurkan Logo Baru

Sekolah Rakyat Prabowo Targetkan 100 Titik, Perkuat Ideologi dan Entaskan Kemiskinan

Sekolah Rakyat Resmi Beroperasi 14 Juli, Sasar Puluhan Ribu Siswa Miskin

Justin Bieber Lunasi Utang Rp510 Miliar ke Mantan Manajer Scooter Braun

Diplomasi Prabowo di Eropa: Bahas IEU-CEPA dan Hadiri Parade Militer Prancis
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.