Proyek Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Rp96 Triliun Resmi Dimulai, Serap Ribuan Pekerja

Proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi resmi dimulai dengan investasi Rp96 triliun, menciptakan 8.000 lapangan kerja dan mendukung kemandirian energi nasional.

image cover
leaderboard

Tanggal Publikasi

30 Jun 2025

update

Sumber Berita

7 sumber

newspaper

Total Artikel

11 artikel

article

Overview

Presiden Prabowo meresmikan proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi di Karawang, hasil kerjasama Indonesia-China senilai USD5,9 miliar. Proyek ini menargetkan produksi 15 GWh pada fase kedua tahun 2026, menciptakan ribuan lapangan kerja dan potensi penghematan subsidi bahan bakar. Pemerintah menargetkan swasembada energi dan hilirisasi nikel, dengan dukungan penuh untuk menjadikan Indonesia pemain kunci baterai global.

πŸ”‹ Fakta Utama Proyek

  • Proyek ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi di Karawang, Jawa Barat, diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
  • Merupakan kerja sama kolosal antara Indonesia dan konsorsium Tiongkok (CATL, Brunp, Lygend/CBL), melibatkan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) dan PT Industri Baterai Indonesia (IBC).
  • Total nilai investasi proyek mencapai USD5,9 miliar atau sekitar Rp95,5 triliun hingga Rp100 triliun, dengan pembagian investasi di Karawang dan Maluku Utara.
  • Proyek ini mencakup lahan seluas 3.023 hektare secara nasional, dengan fasilitas di Karawang menempati 43 hektare dan dioperasikan oleh PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB).

πŸ’° Dampak Ekonomi & Target Produksi

  • Proyek ini diprediksi akan menciptakan 8.000 lapangan kerja langsung dan 35.000 pekerjaan tidak langsung, dengan potensi penyerapan tenaga kerja langsung hingga 35.000.
  • Dampak ekonomi tahunan dari proyek ini diperkirakan mencapai USD40 miliar hingga USD49 miliar, serta potensi penghematan subsidi bahan bakar dan impor hingga USD58 miliar per tahun.
  • Pabrik di Karawang menargetkan kapasitas produksi awal 6,9 GWh per tahun pada fase pertama, yang akan ditingkatkan menjadi 15 GWh pada fase kedua, dengan target operasi komersial akhir 2026.
  • Secara nasional, Presiden Prabowo menargetkan produksi 100 GWh baterai EV, dengan target jangka menengah 40 GWh, serta rencana produksi baterai untuk penyimpanan energi dari PLTS.
  • Dengan kapasitas 15 GWh, Indonesia dapat mengurangi impor BBM hingga 300 ribu kiloliter per tahun, mendukung kemandirian energi nasional.

πŸ“ˆ Visi & Tantangan Proyek

  • Pengembangan ekosistem baterai ini dianggap sebagai langkah penting menuju kemandirian dan ketahanan energi nasional, dengan target swasembada energi dalam lima hingga enam tahun ke depan.
  • Proyek ini berpotensi memperkuat hilirisasi nikel, meningkatkan ekspor, dan mendorong transfer teknologi, dengan produk baterai EV yang sudah diminati pembeli global.
  • Presiden Prabowo menyampaikan terima kasih kepada pemimpin terdahulu dan China atas kerja sama dalam mewujudkan proyek hilirisasi dan pabrik baterai mobil listrik ini.
  • Pemerintah perlu memastikan kepastian investasi, mendorong produsen EV lokal, dan memperhatikan isu lingkungan terkait pengelolaan limbah HPAL serta standar lingkungan dan sosial yang lebih tinggi.
  • Menteri ESDM menekankan pentingnya keadilan dalam proyek hilirisasi agar manfaatnya tidak hanya untuk investor dan pemerintah pusat, tetapi juga pengusaha daerah, masyarakat, dan pemerintah daerah.

Apa itu Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi yang diresmikan di Karawang?

keyboard_arrow_down

Proyek ini adalah bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan membangun ekosistem industri baterai kendaraan listrik secara terintegrasi. Ini mencakup seluruh rantai pasok, mulai dari penambangan nikel sebagai bahan baku, pengolahan, hingga produksi baterai dan daur ulang. Peresmiannya dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto di Karawang, Jawa Barat.

Siapa saja pihak yang terlibat dalam proyek kolaborasi ini?

keyboard_arrow_down

Proyek ini merupakan hasil kerja sama kolosal antara Indonesia dan China. Konsorsium yang terlibat dari pihak Indonesia adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) dan PT Industri Baterai Indonesia (IBC). Sementara itu, konsorsium perusahaan Tiongkok yang terlibat meliputi CATL, Brunp, dan Lygend (CBL). Di Karawang, operasional pabrik ditangani oleh PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB).

Berapa nilai investasi proyek ini dan di mana saja lokasinya?

keyboard_arrow_down

Nilai investasi total proyek ini mencapai USD5,9 miliar, atau setara dengan sekitar Rp95,5 triliun hingga Rp100 triliun. Investasi ini terbagi di dua lokasi utama:

  • Karawang, Jawa Barat: Sebesar USD1,2 miliar.
  • Maluku Utara: Sebesar USD4,7 miliar.

Secara keseluruhan, proyek ini mencakup lahan seluas 3.023 hektare, dengan 43 hektare di antaranya berlokasi di Karawang.

Berapa target kapasitas produksi baterai dari proyek ini dan kapan target operasi komersialnya?

keyboard_arrow_down

Pabrik di Karawang menargetkan kapasitas produksi awal 6,9 GWh per tahun pada fase pertama. Kapasitas ini akan ditingkatkan menjadi 15 GWh pada fase kedua. Target operasi komersial untuk pabrik di Karawang diharapkan dimulai pada akhir 2026.

Secara nasional, Presiden Prabowo menargetkan produksi 100 GWh baterai EV, dengan target jangka menengah mencapai 40 GWh. Selain itu, ada juga rencana produksi baterai untuk penyimpanan energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Apa saja manfaat ekonomi dan energi yang diharapkan dari proyek ini bagi Indonesia?

keyboard_arrow_down

Proyek ini diharapkan membawa dampak ekonomi dan energi yang signifikan:

  • Dampak Ekonomi: Diperkirakan mencapai USD40 miliar hingga USD49 miliar per tahun.
  • Penghematan Energi: Swasembada energi yang dihasilkan dapat menghemat sekitar USD58 miliar per tahun dari subsidi bahan bakar, listrik, dan impor bahan bakar. Dengan kapasitas 15 GWh, Indonesia dapat mengurangi impor BBM hingga 300 ribu kiloliter per tahun.
  • Hilirisasi Nikel: Memperkuat hilirisasi nikel di dalam negeri.
  • Peningkatan Ekspor: Berpotensi meningkatkan ekspor produk baterai.
  • Transfer Teknologi: Mendorong transfer teknologi dalam industri baterai.
  • Minat Pembeli: Produksi baterai EV ini telah diminati oleh pembeli dari dalam dan luar negeri, termasuk Jepang, India, dan Amerika Serikat.

Berapa banyak lapangan kerja yang akan tercipta dari proyek ini?

keyboard_arrow_down

Proyek ini diprediksi akan menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar. Diperkirakan akan ada 8.000 lapangan kerja langsung dan 35.000 pekerjaan tidak langsung. Namun, ada juga sumber lain yang menyebutkan proyek ini diharapkan dapat menyerap 35.000 tenaga kerja langsung.

Bagaimana proyek ini berkontribusi pada kemandirian energi nasional?

keyboard_arrow_down

Pengembangan ekosistem baterai ini dianggap sebagai langkah krusial menuju kemandirian dan ketahanan energi nasional. Targetnya adalah mencapai swasembada energi dalam lima hingga enam tahun ke depan melalui pemanfaatan energi terbarukan. Dengan memproduksi baterai kendaraan listrik secara mandiri, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil dan beralih ke energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Apa saja tantangan atau catatan penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan proyek ini?

keyboard_arrow_down

Para ekonom memberikan beberapa catatan penting untuk keberlanjutan dan kesuksesan proyek ini:

  • Kepastian Investasi: Pemerintah perlu memastikan kepastian investasi agar proyek berjalan lancar.
  • Dukungan Produsen Lokal: Mendorong produsen kendaraan listrik lokal untuk tumbuh dan memanfaatkan baterai yang diproduksi di dalam negeri.
  • Isu Lingkungan: Memperhatikan isu lingkungan terkait pengelolaan limbah HPAL (High-Pressure Acid Leaching) yang merupakan bagian dari proses pengolahan nikel.
  • Standar Lingkungan dan Sosial: Industri baterai harus mampu memenuhi standar lingkungan dan sosial yang lebih tinggi.
  • Keadilan: Penting untuk memastikan keadilan dalam proyek hilirisasi ini, agar manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh investor dan pemerintah pusat, tetapi juga oleh pengusaha daerah, masyarakat, dan pemerintah daerah.

Siapa saja tokoh atau pihak yang memberikan dukungan terhadap proyek ini?

keyboard_arrow_down

Proyek ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak:

  • Presiden Prabowo Subianto: Menyampaikan terima kasih kepada para pemimpin negara terdahulu, termasuk Presiden Joko Widodo, atas peran mereka dalam mendorong hilirisasi dan persiapan pabrik baterai mobil listrik. Ia juga berterima kasih kepada China atas kerja sama dalam mewujudkan proyek ini.
  • Anggota Komisi XII DPR RI, Ramson Siagian: Menyatakan dukungan penuh, melihatnya sebagai langkah strategis Indonesia menjadi pemain kunci dalam rantai pasok baterai global.
  • Menteri ESDM Bahlil Lahadalia: Menekankan pentingnya keadilan dalam proyek hilirisasi ini.

Sumber Artikel

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.

Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!

Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.

Lamar sekarang