
Harga minyak turun tipis di Asia akibat ancaman sanksi AS terhadap pembeli minyak Rusia dan rencana tarif impor dari Uni Eropa dan Meksiko yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Walau begitu, proyeksi permintaan minyak yang kuat dari OPEC dan kenaikan prospek harga dari Goldman Sachs menyeimbangkan pasar.
๐ Fakta Utama Penurunan Harga Minyak
- Harga minyak mengalami penurunan tipis di perdagangan Asia pada Selasa (15/7).
- Penurunan ini dipicu oleh ancaman sanksi Presiden AS Donald Trump terhadap pembeli minyak Rusia.
- Sanksi akan diberlakukan jika Moskow tidak mengakhiri perang di Ukraina dalam 50 hari.
- Faktor pemicu lainnya adalah rencana pengenaan tarif 30 persen pada sebagian besar impor dari Uni Eropa dan Meksiko.
- Tarif tersebut akan mulai berlaku pada 1 Agustus.
๐ Dampak Ekonomi Global
- Ancaman tarif 30% berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
- Perlambatan ekonomi dapat melemahkan permintaan bahan bakar.
- Pelemahan permintaan bahan bakar pada gilirannya akan menekan harga minyak.
- Kebijakan tarif ini menargetkan sebagian besar impor dari Uni Eropa dan Meksiko.
๐ Proyeksi Pasar Minyak
- Sekretaris Jenderal OPEC memproyeksikan permintaan minyak akan tetap "sangat kuat" hingga kuartal ketiga.
- Proyeksi OPEC menunjukkan pasar minyak akan tetap seimbang.
- Goldman Sachs menaikkan prospek harga minyak untuk paruh kedua 2025.
- Kenaikan prospek Goldman Sachs mempertimbangkan potensi gangguan pasokan.
- Juga mempertimbangkan kendala produksi di Rusia.
Apa penyebab utama penurunan harga minyak di perdagangan Asia pada 15 Juli?
Penurunan harga minyak di perdagangan Asia pada Selasa (15/7) dipicu oleh dua sentimen utama:
- Ancaman sanksi Presiden AS Donald Trump terhadap pembeli minyak Rusia jika Moskow tidak mengakhiri perang di Ukraina dalam 50 hari.
- Rencana pengenaan tarif 30 persen pada sebagian besar impor dari Uni Eropa dan Meksiko.
Kedua faktor ini menciptakan kekhawatiran di pasar global, yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi dan melemahkan permintaan bahan bakar.
Kapan ancaman sanksi AS terhadap pembeli minyak Rusia akan mulai berlaku?
Ancaman sanksi Presiden AS Donald Trump terhadap pembeli minyak Rusia akan berlaku jika Moskow tidak mengakhiri perang di Ukraina dalam jangka waktu 50 hari. Ancaman ini bertujuan untuk menekan Rusia agar menghentikan konflik, dan secara tidak langsung dapat memengaruhi pasokan minyak global jika pembeli mematuhi sanksi tersebut.
Kapan rencana pengenaan tarif 30 persen oleh AS pada impor dari Uni Eropa dan Meksiko akan dimulai?
Rencana pengenaan tarif 30 persen oleh AS pada sebagian besar impor dari Uni Eropa dan Meksiko dijadwalkan akan dimulai pada 1 Agustus. Kebijakan tarif ini berpotensi menimbulkan dampak signifikan pada perdagangan global dan ekonomi.
Bagaimana rencana pengenaan tarif 30 persen oleh AS dapat memengaruhi harga minyak?
Rencana pengenaan tarif 30 persen oleh AS berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Perlambatan ekonomi ini pada gilirannya akan melemahkan permintaan bahan bakar, termasuk minyak, karena aktivitas industri, transportasi, dan konsumsi secara keseluruhan akan menurun. Hal ini menciptakan tekanan ke bawah pada harga minyak.
Bagaimana proyeksi permintaan minyak menurut Sekretaris Jenderal OPEC?
Menurut Sekretaris Jenderal OPEC, proyeksi permintaan minyak akan tetap "sangat kuat" hingga kuartal ketiga. Proyeksi ini menunjukkan optimisme bahwa meskipun ada sentimen negatif, permintaan dasar untuk minyak akan tetap tinggi, yang dapat membantu menjaga pasar tetap seimbang dan mencegah penurunan harga yang drastis.
Apa pandangan Goldman Sachs mengenai prospek harga minyak di masa depan?
Goldman Sachs memiliki pandangan yang lebih optimis untuk jangka panjang. Mereka telah menaikkan prospek harga minyak untuk paruh kedua 2025. Kenaikan prospek ini didasarkan pada pertimbangan potensi gangguan pasokan dan kendala produksi yang mungkin terjadi di Rusia, yang dapat mengurangi ketersediaan minyak di pasar global dan mendorong harga naik.
Mengapa ancaman tarif dapat melemahkan permintaan bahan bakar?
Ancaman tarif dapat melemahkan permintaan bahan bakar karena beberapa alasan:
- Perlambatan Ekonomi Global: Tarif yang tinggi dapat menghambat perdagangan internasional, meningkatkan biaya produksi, dan mengurangi daya beli konsumen, yang semuanya berkontribusi pada perlambatan ekonomi global.
- Penurunan Aktivitas Industri: Ketika ekonomi melambat, aktivitas industri dan manufaktur cenderung menurun, yang berarti lebih sedikit kebutuhan akan energi dan bahan bakar untuk produksi dan transportasi barang.
- Penurunan Perjalanan dan Transportasi: Perlambatan ekonomi juga dapat mengurangi perjalanan bisnis dan pariwisata, serta volume pengiriman barang, yang secara langsung mengurangi permintaan bahan bakar jet dan diesel.
Secara keseluruhan, tarif menciptakan ketidakpastian dan tekanan ekonomi yang mengurangi kebutuhan akan energi.
Apakah ada faktor yang dapat menyeimbangkan pasar minyak di tengah sentimen negatif ini?
Meskipun ada sentimen negatif yang menekan harga minyak, terdapat beberapa faktor yang dapat menyeimbangkan pasar:
- Proyeksi Permintaan Kuat dari OPEC: Sekretaris Jenderal OPEC memproyeksikan permintaan minyak akan tetap "sangat kuat" hingga kuartal ketiga, menunjukkan adanya permintaan dasar yang stabil.
- Prospek Jangka Panjang dari Goldman Sachs: Goldman Sachs menaikkan prospek harga minyak untuk paruh kedua 2025, dengan mempertimbangkan potensi gangguan pasokan dan kendala produksi di Rusia. Ini menunjukkan bahwa faktor pasokan dapat menjadi penyeimbang di masa depan.
Kedua pandangan ini memberikan perspektif bahwa pasar minyak memiliki mekanisme penyeimbang, baik dari sisi permintaan maupun potensi kendala pasokan, yang dapat mencegah penurunan harga yang berkelanjutan.
Masih Seputar ekonomi
Kesepakatan Dagang AS-Indonesia: Tarif Impor RI Turun 19%, Komitmen Pembelian Besar Disepakati
sekitar 2 jam yang lalu

Rupiah Melemah ke Rp16.287 per Dolar AS, Tertekan Inflasi AS dan Kebijakan BI
sekitar 2 jam yang lalu

BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5,25 Persen pada Juli 2025
sekitar 2 jam yang lalu

Bulog Pastikan Beras SPHP Layak Konsumsi, Tersedia 1,3 Juta Ton Hingga Desember 2025
sekitar 5 jam yang lalu

Trump Umumkan Kesepakatan Dagang AS-Indonesia: Energi, Boeing, dan Tarif 19 Persen
sekitar 5 jam yang lalu

Minyak Brent Capai US$69, Harga Naik Didorong Permintaan AS-Tiongkok
sekitar 5 jam yang lalu

Bapanas Waspadai Beras Oplosan Dijual Premium, Konsumen Rugi Kualitas
sekitar 9 jam yang lalu

Penyaluran BSU Capai 82,69%, Kemenaker Ingatkan Waspada Penipuan Digital
sekitar 9 jam yang lalu

Trump Pangkas Tarif Impor RI Jadi 19%, Indonesia Beli Energi dan Pesawat AS
sekitar 9 jam yang lalu

BPS: Harga Beras Naik di 178 Daerah, Sumbang Inflasi Nasional
sekitar 12 jam yang lalu

Bandara Ngurah Rai Bali Tutup Dini Hari 10 Bulan untuk Perbaikan Runway
sekitar 12 jam yang lalu

Berita Terbaru

Putin Abaikan Ultimatum Trump, Rusia Lanjutkan Serangan di Ukraina

Masa Depan Suku Bunga The Fed: Logan Isyaratkan Tahan, Kandidat Baru Diunggulkan Trump

Film Horor "Panggilan dari Kubur" Tayang 14 Agustus 2025, Tawarkan Teror Emosional

Hindia, Lomba Sihir, dan .Feast Batal Tampil di Tasikmalaya Akibat Penolakan Masyarakat

Starlink SpaceX Targetkan Peluncuran Layanan di Vietnam Kuartal IV 2025
Trending

Trump Tetapkan Tarif Impor RI 19%, Barang AS Bebas Bea Masuk

Kongres PSI di Solo: Pilih Ketum via E-vote, Luncurkan Logo Baru

Sekolah Rakyat Prabowo Targetkan 100 Titik, Perkuat Ideologi dan Entaskan Kemiskinan

Putin Abaikan Ultimatum Trump, Rusia Lanjutkan Serangan di Ukraina

Diplomasi Prabowo di Eropa: Bahas IEU-CEPA dan Hadiri Parade Militer Prancis
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.