
Presiden Trump berencana terapkan tarif impor baru 10-70% mulai 1 Agustus, menyasar negara tanpa kesepakatan dagang dengan AS. Inggris dan Vietnam lolos dari tarif tinggi. Indonesia bernegosiasi hindari tarif, setelah sebelumnya dikenakan tarif 32%. Trump juga ancam tarif 10% ke negara BRICS yang kritik kebijakan AS. Kenaikan tarif ini sebabkan gejolak di pasar saham global.
๐๏ธ Kebijakan Tarif AS
- Presiden AS Donald Trump berencana menerapkan tarif impor baru dengan besaran bervariasi antara 10 hingga 70 persen, yang akan berlaku efektif mulai 1 Agustus.
- Surat pemberitahuan final berisi rincian tarif akan dikirimkan kepada sekitar 10 hingga 12 negara setiap hari selama lima hari, dimulai pada 4 atau 7 Juli waktu setempat.
- Sebelumnya, Trump telah memberlakukan tarif timbal balik 50 persen pada April, yang kemudian ditangguhkan 90 hari hingga 9 Juli untuk negosiasi lebih lanjut.
- Negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dagang dengan AS hingga tenggat waktu 9 Juli akan menghadapi tarif "timbal balik" yang lebih tinggi.
๐ Negara Terdampak & Negosiasi
- Trump sebelumnya mengkritik Uni Eropa dan Jepang karena dinilai terlalu kaku dalam bernegosiasi tarif.
- Hanya Inggris dan Vietnam yang berhasil mencapai kesepakatan tarif dengan AS, di mana Vietnam hanya dikenakan 20 persen dari sebelumnya 46 persen.
- Negara lain seperti Korea Selatan, Thailand, dan Swiss juga berpacu melakukan negosiasi untuk menghindari tarif tinggi.
๐ฎ๐ฉ Upaya Indonesia
- Indonesia termasuk salah satu negara yang menanti hasil negosiasi untuk menghindari tarif tinggi, setelah sebelumnya pernah dikenakan tarif resiprokal 32 persen yang ditunda.
- Pemerintah Indonesia telah menyampaikan penawaran kedua untuk mendapatkan keringanan tarif, bahkan hingga nol persen.
- Tim negosiasi Indonesia, dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, terus berupaya mencapai kesepakatan terbaik di Washington.
- Nasib Indonesia terkait tarif ini masih belum jelas menjelang berakhirnya masa penundaan.
โก Ancaman BRICS & Dampak Pasar
- Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan 10 persen kepada negara-negara anggota BRICS, termasuk Indonesia, yang dianggap mendukung kebijakan anti-Amerika.
- Ancaman ini muncul setelah para pemimpin BRICS mengkritik langkah-langkah proteksionis sepihak AS dan membahas pengembangan sistem pembayaran lokal.
- Kenaikan tarif telah menyebabkan gejolak di pasar saham global, dengan penurunan indeks saham, obligasi, dan dolar AS yang merosot tajam.
- Ekonom menekankan pentingnya Indonesia memperkuat posisi tawar dagang dengan AS, mengingat kedua negara saling membutuhkan dalam rantai pasok global.
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia diprediksi bergerak datar sambil menanti kepastian tarif Trump.
Apa kebijakan tarif impor baru yang akan diterapkan oleh Amerika Serikat?
Kebijakan tarif impor baru yang akan diterapkan oleh Amerika Serikat adalah pengenaan tarif dengan besaran bervariasi antara 10 hingga 70 persen terhadap produk impor dari negara-negara mitra dagang tertentu. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya Presiden AS Donald Trump untuk mencapai kesepakatan dagang yang dianggap lebih adil bagi Amerika Serikat.
Kapan kebijakan tarif impor baru ini akan mulai berlaku efektif?
Kebijakan tarif impor baru ini akan mulai berlaku efektif pada 1 Agustus. Tanggal ini menjadi tenggat waktu penting bagi negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dagang dengan AS untuk menghindari pengenaan tarif yang lebih tinggi.
Kapan surat pemberitahuan final mengenai rincian tarif mulai dikirimkan kepada negara-negara mitra dagang?
Surat pemberitahuan final berisi rincian tarif mulai dikirimkan kepada sekitar 10 hingga 12 negara setiap hari selama lima hari, dimulai pada Jumat (4/7) atau Senin (7/7) waktu setempat. Pengiriman surat ini menandai dimulainya proses formal pengenaan tarif bagi negara-negara yang belum mencapai kesepakatan.
Bagaimana riwayat kebijakan tarif AS sebelum pengumuman tarif baru ini?
Sebelum pengumuman tarif baru ini, Presiden Trump telah memberlakukan tarif timbal balik sebesar 50 persen pada sebagian besar mitra dagang AS pada bulan April. Namun, tarif tersebut kemudian ditangguhkan selama 90 hari hingga 9 Juli untuk memberikan kesempatan negosiasi lebih lanjut. Negara-negara yang tidak mencapai kesepakatan hingga tenggat waktu 9 Juli akan menghadapi tarif 'timbal balik' yang lebih tinggi.
Negara mana saja yang menjadi target utama penerapan tarif impor baru AS?
Meskipun Presiden Trump tidak merinci secara spesifik negara penerima surat pemberitahuan tarif, ia sebelumnya mengkritik Uni Eropa dan Jepang karena dinilai terlalu kaku dalam bernegosiasi. Selain itu, negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dagang dengan AS hingga tenggat waktu 9 Juli akan menjadi target utama. Ancaman tarif juga ditujukan kepada negara-negara anggota BRICS, termasuk Indonesia, yang dianggap mendukung kebijakan anti-Amerika atau mengkritik kebijakan tarif AS.
Bagaimana dampak kebijakan tarif ini terhadap Indonesia?
Indonesia termasuk salah satu negara yang menanti hasil negosiasi untuk menghindari tarif tinggi. Sebelumnya, Indonesia pernah dikenakan tarif resiprokal sebesar 32 persen pada 2 April 2025, namun kemudian ditunda. Pemerintah Indonesia telah menyampaikan penawaran kedua untuk mendapatkan keringanan tarif, bahkan hingga nol persen, dengan tim negosiasi yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto terus berupaya mencapai kesepakatan terbaik di Washington. Namun, nasib Indonesia terkait tarif ini masih belum jelas menjelang berakhirnya masa penundaan. Selain itu, Indonesia juga menghadapi ancaman tarif tambahan 10 persen sebagai anggota BRICS jika dianggap mendukung kebijakan anti-Amerika atau mengkritik kebijakan tarif AS.
Apakah ada negara yang berhasil mencapai kesepakatan dan terhindar dari tarif tinggi AS?
Ya, beberapa negara telah berhasil mencapai kesepakatan dan terhindar dari tarif tinggi AS:
- Inggris: Berhasil mencapai kesepakatan tarif dengan AS.
- Vietnam: Dipastikan lolos dari tarif 46 persen dan hanya dikenakan 20 persen.
Selain itu, negara lain seperti Korea Selatan, Thailand, dan Swiss juga berpacu melakukan negosiasi untuk menghindari tarif tinggi.
Mengapa Amerika Serikat mengancam akan mengenakan tarif tambahan kepada negara-negara anggota BRICS?
Amerika Serikat mengancam akan mengenakan tarif tambahan 10 persen kepada negara-negara anggota BRICS karena dianggap mendukung kebijakan anti-Amerika atau mengkritik kebijakan tarifnya. Ancaman ini muncul setelah para pemimpin BRICS mengkritik langkah-langkah proteksionis sepihak AS dan membahas pengembangan sistem pembayaran lokal untuk mengurangi dominasi dolar AS, yang dianggap sebagai tantangan terhadap dominasi ekonomi AS.
Apa dampak ekonomi global dari rencana penerapan tarif impor baru AS ini?
Rencana kenaikan tarif ini telah menyebabkan gejolak signifikan di pasar saham global. Dampak ekonomi yang terlihat meliputi:
- Penurunan indeks saham dan obligasi global: Investor bereaksi negatif terhadap ketidakpastian perdagangan.
- Dolar AS merosot tajam: Kebijakan proteksionis dapat melemahkan mata uang domestik.
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia: Diprediksi bergerak datar sambil menanti kepastian tarif Trump, menunjukkan kehati-hatian pasar domestik.
Secara keseluruhan, kebijakan ini menciptakan ketidakpastian yang berdampak negatif pada stabilitas pasar keuangan global.
Apa yang perlu dilakukan Indonesia dalam menghadapi kebijakan tarif AS ini?
Menurut Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, Indonesia perlu memperkuat posisi tawar dagang dengan AS. Hal ini penting mengingat kedua negara saling membutuhkan dalam rantai pasok global. Upaya negosiasi yang intensif, seperti yang telah dilakukan oleh tim negosiasi Indonesia yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto untuk mendapatkan keringanan tarif, bahkan hingga nol persen, adalah langkah krusial untuk melindungi kepentingan ekonomi nasional dari dampak tarif tinggi AS.
Masih Seputar ekonomi
Tarif Impor AS 19% untuk RI: Kesepakatan Dagang Prabowo-Trump Picu Pro Kontra
sekitar 1 jam yang lalu

Negara Ambil Alih Tanah Nganggur 2 Tahun, Ini Aturannya
sekitar 1 jam yang lalu

Kesepakatan Dagang RI-AS: Tarif Impor Turun, Komitmen Boeing dan Isu Transshipment
sekitar 1 jam yang lalu

BI Pangkas Suku Bunga Acuan ke 5,25%, Dorong Ekonomi di Tengah Inflasi Rendah
sekitar 4 jam yang lalu

Bapanas Kaji Kenaikan HET Beras Medium Imbas Harga Gabah Rp7.000/Kg
sekitar 4 jam yang lalu

Mentan: Produsen Beras Oplosan Mulai Sesuaikan Harga dan Tarik Produk
sekitar 4 jam yang lalu

Kesepakatan Dagang AS-Indonesia: Tarif Impor RI Turun 19%, Komitmen Pembelian Besar Disepakati
sekitar 18 jam yang lalu

Rupiah Melemah ke Rp16.287 per Dolar AS, Tertekan Inflasi AS dan Kebijakan BI
sekitar 18 jam yang lalu

BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5,25 Persen pada Juli 2025
sekitar 18 jam yang lalu

Bulog Pastikan Beras SPHP Layak Konsumsi, Tersedia 1,3 Juta Ton Hingga Desember 2025
sekitar 21 jam yang lalu

Trump Umumkan Kesepakatan Dagang AS-Indonesia: Energi, Boeing, dan Tarif 19 Persen
sekitar 21 jam yang lalu

Berita Terbaru

Eurosky Luncurkan Proyek Media Sosial Eropa, Kurangi Ketergantungan Teknologi AS

Standard Chartered Jadi Bank Global Pertama Tawarkan Perdagangan Bitcoin dan Ether Spot

PPPTI Kirim 18 Atlet Piring Terbang ke SEA Games Thailand 2025

Indonesia U-16 Kalah dari Pakistan, Gagal ke Final Four Kejuaraan Asia

Badan Gizi Nasional: Program MBG Tingkatkan IMT Anak dan Remaja, Turunkan Stunting
Trending

Trump Tetapkan Tarif Impor RI 19%, Barang AS Bebas Bea Masuk

Kongres PSI di Solo: Pilih Ketum via E-vote, Luncurkan Logo Baru

Sekolah Rakyat Prabowo Targetkan 100 Titik, Perkuat Ideologi dan Entaskan Kemiskinan

Putin Abaikan Ultimatum Trump, Rusia Lanjutkan Serangan di Ukraina

KOI Resmi Tambah Enam Anggota, Tunjuk Tiga CdM untuk Ajang 2025
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.