
Menurut Kompas.com, kemiskinan di Jakarta naik menjadi 4,28% atau 464.870 orang pada Maret 2025. Garis kemiskinan mencapai Rp 852.768 per kapita per bulan. Kenaikan ini disebabkan oleh urbanisasi tak terkendali, ketimpangan ekonomi, dan lemahnya perlindungan sosial. Banyak warga miskin kesulitan akses bantuan sosial karena masalah identitas kependudukan.
๐ Fakta Utama Kemiskinan
- Tingkat kemiskinan di Jakarta meningkat menjadi 4,28% atau 464.870 orang pada Maret 2025, naik dari 4,14% pada September 2024.
- Garis kemiskinan di Jakarta tercatat Rp 852.768 per kapita per bulan, yang jauh di atas rata-rata nasional.
- Peningkatan ini menunjukkan adanya penambahan jumlah penduduk miskin di ibu kota.
๐ Penyebab Kemiskinan
- Urbanisasi yang tidak terkendali menjadi salah satu faktor utama penyebab kemiskinan di Jakarta.
- Ketimpangan ekonomi dan lemahnya perlindungan sosial turut memperparah kondisi kemiskinan di kota.
- Banyak pendatang terserap ke sektor informal dengan pendapatan tidak stabil, diperparah oleh inflasi yang tinggi.
๐ง Tantangan Masyarakat Miskin
- Masyarakat miskin menghadapi keterbatasan pengeluaran untuk kebutuhan pokok.
- Mereka juga dibebani oleh biaya non-makanan yang tinggi seperti sewa tempat tinggal dan transportasi.
- Banyak warga miskin kota tidak memiliki identitas kependudukan yang sesuai, sehingga menghambat akses mereka terhadap bantuan sosial.
Berapa jumlah penduduk miskin di Jakarta saat ini?
Menurut data terbaru, jumlah penduduk miskin di Jakarta pada Maret 2025 mencapai 464.870 orang. Angka ini merepresentasikan 4,28% dari total populasi Jakarta. Ini menunjukkan peningkatan jumlah dan persentase penduduk miskin dibandingkan periode sebelumnya.
Bagaimana tren tingkat kemiskinan di Jakarta dalam beberapa waktu terakhir?
Tingkat kemiskinan di Jakarta menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa waktu terakhir. Pada September 2024, tingkat kemiskinan tercatat sebesar 4,14% dari total populasi. Namun, pada Maret 2025, angka ini naik menjadi 4,28%, yang berarti ada penambahan jumlah penduduk miskin dari periode sebelumnya. Peningkatan ini mengindikasikan adanya tantangan yang semakin besar dalam upaya pengentasan kemiskinan di ibu kota.
Berapa garis kemiskinan yang ditetapkan di Jakarta?
Garis kemiskinan di Jakarta ditetapkan sebesar Rp 852.768 per kapita per bulan. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata garis kemiskinan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa biaya hidup di Jakarta, terutama untuk memenuhi kebutuhan dasar, jauh lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia, sehingga seseorang membutuhkan pendapatan yang lebih besar untuk tidak dikategorikan sebagai miskin.
Tantangan apa saja yang dihadapi masyarakat miskin di Jakarta?
Masyarakat miskin di Jakarta menghadapi berbagai tantangan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tantangan utama meliputi:
- Keterbatasan Pengeluaran untuk Kebutuhan Pokok: Pendapatan yang tidak mencukupi membuat mereka sulit memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan dan sandang.
- Beban Biaya Non-Makanan yang Tinggi: Selain kebutuhan pokok, mereka juga dibebani biaya tinggi untuk kebutuhan non-makanan seperti sewa tempat tinggal yang mahal dan biaya transportasi di kota besar.
Kombinasi faktor-faktor ini membuat masyarakat miskin di Jakarta sangat rentan terhadap gejolak ekonomi dan kesulitan dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.
Apa saja faktor utama penyebab kemiskinan di Jakarta?
Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan kemiskinan di Jakarta, yaitu:
- Urbanisasi yang Tidak Terkendali: Arus pendatang yang besar ke Jakarta tanpa diimbangi ketersediaan lapangan kerja formal yang memadai.
- Ketimpangan Ekonomi: Kesenjangan yang lebar antara kelompok berpenghasilan tinggi dan rendah, di mana sebagian besar kekayaan terkonsentrasi pada segelintir orang.
- Lemahnya Perlindungan Sosial: Sistem perlindungan sosial yang belum sepenuhnya menjangkau seluruh lapisan masyarakat miskin, sehingga mereka rentan terhadap guncangan ekonomi.
Faktor-faktor ini saling berkaitan dan menciptakan lingkaran kemiskinan yang sulit diputus di ibu kota.
Bagaimana urbanisasi yang tidak terkendali berkontribusi pada kemiskinan di Jakarta?
Urbanisasi yang tidak terkendali menjadi salah satu pemicu utama kemiskinan di Jakarta. Banyak pendatang yang datang ke Jakarta dengan harapan mencari pekerjaan, namun seringkali mereka hanya terserap ke sektor informal. Pekerjaan di sektor informal ini umumnya memiliki karakteristik pendapatan yang tidak stabil, tidak ada jaminan sosial, dan rentan terhadap fluktuasi ekonomi. Akibatnya, meskipun mereka memiliki pekerjaan, pendapatan yang tidak menentu membuat mereka tetap berada di bawah garis kemiskinan atau sangat rentan jatuh miskin.
Apa dampak inflasi terhadap kondisi kemiskinan di Jakarta?
Inflasi yang tinggi memiliki dampak signifikan terhadap kondisi kemiskinan di Jakarta. Ketika harga-harga kebutuhan pokok dan non-pokok meningkat, daya beli masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan rendah dan tidak stabil, akan semakin tergerus. Pendapatan yang sudah minim menjadi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, sehingga memperparah beban ekonomi yang sudah ada dan mendorong lebih banyak orang ke dalam jurang kemiskinan.
Mengapa sebagian warga miskin di Jakarta sulit mengakses bantuan sosial?
Sebagian warga miskin di Jakarta mengalami kesulitan dalam mengakses bantuan sosial karena masalah identitas kependudukan. Banyak dari mereka tidak memiliki identitas kependudukan yang sesuai, seperti KTP Jakarta, meskipun mereka telah lama tinggal dan bekerja di kota tersebut. Ketiadaan identitas resmi ini menjadi hambatan besar karena program bantuan sosial seringkali mensyaratkan data kependudukan yang valid dan terdaftar. Akibatnya, mereka yang paling membutuhkan justru tidak dapat menerima bantuan yang seharusnya menjadi hak mereka, memperparah kondisi kemiskinan yang mereka alami.
Masih Seputar ekonomi
Bantuan PKH Tahap 3 Mulai Cair Juli-September, Cek Syarat dan Nominalnya
sekitar 1 jam yang lalu

AS-UE Negosiasi Dagang di Skotlandia Jelang Penerapan Tarif Impor 30%
sekitar 2 jam yang lalu

Pemerintah Targetkan Sampah Menggunung Tuntas 2 Tahun, Pangkas Birokrasi PSEL
sekitar 2 jam yang lalu

Modal Asing Rp11,3 Triliun Keluar dari RI, Rupiah Melemah
sekitar 3 jam yang lalu

Pemerintah Hapus Klasifikasi Beras Premium-Medium Atasi Pengoplosan, Pengamat Tekankan Kualitas
sekitar 3 jam yang lalu

Pemerintah Dorong UMKM Naik Kelas Lewat NIB, Sertifikasi, dan Rekayasa Sosial
sekitar 5 jam yang lalu

BPS: Kemiskinan Kota Naik, Nasional Turun Jadi 8,47% di Maret 2025
sekitar 5 jam yang lalu

Pemindahan ASN ke IKN Diundur ke September 2024, Upacara 17 Agustus Jadi Alasan
sekitar 6 jam yang lalu

KLH Segel Empat Perusahaan, Tutup Pabrik Sawit di Riau Atasi Karhutla dan Emisi
sekitar 7 jam yang lalu

Ritel Tarik Beras Oplosan, Aprindo Minta Pemerintah Tindak Tegas
sekitar 7 jam yang lalu

Berita Terbaru

Status Klub Menggantung, Bintang Irak Ali Jasim Terancam Absen Lawan Indonesia

Final Piala AFF U-23: Indonesia vs Vietnam, Dua Rekor Baru Siap Tercipta

Startup India Pimpin Inovasi AI, Ubah Solusi Harian dengan Alat Tradisional

BKKBN: Bonus Demografi 2025-2045 Peluang Indonesia Atasi Tantangan Kependudukan

Pemerintah Tegaskan Komitmen Pembangunan IKN, Target Tuntas 3 Tahun
Trending

Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja Memanas: 14 Tewas, 100 Ribu Mengungsi

Bentrokan Perbatasan Thailand-Kamboja Tewaskan 12 Orang, PBB Gelar Rapat Darurat

Kamboja-Thailand Saling Serang di Perbatasan, Jet Tempur Dikerahkan di Tengah Ketegangan Diplomatik

Pemerintah Tegaskan Transfer Data Indonesia-AS Bukan Penyerahan Bebas, DPR Minta Transparansi

Gubernur DKI Naikkan Dana RT/RW 25% Mulai Oktober 2025, Belum Penuhi Janji Kampanye
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.