Konflik Iran-Israel Memuncak: Rudal Hantam Target Vital, Isu Nuklir Jadi Pusat Perhatian

Serangan Iran menargetkan beberapa lokasi strategis di Israel, antara lain:

• Kota Haifa: Rudal balistik menghantam setidaknya dua titik strategis, melukai 19 orang dan menyebabkan kerusakan bangunan.
• Azor: Rudal dengan hulu ledak bom klaster mengenai sebuah rumah.
• Be'er Sheva: Rudal menyebabkan kerusakan infrastruktur signifikan, penutupan stasiun kereta, dan mencapai area dekat gedung Microsoft.
• Markas Komunikasi C4I dan Fasilitas Intelijen Israel: Iran mengklaim telah menyerang lokasi-lokasi ini.
• Soroka Medical Center di Beersheba: Iran juga mengklaim mengenai rumah sakit ini.
• Pusat Industri Siber Utama Israel: Iran mengklaim telah menghancurkan pusat ini di Beer al-Sabe.

Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan terhadap beberapa target di Iran dan sekutunya, termasuk:

• Markas Hizbullah di Lebanon Selatan: Menargetkan pasukan Radwan yang dituduh merencanakan serangan terhadap warga sipil Israel.
• Fasilitas Reaktor Air Berat Arak milik Iran.
• 250 Lokasi di Iran: Termasuk fasilitas nuklir Natanz dan Isfahan. Iran mengakui serangan udara di kompleks riset nuklirnya di Isfahan pada Sabtu (21/6), namun mengklaim sebagian besar serangan berhasil dicegat dan tidak ada kebocoran material berbahaya.
• Khorramabad, Iran: Serangan pada Sabtu (21/6) menewaskan setidaknya lima orang, termasuk seorang komandan IRGC, Amin Pour, serta perwira dan prajurit pertahanan udara Iran.
• Komandan Veteran Pasukan Quds, Saeed Izadi: Israel mengklaim telah menewaskan Saeed Izadi, yang disebut sebagai koordinator militer utama antara Iran dengan Hamas.

Jumlah korban yang dilaporkan dari kedua belah pihak bervariasi:

• Israel: Melaporkan serangan Iran menewaskan 10 orang dan melukai sekitar 100 orang di Haifa, Tel Aviv, dan Jerusalem.
• Iran: Mengklaim serangan Israel telah menewaskan 224 orang dan melukai 1.227 orang, termasuk petinggi militer Korps Garda Revolusi (IRGC).
• Media Iran: Melaporkan 639 orang tewas dan lebih dari 1.300 orang terluka akibat serangan Israel.

Meskipun militer Israel awalnya mengklaim sistem pertahanan Iron Dome berhasil menggagalkan 90% serangan rudal, mereka kini mengakui bahwa hampir satu dari dua rudal Iran mengenai sasaran, menunjukkan peningkatan akurasi rudal Iran hingga 300%.

Isu program nuklir Iran menjadi pusat perdebatan dalam konflik ini. Israel mengklaim Iran memiliki kemampuan untuk mengembangkan senjata nuklir dan serangan mereka bertujuan untuk menunda kemampuan tersebut selama 2-3 tahun. Israel berkomitmen untuk melenyapkan ancaman dari program nuklir Iran dan meragukan efektivitas diplomasi.

Sebaliknya, Iran membantah memiliki niat membuat senjata nuklir, menyatakan bahwa program nuklirnya semata-mata untuk kepentingan sipil, yaitu energi.

Pandangan komunitas internasional terhadap program nuklir Iran bervariasi:

• Rusia: Presiden Vladimir Putin menyatakan bahwa Rusia telah berulang kali meyakinkan Israel bahwa Iran tidak membuat senjata nuklir, berdasarkan fakta dan bukti dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Putin juga memperingatkan Israel dan AS terkait serangan ke pembangkit tenaga nuklir Iran, mengingat banyak pekerja dan pakar Rusia di sana.
• Badan Energi Atom Internasional (IAEA): Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, menyatakan bahwa konflik Israel-Iran dapat diselesaikan secara diplomatik dan inspeksi ketat dapat memastikan Iran tidak mengembangkan senjata nuklir. Namun, IAEA sebelumnya menyebut Iran memiliki kemampuan membuat senjata nuklir dalam beberapa minggu atau bulan berdasarkan tingkat pengayaan uraniumnya. IAEA juga memperingatkan meningkatnya risiko keselamatan nuklir di Iran akibat serangan terhadap fasilitas nuklirnya dan mendesak inspeksi segera dilanjutkan.
• Amerika Serikat: Presiden Donald Trump secara terbuka membantah penilaian komunitas intelijennya sendiri yang menyatakan Iran tidak mengembangkan senjata nuklir. Trump bersikeras Iran mengembangkan senjata nuklir dan memperkirakan Iran dapat memperolehnya dalam hitungan minggu atau bulan. Namun, Direktur Intelijen Nasional AS, Tulsi Gabbard, dan laporan CNN menyatakan bahwa intelijen AS tidak yakin Iran sedang membangun bom nuklir dan memperkirakan butuh 2-3 tahun untuk memproduksinya.

Amerika Serikat menunjukkan sikap yang kompleks dalam konflik ini:

• Peringatan dan Dukungan Israel: Presiden Donald Trump menyatakan Iran memiliki waktu maksimal dua minggu untuk menghindari potensi serangan udara dari AS. Trump juga mengindikasikan kemungkinan tidak akan menghentikan Israel menyerang Iran karena posisi mereka yang "menang".
• Penolakan Mediasi: Trump menolak upaya mediasi dari negara-negara Eropa dan menegaskan Iran lebih memilih berunding dengan AS.
• Pengerahan Militer: AS telah mengirimkan satu lagi kapal induk, USS Gerald Ford, ke Eropa, sehingga total ada tiga kapal induk AS di wilayah tersebut, serta mengirimkan pesawat militer terbesar C-5M Super Galaxy ke dekat perbatasan Iran.
• Peringatan Iran: Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, memperingatkan bahwa keterlibatan AS dalam serangan Israel ke Iran akan menjadi "malapetaka bagi seluruh kawasan".

Eskalasi konflik ini memicu kekhawatiran akan dampak yang lebih luas, antara lain:

• Dampak Ekonomi Global: Kekhawatiran tentang kemungkinan Iran menutup Selat Hormuz, jalur vital bagi perdagangan minyak dunia, yang akan berdampak besar pada harga minyak.
• Penyebaran Konflik Regional: Potensi menyeret negara lain ke dalam konflik. Wakil Sekjen PBB, Rosemary DiCarlo, memperingatkan bahwa dunia berada di ambang konflik besar dan krisis kemanusiaan.
• Ketegangan Geopolitik: Presiden Turki Tayyip Erdogan menuding Israel berusaha menyabotase perundingan nuklir Iran dengan AS melalui serangan yang dilakukan sebelum putaran baru negosiasi.
• Peran Mediasi Internasional: Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan negara-negara berkembang dapat berperan dalam menyelesaikan konflik di Timur Tengah. Presiden Indonesia Prabowo Subianto juga menyoroti konflik ini dan menekankan pentingnya resolusi damai, berharap Rusia dapat membantu mencari penyelesaian.

Konflik ini telah memengaruhi kehidupan sehari-hari dan dinamika internal di kedua negara:

• Di Israel: Sentimen anti-Arab meningkat setelah serangan rudal Iran menewaskan empat anggota keluarga Arab di Tamra, memicu kemarahan warga Arab Israel karena kurangnya fasilitas perlindungan bom.
• Di Iran: Serangan udara Israel menyebabkan ketakutan dan stres di Teheran, dengan pasokan makanan menipis dan banyak toko tutup. Pemerintah Iran membatasi akses internet, namun warga tetap mencari informasi melalui saluran TV luar negeri dan VPN. Ironisnya, serangan Israel yang bertujuan menggulingkan rezim justru memicu gelombang protes besar dan memperkuat solidaritas rakyat Iran.
• Aktivitas Siber dan Intelijen: Bursa kripto Iran, Nobitex, diretas dan mengalami kerugian sekitar Rp1,3 triliun, dengan kelompok peretas pro-Israel, Gonjeshke Darande, mengklaim bertanggung jawab. Iran juga mengumumkan penangkapan 54 orang yang dituduh sebagai mata-mata dan melakukan aktivitas subversif yang terkait dengan badan intelijen Israel, Mossad, serta penangkapan 22 orang lain yang diduga terkait dengan badan mata-mata Israel dan seorang warga negara Eropa atas tuduhan spionase.