Kominfo memperkuat perlindungan masyarakat dari ancaman deepfake yang berbahaya, terutama bagi perempuan dan anak-anak. Tiga strategi utama meliputi peningkatan literasi digital, penindakan konten berbahaya, dan regulasi perlindungan anak seperti PP Nomor 17 Tahun 2025 (PP TUNAS). Polisi Inggris juga memperingatkan peningkatan penggunaan AI untuk kejahatan seperti penipuan dan eksploitasi anak.
🛡️ Upaya Perlindungan Digital
- Kementerian Kominfo berupaya memperkuat perlindungan masyarakat di ruang digital dari ancaman deepfake yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memanipulasi visual dan audio.
- Deepfake dinilai sangat berbahaya karena secara khusus menargetkan kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak.
- Polisi Inggris juga memperingatkan bahwa AI semakin sering digunakan untuk kejahatan seperti penipuan, pelecehan seksual, dan eksploitasi anak, termasuk deepfake untuk penipuan berskala besar.
💡 Strategi Kominfo
- Kominfo menerapkan tiga strategi utama untuk memperkuat perlindungan masyarakat dari ancaman deepfake dan penyalahgunaan AI.
- Strategi tersebut meliputi peningkatan literasi digital untuk membantu masyarakat memilah informasi dan menjaga privasi data.
- Kominfo juga fokus pada penindakan konten berbahaya serta pengembangan regulasi perlindungan anak di ruang digital.
⚖️ Regulasi & Penegakan
- Salah satu regulasi penting yang diterbitkan adalah Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 (PP TUNAS).
- PP TUNAS secara khusus mengatur sistem elektronik untuk perlindungan anak di ruang digital.
- Regulasi ini menekankan pentingnya literasi digital dalam memilah informasi dan menjaga privasi data sebagai bagian integral dari perlindungan.
Apa itu deepfake?
Deepfake adalah teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memanipulasi atau menciptakan konten visual (gambar atau video) dan audio yang terlihat atau terdengar sangat realistis, seolah-olah asli. Manipulasi ini bisa berupa mengubah wajah seseorang dalam video, membuat seseorang mengucapkan hal yang tidak pernah mereka katakan, atau meniru suara seseorang dengan akurasi tinggi. Teknologi ini memanfaatkan algoritma pembelajaran mendalam (deep learning) untuk menghasilkan konten palsu yang sulit dibedakan dari aslinya.
Mengapa deepfake menjadi ancaman serius di ruang digital?
Deepfake dianggap sebagai ancaman serius di ruang digital karena kemampuannya untuk menciptakan konten palsu yang sangat meyakinkan, namun digunakan untuk tujuan berbahaya. Ancaman ini meliputi:
- Penipuan: Deepfake dapat digunakan untuk membuat video atau audio palsu yang meniru individu atau institusi, memicu penipuan berskala besar.
- Pelecehan Seksual dan Eksploitasi: Konten deepfake seringkali digunakan untuk membuat gambar atau video pelecehan seksual, termasuk eksploitasi anak, yang sangat merugikan korban.
- Penyebaran Disinformasi: Deepfake dapat memanipulasi narasi atau fakta, menyebarkan berita palsu, atau merusak reputasi individu atau organisasi.
- Menargetkan Kelompok Rentan: Teknologi ini secara spesifik menargetkan kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak, yang dapat mengalami dampak psikologis dan sosial yang parah.
Kemampuan deepfake untuk memanipulasi realitas menjadikannya alat yang sangat berbahaya dalam kejahatan siber dan penyebaran informasi yang menyesatkan.
Siapa saja kelompok yang rentan menjadi target deepfake?
Berdasarkan informasi yang ada, kelompok yang paling rentan menjadi target ancaman deepfake adalah perempuan dan anak-anak. Hal ini dikarenakan deepfake seringkali digunakan untuk tujuan pelecehan seksual, eksploitasi, dan penipuan yang secara spesifik menargetkan kelompok-kelompok ini. Konten deepfake yang melibatkan mereka dapat memiliki dampak psikologis, sosial, dan reputasi yang sangat merusak.
Bagaimana Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menghadapi ancaman deepfake?
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berupaya memperkuat perlindungan masyarakat di ruang digital dari ancaman deepfake dengan menerapkan tiga strategi utama. Upaya ini bertujuan untuk menciptakan ruang digital yang aman dan melindungi masyarakat, khususnya kelompok rentan, dari dampak negatif teknologi AI yang disalahgunakan.
Apa saja tiga strategi utama Kominfo dalam memperkuat perlindungan masyarakat dari deepfake?
Kominfo menerapkan tiga strategi utama untuk memperkuat perlindungan masyarakat dari ancaman deepfake, yaitu:
- Peningkatan Literasi Digital: Strategi ini berfokus pada edukasi masyarakat agar lebih cakap dalam memilah informasi, mengenali konten palsu, dan menjaga privasi data pribadi di ruang digital.
- Penindakan Konten Berbahaya: Kominfo melakukan upaya penindakan terhadap konten-konten deepfake yang berbahaya, seperti konten penipuan, pelecehan seksual, atau eksploitasi anak, untuk mencegah penyebarannya.
- Regulasi Perlindungan Anak: Kominfo menerbitkan regulasi khusus untuk melindungi anak-anak di ruang digital, termasuk dari ancaman deepfake. Salah satu contohnya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 (PP TUNAS).
Ketiga strategi ini saling melengkapi untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih aman dan bertanggung jawab.
Apa itu Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 (PP TUNAS) dan apa kaitannya dengan deepfake?
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 (PP TUNAS) adalah regulasi yang diterbitkan oleh Kominfo sebagai bagian dari strategi perlindungan anak di ruang digital. PP TUNAS secara spesifik mengatur sistem elektronik untuk perlindungan anak. Kaitannya dengan deepfake adalah bahwa regulasi ini menekankan pentingnya literasi digital dalam memilah informasi dan menjaga privasi data, yang merupakan langkah krusial dalam melindungi anak-anak dari konten deepfake berbahaya dan penyalahgunaan data pribadi mereka.
Apa peran literasi digital dalam upaya perlindungan dari deepfake?
Literasi digital memegang peran yang sangat penting dalam menghadapi ancaman deepfake. Dengan literasi digital yang baik, masyarakat diharapkan mampu:
- Memilah Informasi: Mengidentifikasi dan membedakan antara konten asli dan konten deepfake atau palsu.
- Mengenali Tanda-tanda Deepfake: Memahami karakteristik atau 'red flags' yang sering muncul pada konten deepfake, seperti gerakan bibir yang tidak sinkron, ekspresi wajah yang tidak wajar, atau kualitas audio yang aneh.
- Menjaga Privasi Data: Memahami pentingnya menjaga data pribadi agar tidak disalahgunakan untuk pembuatan deepfake atau kejahatan siber lainnya.
- Melaporkan Konten Berbahaya: Mengetahui cara melaporkan konten deepfake yang berbahaya kepada pihak berwenang atau platform digital.
Peningkatan literasi digital memberdayakan individu untuk menjadi lebih kritis dan berhati-hati dalam berinteraksi di ruang digital, sehingga mengurangi risiko menjadi korban deepfake.
Contoh kejahatan apa saja yang dapat dilakukan menggunakan teknologi deepfake?
Teknologi deepfake semakin sering digunakan untuk berbagai jenis kejahatan. Beberapa contoh kejahatan yang dapat dilakukan menggunakan deepfake meliputi:
- Penipuan Skala Besar: Deepfake dapat digunakan untuk meniru suara atau video pejabat, CEO, atau individu terkemuka lainnya untuk mengelabui korban agar mentransfer uang atau memberikan informasi rahasia.
- Pelecehan Seksual dan Eksploitasi Anak: Pembuatan konten pornografi non-konsensual atau eksploitasi anak dengan menempelkan wajah korban pada tubuh orang lain atau menciptakan skenario palsu.
- Penyebaran Disinformasi dan Propaganda: Membuat video palsu yang menampilkan politisi atau tokoh publik mengucapkan pernyataan kontroversial atau palsu untuk memicu kekacauan sosial atau politik.
- Pemerasan (Blackmail): Mengancam korban dengan menyebarkan deepfake yang memalukan atau merusak reputasi jika tuntutan tidak dipenuhi.
- Pencurian Identitas: Menggunakan deepfake untuk melewati sistem verifikasi biometrik yang mengandalkan pengenalan wajah atau suara.
Contoh-contoh ini menunjukkan betapa berbahayanya penyalahgunaan teknologi deepfake dalam berbagai aspek kehidupan.
Masih Seputar teknologi
Runway Luncurkan Aleph, AI Video-ke-Video untuk Transformasi Rekaman dengan Perintah Teks
sekitar 4 jam yang lalu

Tesla dan Samsung Teken Kesepakatan Chip AI6 $16,5 Miliar, Dongkrak Bisnis Foundry
sekitar 4 jam yang lalu

Robot Humanoid Dominasi KTT AI Shanghai, Tiongkok Bidik Pasar $7 Triliun
sekitar 6 jam yang lalu

Google Pixel 6a Meledak Saat Dicas, Bakar Sprei dan Rusak AC
sekitar 8 jam yang lalu

Perusahaan AI China Bentuk Aliansi Baru untuk Ekosistem Domestik di Tengah Pembatasan AS
sekitar 10 jam yang lalu

Meta Tunjuk Pencipta ChatGPT Shengjia Zhao Pimpin Lab Superintelligence
sekitar 13 jam yang lalu

Tesla Akan Luncurkan Robotaxi Berpengemudi di California, Tunggu Persetujuan Regulasi
sekitar 13 jam yang lalu

KPK Selidiki Dugaan Korupsi Google Cloud di Kemendikbudristek Era Nadiem
sekitar 15 jam yang lalu

Robot Humanoid Pamer Kemampuan di WAIC, Soroti Ambisi AI China
1 hari yang lalu

Startup India Pimpin Inovasi AI, Ubah Solusi Harian dengan Alat Tradisional
1 hari yang lalu

Berita Terbaru

Tim Woodball Indonesia Juara Umum Malaysia Open 2025 dengan 6 Emas

BPS Tetapkan Garis Kemiskinan Rp 609 Ribu, Bank Dunia Angka Jauh Lebih Tinggi

Kemenperin Siapkan Reformasi TKDN, Investasi Apple di RI Tetap On Track

Legislator Gerindra Desak Negara Tegas Usut Tuntas Perusakan Rumah Doa Padang Sarai

Indonesia Pimpin Diskusi Solusi Dua Negara Palestina di KTT PBB New York
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.