Iklan Guess dengan Model AI di Vogue Picu Kontroversi Standar Kecantikan

Langsung Tanya AI Gratis

Pertanyaan

image cover
schedule

Tanggal Publikasi

28 Jul 2025
account_circle
newspaper

Artikel Terkait

1 artikel

Iklan Guess di majalah Vogue menampilkan model AI, memicu kontroversi tentang standar kecantikan tidak realistis. Model tanpa cela ini dikritik oleh model plus-size Felicity Hayward sebagai tindakan "malas dan murah". Vanessa Longley dari badan amal Beat khawatir citra tubuh tidak realistis dapat memengaruhi kesehatan mental. Sinead Bovell menekankan pentingnya pelabelan konten AI, sementara Sara Ziff dari Model Alliance menyerukan perlindungan bagi pekerja di industri fashion terkait penggunaan AI.

🚨 Kontroversi Utama

  • Iklan Guess di majalah Vogue edisi Agustus yang menampilkan model AI memicu perdebatan sengit mengenai standar kecantikan yang tidak realistis.
  • Iklan tersebut menampilkan model pirang tanpa cela dari koleksi musim panas Guess, yang menjadi pusat kontroversi.
  • Penggunaan model AI ini menimbulkan kekhawatiran tentang dampak pada citra tubuh dan kesehatan mental masyarakat.

🗣️ Suara Kritik

  • Felicity Hayward, seorang model plus-size, mengecam penggunaan model AI sebagai tindakan yang "malas dan murah", merusak upaya keberagaman dalam industri fashion.
  • Vanessa Longley, CEO badan amal gangguan makan Beat, menyatakan kekhawatiran serius bahwa paparan citra tubuh yang tidak realistis dapat memengaruhi kesehatan mental dan citra tubuh seseorang.
  • Sinead Bovell, mantan model dan pengusaha teknologi, menekankan pentingnya pelabelan konten AI secara jelas untuk mencegah dampak negatif pada kesehatan mental.

💡 Perspektif Industri

  • Seraphinne Vallora, perusahaan di balik model AI, mengungkapkan bahwa mereka membuat 10 draf model untuk Guess, yang kemudian memilih dua untuk pengembangan lebih lanjut.
  • Sara Ziff, pendiri Model Alliance, berpendapat bahwa AI dalam industri fashion tidak secara inheren eksploitatif, namun memerlukan perlindungan yang berarti bagi para pekerja.
  • Perdebatan ini menyoroti kebutuhan akan keseimbangan antara inovasi teknologi dan tanggung jawab sosial dalam industri fashion.

Apa kontroversi utama terkait iklan Guess di majalah Vogue?

keyboard_arrow_down

Iklan Guess yang menampilkan model AI di majalah Vogue edisi Agustus telah memicu kontroversi dan perdebatan luas. Kontroversi ini berpusat pada kekhawatiran bahwa penggunaan model AI dapat mempromosikan standar kecantikan yang tidak realistis dan merusak upaya keberagaman dalam industri fashion, serta berpotensi memengaruhi kesehatan mental individu.

Siapa saja pihak yang terlibat dalam kontroversi iklan Guess ini?

keyboard_arrow_down

Beberapa pihak yang terlibat dan memberikan pandangan dalam kontroversi ini antara lain:

  • Guess: Perusahaan fashion yang memasang iklan dengan model AI.
  • Vogue: Majalah fashion yang memuat iklan tersebut di edisi Agustus.
  • Seraphinne Vallora: Perusahaan di balik pembuatan model AI yang digunakan oleh Guess.
  • Felicity Hayward: Seorang model plus-size yang mengkritik penggunaan model AI.
  • Vanessa Longley: CEO badan amal gangguan makan Beat, yang menyuarakan kekhawatiran tentang dampak pada kesehatan mental.
  • Sinead Bovell: Mantan model dan pengusaha teknologi yang menekankan pentingnya pelabelan konten AI.
  • Sara Ziff: Pendiri Model Alliance, yang memberikan perspektif tentang AI dan perlindungan pekerja.

Apa itu model AI yang digunakan dalam iklan Guess?

keyboard_arrow_down

Model AI yang digunakan dalam iklan Guess adalah citra digital yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan. Dalam kasus ini, model tersebut dibuat oleh perusahaan Seraphinne Vallora. Mereka awalnya membuat 10 draf model, dan Guess kemudian memilih satu model berambut cokelat dan satu model berambut pirang untuk pengembangan lebih lanjut, yang salah satunya ditampilkan dalam iklan kontroversial tersebut.

Mengapa penggunaan model AI ini menuai kritik?

keyboard_arrow_down

Penggunaan model AI dalam iklan Guess menuai kritik karena beberapa alasan utama:

  • Dianggap 'malas dan murah': Felicity Hayward, seorang model plus-size, menyatakan bahwa penggunaan model AI adalah tindakan yang 'malas dan murah' yang merusak upaya keberagaman yang telah dibangun dalam industri fashion.
  • Mempromosikan standar kecantikan tidak realistis: Model AI seringkali menampilkan citra 'tanpa cela' yang tidak dapat dicapai oleh manusia, sehingga dikhawatirkan dapat memperburuk tekanan untuk memenuhi standar kecantikan yang tidak realistis.
  • Dampak negatif pada kesehatan mental dan citra tubuh: Vanessa Longley dari Beat mengungkapkan kekhawatiran bahwa paparan terus-menerus terhadap citra tubuh yang tidak realistis dapat memengaruhi kesehatan mental dan citra tubuh seseorang secara negatif.

Bagaimana penggunaan model AI dapat memengaruhi kesehatan mental dan citra tubuh?

keyboard_arrow_down

Penggunaan model AI yang menampilkan citra tubuh 'tanpa cela' dan tidak realistis dapat berdampak signifikan pada kesehatan mental dan citra tubuh. Paparan berulang terhadap citra semacam itu dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis tentang penampilan fisik, yang pada gilirannya dapat menyebabkan perasaan tidak puas, rendah diri, atau bahkan memicu gangguan makan pada individu yang rentan. Vanessa Longley, CEO badan amal gangguan makan Beat, secara spesifik menyatakan kekhawatiran ini.

Apa pandangan Felicity Hayward mengenai penggunaan model AI?

keyboard_arrow_down

Felicity Hayward, seorang model plus-size, mengkritik keras penggunaan model AI. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai 'malas dan murah'. Menurutnya, penggunaan model AI merusak kemajuan yang telah dicapai dalam upaya mendorong keberagaman dan inklusivitas dalam industri fashion, karena kembali menampilkan citra yang seragam dan tidak merepresentasikan keragaman bentuk tubuh manusia.

Apa saran Sinead Bovell terkait konten AI di industri fashion?

keyboard_arrow_down

Sinead Bovell, seorang mantan model dan pengusaha teknologi, menekankan pentingnya pelabelan konten AI secara jelas. Ia berpendapat bahwa dengan melabeli konten yang dihasilkan oleh AI, konsumen dapat membedakan antara citra manusia asli dan citra buatan, sehingga dapat membantu mencegah dampak negatif pada kesehatan mental yang mungkin timbul dari paparan citra yang tidak realistis tanpa disadari.

Apakah AI dalam industri fashion selalu dianggap eksploitatif?

keyboard_arrow_down

Sara Ziff, pendiri Model Alliance, memiliki pandangan yang lebih nuansa. Ia berpendapat bahwa AI dalam industri fashion tidak secara inheren eksploitatif. Namun, ia menekankan bahwa untuk memastikan AI tidak menjadi eksploitatif, diperlukan perlindungan yang berarti bagi para pekerja di industri tersebut, seperti model manusia. Ini menunjukkan bahwa potensi eksploitasi lebih bergantung pada bagaimana teknologi tersebut diimplementasikan dan diatur, bukan pada teknologi itu sendiri.

Apa implikasi jangka panjang penggunaan model AI bagi industri fashion?

keyboard_arrow_down

Implikasi jangka panjang penggunaan model AI bagi industri fashion sangat kompleks. Hal ini dapat memicu perdebatan berkelanjutan mengenai standar kecantikan, keberagaman, dan etika dalam representasi visual. Ada potensi untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi, namun juga risiko mengikis nilai-nilai keberagaman dan inklusivitas yang telah diperjuangkan. Selain itu, akan ada kebutuhan yang semakin besar untuk regulasi dan pelabelan yang jelas untuk melindungi konsumen dan pekerja, serta untuk menyeimbangkan inovasi teknologi dengan tanggung jawab sosial dan kesehatan mental masyarakat.

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.

Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!

Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.

Lamar sekarang