
Trending
22 Jun 2025 - 22 Jun 2025
Terakhir diperbarui
22 Jun 2025
Jumlah artikel
4 artikel
Overview
Peneliti menemukan kebocoran data masif berisi 16 miliar kredensial login, termasuk akun Apple, Google, dan Facebook. Data ini berasal dari malware pencuri informasi dan pelanggaran data lama. Ancaman meliputi pengambilalihan akun, pencurian identitas, dan phishing. Disarankan untuk mengganti kata sandi, menggunakan MFA, dan memindai malware untuk melindungi diri.
🚨 Fakta Utama Pelanggaran Data
- Peneliti keamanan telah menemukan "pelanggaran data terbesar dalam sejarah" yang berisi lebih dari 16 miliar data login.
- Penemuan ini mencakup kredensial pengguna untuk platform besar seperti Google, Facebook, dan Apple.
- Jumlah data yang bocor ini sekitar dua kali lipat populasi dunia, menunjukkan banyak pengguna memiliki kredensial ganda yang terekspos.
- Pelanggaran ini dikategorikan sebagai "cetak biru untuk eksploitasi massal" karena informasi yang dapat dipersenjatai.
🕵️♂️ Sumber dan Mekanisme Kebocoran
- Data yang bocor tersebar di 30 dataset berbeda, yang dikumpulkan menggunakan berbagai jenis malware pencuri informasi (infostealer).
- Malware ini mampu menyedot data sensitif seperti nama pengguna, kata sandi, cookie, dan token dari perangkat yang terinfeksi.
- Sebagian informasi juga berasal dari pelanggaran data lama yang melibatkan perusahaan dan layanan populer seperti LinkedIn, Twitter, dan Netflix.
- Meskipun data ini sudah lama, informasi tersebut masih menimbulkan ancaman jika kredensial belum diubah atau dilindungi.
⚠️ Potensi Ancaman Siber
- Data curian ini memberikan akses tak terbatas kepada penjahat siber untuk pengambilalihan akun dan pencurian identitas.
- Informasi yang bocor dapat memicu kampanye phishing yang lebih canggih dan serangan Business Email Compromise (BEC).
- Para peneliti menekankan bahwa ini bukan hanya kebocoran, tetapi "cetak biru untuk eksploitasi massal" dengan informasi yang dapat digunakan sebagai senjata.
🛡️ Rekomendasi Keamanan Siber
- Para ahli menekankan pentingnya "kebersihan siber" yang baik untuk melindungi diri dari pelanggaran data.
- Disarankan untuk mengganti kata sandi secara berkala dan menghindari penggunaan kredensial yang sama di berbagai situs.
- Penggunaan pengelola kata sandi atau passkey sangat dianjurkan, serta menambahkan otentikasi multifaktor (MFA atau 2FA).
- Pengguna juga didesak untuk menghapus akun yang tidak digunakan dan memindai perangkat dari malware.
- Bisnis dan lembaga harus mengadopsi langkah-langkah keamanan siber yang lebih kuat dan melakukan audit rutin aset digital mereka.
Video
Apa itu pelanggaran data terbesar yang ditemukan oleh peneliti keamanan?
Peneliti keamanan telah menemukan apa yang disebut sebagai "pelanggaran data terbesar dalam sejarah." Pelanggaran ini melibatkan lebih dari 16 miliar data login, termasuk kredensial pengguna untuk platform besar seperti Google, Facebook, dan Apple.
Seberapa besar skala pelanggaran data ini?
Pelanggaran data ini sangat luas, mencakup lebih dari 16 miliar kredensial login yang tersebar di 30 dataset berbeda. Jumlah ini sekitar dua kali lipat populasi dunia, menunjukkan bahwa banyak pengguna memiliki kredensial untuk beberapa akun yang telah bocor.
Jenis data apa saja yang bocor dalam pelanggaran ini?
Data yang bocor mencakup informasi sensitif seperti nama pengguna, kata sandi, cookie, dan token. Selain itu, sebagian informasi juga berasal dari pelanggaran data lama yang melibatkan perusahaan dan layanan populer seperti LinkedIn, Twitter, dan Netflix.
Bagaimana data ini bisa bocor?
Sebagian besar data dikumpulkan menggunakan berbagai jenis malware pencuri informasi (infostealer) yang mampu menyedot data sensitif dari perangkat yang terinfeksi, terutama dari browser web dan aplikasi. Sisanya berasal dari pelanggaran data lama yang telah terjadi sebelumnya.
Apa saja risiko dan bahaya dari kebocoran data ini?
Data curian ini memberikan akses tak terbatas kepada penjahat siber untuk melakukan pengambilalihan akun, pencurian identitas, dan serangan phishing. Para peneliti menekankan bahwa ini bukan hanya kebocoran biasa, melainkan "cetak biru untuk eksploitasi massal" yang dapat memicu kampanye phishing, pengambilalihan akun, dan serangan BEC (Business Email Compromise).
Platform atau layanan besar apa saja yang terpengaruh oleh kebocoran data ini?
Kredensial yang bocor mencakup akun untuk platform besar seperti Google, Facebook, dan Apple. Selain itu, data juga berasal dari pelanggaran lama yang melibatkan layanan populer seperti LinkedIn, Twitter, dan dan Netflix.
Apakah data yang bocor, meskipun sudah lama, masih menimbulkan ancaman?
Ya, data lama yang bocor masih menimbulkan ancaman serius. Meskipun sudah lama, data tersebut tetap berbahaya jika informasi, terutama kata sandi, belum diubah atau dilindungi sejak pelanggaran awal terjadi.
Langkah-langkah apa yang dapat dilakukan individu untuk melindungi diri dari pelanggaran data?
Untuk melindungi diri dari pelanggaran data, para ahli menyarankan beberapa langkah penting yang disebut "kebersihan siber" yang baik:
- Mengganti kata sandi secara berkala.
- Menghindari penggunaan kredensial yang sama di beberapa situs.
- Menggunakan pengelola kata sandi atau passkey.
- Menambahkan otentikasi multifaktor (MFA atau 2FA) untuk lapisan keamanan tambahan.
- Menghapus akun yang tidak digunakan.
- Memindai perangkat dari malware secara rutin.
Apa yang harus dilakukan bisnis dan institusi untuk mencegah pelanggaran data di masa depan?
Para pakar keamanan mendesak bisnis dan lembaga untuk mengadopsi langkah-langkah keamanan siber yang lebih kuat. Selain itu, mereka juga harus melakukan audit rutin terhadap aset digital mereka untuk mencegah paparan data berskala besar di masa mendatang.
Masih Seputar teknologi
Perplexity AI Rilis Fitur Video AI di X, Respons Tinggi Picu Antrean
sekitar 14 jam yang lalu

OpenAI Hapus Konten 'io' Akibat Gugatan Merek Dagang, Akuisisi Jony Ive Tetap Lanjut
sekitar 14 jam yang lalu

Samsung Rilis Trio Smart Monitor AI Terbaru di Indonesia, Harga Mulai Rp 5 Jutaan
sekitar 17 jam yang lalu

Oppo Pad 3 dan Pad Neo Resmi Meluncur di Indonesia, Cek Harga dan Spesifikasi Unggulan
sekitar 17 jam yang lalu

Uji Coba Starship Kembali Gagal, Ambisi Misi Mars SpaceX Terancam Tertunda
sekitar 20 jam yang lalu

Wamen Dikti Peringatkan: Kecerdasan Buatan Tak Bisa Dipercaya Sepenuhnya, Hindari Hype
sekitar 20 jam yang lalu

Kebocoran Data Terbesar: 16 Miliar Kredensial Akun Global Bocor, Google dan Apple Terdampak
1 hari yang lalu

Pelanggaran Data Terbesar Sejarah: 16 Miliar Kredensial Akun Google, Apple Bocor
3 hari yang lalu

Deezer Ungkap 70% Aliran Musik Buatan AI Palsu, Perangi Penipuan Streaming
3 hari yang lalu

Meta Luncurkan Passkey Facebook, Login Lebih Aman dan Mudah Tanpa Kata Sandi
3 hari yang lalu

Sumber Artikel
Berita Terbaru
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5261675/original/061763600_1750678659-IMG_2905.jpeg&output=webp&q=30&default=https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/CceDHUKGLWgA3-bcBvpqJcSVKH0=/800x450/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5261675/original/061763600_1750678659-IMG_2905.jpeg)
Timnas Indonesia U-23 Targetkan Juara Piala AFF 2025 di Bawah Vanenburg

Jon Jones Resmi Pensiun dari UFC, Tom Aspinall Juara Kelas Berat Tak Terbantahkan

Iran dan Israel Saling Serang Rudal, Ketegangan Memuncak Pasca Serangan AS

Iran Luncurkan Rudal Balistik ke Pangkalan Militer AS di Qatar, Balas Serangan Nuklir

Terungkap! Irwan Mussry Danai Seserahan Mewah Pernikahan Al Ghazali dan Alyssa Daguise
Trending

AS Bombardir Fasilitas Nuklir Iran, Picu Kecaman Global dan Ancaman Balasan

AS Bombardir Tiga Fasilitas Nuklir Iran, Picu Balasan Rudal ke Israel

Konflik Iran-Israel Memuncak: Rudal Hantam Target Vital, Isu Nuklir Jadi Pusat Perhatian

AS Bombardir Fasilitas Nuklir Iran, Picu Balasan Rudal dan Kekhawatiran Perang Dunia

Konflik Iran-Israel Memanas: Saling Serang Rudal dan Fasilitas Nuklir Meningkat Tajam
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.