Presiden Prabowo Subianto telah meresmikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), sebuah entitas yang terinspirasi oleh Temasek Holdings milik Singapura. Pembentukan Danantara bertujuan untuk mengelola investasi demi masa depan bangsa, dengan fokus utama pada sinergi investasi energi hijau dan pembangunan berkelanjutan, serta memperkuat kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Singapura.
Pembentukan dan Tujuan BPI Danantara
Informasi mengenai latar belakang dan mandat utama dari BPI Danantara.
-
Poin Kunci BPI Danantara
- Terinspirasi dari Temasek Holdings Singapura, lembaga investasi milik Pemerintah Singapura.
- Nama "Danantara" memiliki arti "energi masa depan Indonesia".
- Dipimpin oleh Rosan Roeslani sebagai Chief Executive Officer (CEO).
- Dibentuk untuk mengelola investasi strategis demi masa depan bangsa Indonesia, terutama dalam energi baru terbarukan dan pembangunan berkelanjutan.
Kolaborasi dengan Temasek dan Fokus Investasi
Detail mengenai area kerja sama utama yang akan dijalin antara Danantara dengan Temasek Holdings.
-
Fokus Kolaborasi Danantara dan Temasek
- Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan energi hijau.
- Pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK).
- Pengembangan wilayah Batam, Bintan, dan Karimun dalam sektor energi rendah karbon dan infrastruktur penting.
- Investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN), termasuk untuk pembangkit listrik tenaga surya.
- Pengembangan kawasan industri ramah lingkungan atau kawasan industri hijau.
- Kerja sama investasi yang ditekankan harus saling menguntungkan kedua belah pihak.
Konteks Kerja Sama Bilateral Indonesia-Singapura
Kerja sama ini didukung oleh kemitraan ekonomi yang lebih luas antara Indonesia dan Singapura.
-
Aspek Penting Kemitraan Bilateral
- Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Singapura menghasilkan 19 kesepakatan kerja sama bilateral di berbagai sektor, termasuk ekonomi, energi, dan pertahanan.
- Lima Nota Kesepahaman (MOU) utama yang dipertukarkan mencakup: laporan kerja sama ekonomi bilateral, kerja sama keamanan pangan dan teknologi pertanian, pembangunan kawasan industri berkelanjutan, perdagangan listrik lintas batas, serta kerja sama penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture and Storage - CCS).
- Singapura merupakan investor asing terbesar di Indonesia, dengan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai US$20,1 miliar pada tahun 2024.
Inisiatif dan Proyek Spesifik yang Direncanakan
Beberapa proyek strategis dan nilai tambah yang diharapkan dari kolaborasi ini.
-
Proyek Strategis dan Nilai Tambah
- Rencana ekspor listrik dari Indonesia ke Singapura.
- Implementasi fasilitas CCS di Indonesia, sejalan dengan permintaan dari Singapura.
- Pengembangan industri panel surya dan industri kabel di Indonesia sebagai bagian dari nilai tambah kerja sama.