MSCI Perketat Aturan Indeks, BREN Prajogo Pangestu Tetap Berpeluang Masuk

Langsung Tanya AI Gratis

Pertanyaan

image cover
schedule

Tanggal Publikasi

15 Jul 2025
account_circle
newspaper

Artikel Terkait

2 artikel

MSCI mencabut status khusus untuk saham BREN, PTRO, dan CUAN milik Prajogo Pangestu. Evaluasi akan mengikuti metodologi GIMI mulai Agustus 2025. Kriteria UMA dan FCA dibatalkan karena terlalu ketat. Periode pemantauan saham diperpanjang. Analis Kiwoom Sekuritas menilai BREN berpeluang masuk indeks MSCI karena memenuhi syarat free float dan likuiditas. CUAN juga berpeluang setelah stock split.

๐Ÿ“Š Perubahan Kebijakan MSCI

  • MSCI telah mencabut status perlakuan khusus terhadap tiga saham milik Prajogo Pangestu: PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
  • Mulai Agustus 2025, evaluasi ketiga saham ini akan dilakukan sesuai metodologi MSCI Global Investable Market Indexes (GIMI).
  • MSCI membatalkan penggunaan kriteria Unusual Market Activity (UMA) dan pencatatan di Papan Pemantauan Khusus (FCA) sebagai syarat evaluasi indeks selama 12 bulan terakhir karena dinilai terlalu ketat.
  • MSCI memperpanjang periode pemantauan atas saham yang masuk daftar pengawasan dan tidak akan memasukkannya ke MSCI Investable Market Indexes (IMI) atau melakukan pemindahan segmen ukuran.
  • Kebijakan baru ini berlaku untuk saham yang muncul dalam daftar sejak batas harga peninjauan indeks sebelumnya hingga tiga hari kerja sebelum tanggal efektif peninjauan saat ini.

๐Ÿ“ˆ Dampak pada Saham Prajogo Pangestu

  • Tiga saham Prajogo Pangestu, yaitu BREN, PTRO, dan CUAN, tidak lagi mendapat perlakuan khusus dari MSCI.
  • Evaluasi saham-saham tersebut akan mengikuti metodologi standar MSCI GIMI mulai Agustus 2025, menandai perubahan signifikan dalam penilaiannya.
  • Pencabutan status khusus ini berpotensi memengaruhi persepsi investor dan posisi saham-saham tersebut di pasar global.

๐Ÿ’ก Peluang Saham di Indeks MSCI

  • Analis Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menilai BREN paling berpeluang masuk indeks MSCI meskipun aturan diperketat.
  • BREN memenuhi syarat ambang batas free float sebesar 11,6 persen (sekitar 5,86 miliar dollar AS), melebihi ambang minimum MSCI sebesar 3 miliar dollar AS.
  • BREN juga memiliki likuiditas yang solid dengan estimasi rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp 282 miliar.
  • Peluang CUAN untuk masuk indeks MSCI juga terbuka, terutama setelah melakukan stock split dengan rasio 1:10.

Apa perubahan kebijakan terbaru yang diumumkan oleh MSCI?

keyboard_arrow_down

MSCI telah mengumumkan perubahan kebijakan terkait perlakuan khusus terhadap saham-saham tertentu. Perubahan utama adalah pencabutan status perlakuan khusus untuk beberapa saham, yang berarti evaluasi saham-saham tersebut akan dilakukan sesuai dengan metodologi standar MSCI Global Investable Market Indexes (GIMI). Selain itu, MSCI juga membatalkan penggunaan kriteria Unusual Market Activity (UMA) dan pencatatan di Papan Pemantauan Khusus (FCA) sebagai syarat evaluasi indeks selama 12 bulan terakhir, karena dinilai terlalu ketat. Kebijakan ini juga mencakup perpanjangan periode pemantauan untuk saham yang masuk daftar pengawasan.

Saham-saham apa saja yang terpengaruh oleh perubahan kebijakan MSCI ini?

keyboard_arrow_down

Perubahan kebijakan MSCI ini secara spesifik memengaruhi tiga saham milik Prajogo Pangestu. Saham-saham tersebut adalah:

  • PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
  • PT Petrosea Tbk (PTRO)
  • PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)

Ketiga saham ini sebelumnya memiliki status perlakuan khusus yang kini telah dicabut.

Kapan kebijakan baru MSCI ini mulai berlaku?

keyboard_arrow_down

Kebijakan baru yang diumumkan oleh MSCI ini akan mulai berlaku efektif pada Agustus 2025. Sejak tanggal tersebut, evaluasi saham-saham yang terpengaruh akan mengikuti metodologi standar MSCI GIMI.

Mengapa status "perlakuan khusus" untuk saham-saham tersebut dicabut oleh MSCI?

keyboard_arrow_down

Status perlakuan khusus untuk saham-saham tersebut dicabut karena MSCI menilai bahwa kriteria yang sebelumnya digunakan, yaitu Unusual Market Activity (UMA) dan pencatatan di Papan Pemantauan Khusus (FCA), terlalu ketat sebagai syarat evaluasi indeks selama 12 bulan terakhir. Dengan pencabutan ini, MSCI bertujuan untuk menyelaraskan evaluasi saham-saham tersebut dengan metodologi standar yang lebih luas.

Kriteria apa saja yang dibatalkan atau diubah oleh MSCI dalam kebijakan barunya?

keyboard_arrow_down

Dalam kebijakan barunya, MSCI membatalkan penggunaan kriteria tertentu yang sebelumnya menjadi syarat evaluasi indeks. Kriteria yang dibatalkan adalah:

  • Penggunaan kriteria Unusual Market Activity (UMA).
  • Pencatatan di Papan Pemantauan Khusus (FCA).

Kedua kriteria ini tidak lagi akan digunakan sebagai syarat evaluasi indeks selama 12 bulan terakhir karena dinilai terlalu ketat. Selain itu, MSCI juga memperpanjang periode pemantauan atas saham yang masuk daftar pengawasan.

Bagaimana evaluasi saham-saham yang sebelumnya memiliki "perlakuan khusus" akan dilakukan mulai sekarang?

keyboard_arrow_down

Mulai Agustus 2025, evaluasi saham-saham yang sebelumnya memiliki

Apa dampak kebijakan baru MSCI terhadap saham yang masuk daftar pengawasan?

keyboard_arrow_down

Dampak kebijakan baru MSCI terhadap saham yang masuk daftar pengawasan adalah sebagai berikut:

  • Periode Pemantauan Diperpanjang: MSCI akan memperpanjang periode pemantauan atas saham yang masuk daftar pengawasan.
  • Tidak Masuk Indeks atau Pindah Segmen: Selama saham masih tercatat dalam dua papan (kemungkinan merujuk pada papan pemantauan khusus atau sejenisnya), saham tersebut tidak akan dimasukkan ke dalam MSCI Investable Market Indexes (IMI) atau dilakukan pemindahan segmen ukuran antara Standard dan Small Cap.

Kebijakan ini berlaku untuk saham yang muncul dalam daftar sejak batas harga peninjauan indeks sebelumnya hingga tiga hari kerja sebelum tanggal efektif peninjauan saat ini.

Saham Prajogo Pangestu mana yang dinilai paling berpeluang masuk indeks MSCI, dan mengapa?

keyboard_arrow_down

Menurut analis Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dinilai paling berpeluang masuk indeks MSCI. Hal ini didasarkan pada beberapa faktor kunci:

  • Ambang Batas Free Float: BREN telah memenuhi syarat ambang batas free float sebesar 11,6 persen, atau sekitar 5,86 miliar dollar AS. Angka ini jauh melebihi ambang minimum MSCI yang sebesar 3 miliar dollar AS.
  • Likuiditas Solid: BREN juga memiliki likuiditas yang solid, dengan estimasi rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp 282 miliar.

Kedua faktor ini menunjukkan bahwa BREN memenuhi kriteria penting yang dicari oleh MSCI untuk inklusi dalam indeksnya.

Bagaimana aksi korporasi seperti stock split dapat memengaruhi peluang saham masuk indeks MSCI?

keyboard_arrow_down

Aksi korporasi seperti stock split dapat secara signifikan memengaruhi peluang saham untuk masuk indeks MSCI. Dalam kasus PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), peluangnya untuk masuk indeks MSCI terbuka setelah melakukan stock split dengan rasio 1:10. Stock split umumnya bertujuan untuk menurunkan harga per lembar saham, sehingga membuatnya lebih terjangkau dan meningkatkan likuiditas saham di pasar. Peningkatan likuiditas dan aksesibilitas ini dapat menarik lebih banyak investor, yang pada gilirannya dapat membantu saham memenuhi kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar yang disyaratkan oleh penyedia indeks seperti MSCI.

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.

Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!

Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.

Lamar sekarang