Rupiah Melemah Drastis Akibat Eskalasi Konflik Timur Tengah dan Harga Minyak

Rupiah melemah drastis akibat eskalasi konflik Timur Tengah dan lonjakan harga minyak. Temukan informasi terbaru mengenai nilai tukar, inflasi, dan dampaknya di sini.

image cover
leaderboard

Trending

24 Jun 2025 - 24 Jun 2025

update

Terakhir diperbarui

24 Jun 2025

newspaper

Jumlah artikel

6 artikel

article

Overview

Rupiah melemah signifikan terhadap dolar AS, mencapai Rp16.492 pada 23 Juni 2025, dipicu eskalasi konflik Timur Tengah dan kekhawatiran inflasi akibat lonjakan harga minyak. Bank Dunia menyoroti pasar keuangan Indonesia yang dangkal sebagai faktor pelemahan. BI berupaya menjaga stabilitas, namun analis memperkirakan Rupiah akan fluktuatif. Investor asing mencatat jual neto, dan yield SBN serta CDS Indonesia naik.

📉 Fakta Utama Pelemahan Rupiah

  • Nilai tukar rupiah menunjukkan tren pelemahan signifikan pada akhir pekan dan awal pekan ini.
  • Pada Jumat, rupiah ditutup melemah tipis pada Rp16.397 per dolar AS.
  • Pada Senin, 23 Juni 2025, rupiah kembali melemah tajam, ditutup pada Rp16.492 per dolar AS, turun 95-96 poin atau 0,58 persen.
  • Kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jisdor mencatat rupiah di level Rp16.484 per dolar AS.
  • Pelemahan ini telah terjadi sejak pertengahan 2024, dipicu oleh arus keluar modal seiring kebijakan suku bunga tinggi, dan mencapai titik terendah Rp15.865 per dolar AS pada April 2025.

🌍 Pemicu Pelemahan

  • Pelemahan rupiah sebagian besar dipicu oleh eskalasi konflik di Timur Tengah, khususnya ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz.
  • Eskalasi terjadi setelah Amerika Serikat bergabung dengan Israel dalam menyerang fasilitas nuklir Iran, yang menyebabkan harga minyak mentah melonjak.
  • Ketegangan ini memicu sentimen risk off, mendorong investor menarik dana dari pasar negara berkembang ke aset yang lebih aman seperti dolar AS atau emas.
  • Bank Dunia mengungkapkan bahwa nilai tukar Rupiah tertekan akibat pasar keuangan Indonesia yang masih dangkal.
  • Pasar keuangan yang dangkal membuat dampak guncangan eksternal lebih terasa di Indonesia, meskipun volatilitas Rupiah lebih rendah dibandingkan mata uang negara berkembang lain.

💸 Dampak Ekonomi

  • Lonjakan harga minyak mentah mengancam stabilitas pasokan minyak global dan berpotensi meningkatkan inflasi.
  • Indonesia, sebagai pengimpor minyak mentah sekitar 1 juta barel per hari, akan merasakan dampak lonjakan harga minyak dunia pada biaya impor dan neraca perdagangan.
  • Potensi peningkatan beban subsidi pemerintah akibat lonjakan harga minyak dunia yang membebani anggaran.
  • Investor cenderung menarik dana dari pasar negara berkembang seperti Indonesia ke aset yang lebih aman, menyebabkan arus keluar modal.
  • Aksi jual aset ekuitas oleh investor asing pada April 2025 juga menjadi salah satu pemicu pelemahan Rupiah.

📊 Respon Pasar & Proyeksi

  • Bank Indonesia terus memperkuat strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan mendukung ketahanan ekonomi nasional.
  • Investor nonresiden mencatat jual neto sebesar Rp2,04 triliun pada periode 16-19 Juni 2025, terutama di pasar saham dan SRBI.
  • Imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun naik menjadi 6,75%, menandakan tekanan pada harga obligasi.
  • Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun juga naik menjadi 81,59 bps, menunjukkan peningkatan persepsi risiko gagal bayar.
  • Pengamat memperkirakan Rupiah akan fluktuatif pada perdagangan berikutnya, dengan kecenderungan menguat di kisaran Rp16.450 - Rp16.500.
  • Namun, penguatan rupiah dinilai terbatas karena sentimen di pasar ekuitas domestik dan keputusan Bank Indonesia untuk menahan suku bunga yang mengecewakan investor.

CNBC Indonesia

Ramal Nasib Rupiah hingga Pasar SBN Saat Perang Memanas & Suku Bunga Ditahan

CNBC Indonesia

Yield US Treasury Berpeluang Sentuh 2%, Ini Dampaknya Bagi SBN

Bagaimana pergerakan nilai tukar Rupiah pada akhir pekan dan awal pekan Juni 2025?

add

Nilai tukar Rupiah menunjukkan tren pelemahan signifikan pada akhir pekan dan awal pekan Juni 2025. Pada hari Jumat, Rupiah ditutup melemah tipis pada level Rp16.397 per dolar AS. Pelemahan ini berlanjut pada hari Senin, 23 Juni 2025, di mana Rupiah ditutup melemah tajam menjadi Rp16.492 per dolar AS. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 95 poin atau 0,58 persen dari penutupan Jumat. Kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jisdor juga mencatat Rupiah di level Rp16.484 per dolar AS pada hari yang sama.

Apakah Rupiah sempat menguat sebelum mengalami pelemahan?

add

Ya, sebelum mengalami pelemahan signifikan, nilai tukar Rupiah sempat menunjukkan penguatan. Pada tanggal 19 Juni 2025, Rupiah sempat menguat menjadi Rp16.390 per dolar AS dan terus menguat pada 20 Juni 2025. Namun, perlu dicatat adanya potensi ketidaksesuaian informasi dari beberapa sumber, di mana satu laporan menyebut Rupiah "melemah tipis" pada penutupan Jumat, meskipun judul artikelnya menyatakan "rupiah menguat". Pelemahan Rupiah juga pernah mencapai titik terendah pada April 2025, yaitu Rp15.865 per dolar AS.

Apa penyebab utama pelemahan nilai tukar Rupiah yang terjadi baru-baru ini?

add

Pelemahan nilai tukar Rupiah baru-baru ini dipicu oleh dua faktor utama:

  • Eskalasi konflik di Timur Tengah: Ketegangan geopolitik antara Iran, Amerika Serikat, dan Israel menjadi pemicu utama. Konflik ini memicu sentimen "risk off" di kalangan investor global.
  • Kondisi pasar keuangan Indonesia yang dangkal: Menurut Bank Dunia, pasar keuangan Indonesia yang belum dalam membuat dampak guncangan eksternal lebih terasa, meskipun volatilitas Rupiah sebenarnya lebih rendah dibandingkan mata uang negara berkembang lainnya. Pelemahan ini telah terjadi sejak pertengahan 2024, dipicu oleh arus keluar modal seiring kebijakan suku bunga tinggi.

Bagaimana eskalasi konflik di Timur Tengah memengaruhi nilai tukar Rupiah?

add

Eskalasi konflik di Timur Tengah memiliki dampak signifikan terhadap nilai tukar Rupiah melalui beberapa mekanisme:

  • Ancaman Penutupan Selat Hormuz: Ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz, yang merupakan jalur logistik minyak dunia dan perdagangan global, menciptakan ketidakpastian besar di pasar energi.
  • Lonjakan Harga Minyak Mentah: Konflik ini menyebabkan harga minyak mentah melonjak. Kenaikan harga minyak ini mengancam stabilitas pasokan minyak global dan berpotensi meningkatkan inflasi di banyak negara, termasuk Indonesia.
  • Sentimen "Risk Off": Ketegangan geopolitik memicu sentimen "risk off" di pasar keuangan global. Ini berarti investor cenderung menarik dana dari pasar negara berkembang yang dianggap berisiko tinggi, seperti Indonesia, dan mengalihkannya ke aset yang lebih aman seperti dolar AS atau emas. Penarikan modal ini secara langsung menekan nilai mata uang lokal seperti Rupiah.

Selain faktor global, apa saja faktor domestik yang turut menekan nilai tukar Rupiah?

add

Selain faktor global, beberapa faktor domestik juga turut menekan nilai tukar Rupiah:

  • Pasar Keuangan yang Dangkal: Lead Economist Bank Dunia, Habib Rab, menjelaskan bahwa pasar keuangan Indonesia yang masih dangkal membuat dampak guncangan eksternal lebih terasa. Ini berarti pasar kurang mampu menyerap tekanan dari luar.
  • Kebijakan Suku Bunga Tinggi: Pelemahan Rupiah telah terjadi sejak pertengahan 2024, dipicu oleh arus keluar modal seiring kebijakan suku bunga tinggi yang diterapkan oleh bank sentral negara maju.
  • Aksi Jual Investor Asing: Pada April 2025, Rupiah mencapai titik terendah akibat aksi jual aset ekuitas oleh investor asing.
  • Kenaikan Imbal Hasil (Yield) SBN: Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun naik menjadi 6,73% pada 19 Juni dan 6,75% pada 20 Juni 2025. Kenaikan yield ini menandakan tekanan pada harga obligasi, yang bisa membuat investor menarik dananya.
  • Kenaikan Premi Credit Default Swap (CDS): Premi CDS Indonesia tenor 5 tahun juga naik menjadi 81,59 bps pada 19 Juni 2025, menunjukkan peningkatan persepsi risiko gagal bayar Indonesia di mata investor.
  • Jual Neto Investor Nonresiden: Investor nonresiden mencatat jual neto sebesar Rp2,04 triliun pada periode 16-19 Juni 2025, terutama di pasar saham dan SRBI, meskipun ada beli neto di pasar SBN.

Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap perekonomian Indonesia, khususnya terkait harga minyak?

add

Pelemahan Rupiah, terutama yang dipicu oleh lonjakan harga minyak mentah, memiliki beberapa dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia:

  • Peningkatan Biaya Impor: Indonesia adalah pengimpor minyak mentah sekitar 1 juta barel per hari. Lonjakan harga minyak dunia akan secara langsung meningkatkan biaya impor minyak, yang pada gilirannya dapat membebani neraca perdagangan negara.
  • Peningkatan Beban Subsidi Pemerintah: Kenaikan harga minyak dunia juga berpotensi meningkatkan beban subsidi energi yang harus ditanggung oleh pemerintah untuk menjaga harga bahan bakar di dalam negeri tetap stabil bagi masyarakat.
  • Potensi Inflasi: Lonjakan harga minyak mentah dapat memicu kenaikan harga barang dan jasa lainnya, yang pada akhirnya berpotensi meningkatkan tingkat inflasi di Indonesia.

Langkah-langkah apa yang dilakukan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah?

add

Bank Indonesia (BI) terus berupaya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan mendukung ketahanan ekonomi nasional. BI memperkuat strategi bauran kebijakan, yang mencakup berbagai instrumen moneter dan makroprudensial, untuk merespons dinamika pasar dan menjaga stabilitas nilai tukar di tengah tekanan eksternal maupun domestik.

Bagaimana proyeksi atau perkiraan pergerakan nilai tukar Rupiah ke depan menurut para analis?

add

Para analis memiliki pandangan yang bervariasi mengenai proyeksi pergerakan Rupiah ke depan:

  • Ibrahim Assuaibi, seorang pengamat mata uang, memperkirakan bahwa Rupiah akan cenderung fluktuatif pada perdagangan berikutnya, dengan kecenderungan untuk menguat di kisaran Rp16.450 - Rp16.500 per dolar AS.
  • Namun, Lukman Leong, analis dari Doo Financial Futures, menilai bahwa potensi penguatan Rupiah akan terbatas. Hal ini disebabkan oleh sentimen negatif di pasar ekuitas domestik dan keputusan Bank Indonesia untuk menahan suku bunga, yang mungkin mengecewakan sebagian investor yang mengharapkan kenaikan suku bunga untuk menopang Rupiah.

Sumber Artikel

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.

Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!

Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.

Lamar sekarang