
Proyek penulisan ulang sejarah Indonesia oleh Kemenbud menuai polemik, terutama pernyataan Fadli Zon soal kerusuhan Mei 1998. Komisi X DPR akan memanggil Fadli untuk klarifikasi. Proyek yang sudah 70% ini mengganti istilah "prasejarah" menjadi "sejarah awal" dan mencakup periode hingga pelantikan Prabowo. DPR meminta proyek dihentikan jika selektif dan tidak boleh untuk kepentingan penguasa.
🏛️ Polemik Pernyataan Menteri
- Menteri Kebudayaan Fadli Zon mempertanyakan bukti pemerkosaan 'massal' dalam kerusuhan Mei 1998, meragukan diksi 'massal' karena dianggap tidak bersifat Terstruktur, Sistematis, dan Masif (TSM).
- Fadli Zon juga menyinggung adanya upaya 'framing' dari pihak asing terkait narasi kerusuhan Mei 1998.
- Pernyataan Fadli Zon ini menuai polemik dan menjadi sorotan publik.
✍️ Proyek Penulisan Ulang Sejarah
- Progres penulisan ulang sejarah Indonesia telah mencapai 70 persen, dengan perubahan istilah dari "zaman prasejarah" menjadi "sejarah awal".
- Sejarah Indonesia akan dimulai sejak 1,8 juta tahun lalu, mencakup periode hingga pelantikan Presiden Prabowo Subianto atau era Presiden BJ Habibie.
- Penulisan ulang ini adalah sejarah nasional yang melibatkan sejarawan profesional dari berbagai perguruan tinggi, bukan aktivis atau politikus.
🗣️ Tanggapan DPR RI
- Komisi X DPR akan memanggil Menteri Kebudayaan Fadli Zon untuk mengklarifikasi polemik yang terjadi di masyarakat.
- Anggota Komisi X DPR, Bonnie Triyana, meminta Kemenbud menghentikan proyek penulisan sejarah jika bersifat selektif dan parsial, menekankan sejarah tidak boleh untuk kepentingan penguasa.
- Bonnie Triyana juga mengingatkan bahwa penyangkalan peristiwa kelam Mei 1998 hanya akan menambah luka bagi korban dan keluarga, serta menyoroti laporan tim gabungan pencari fakta (TGPF).
- Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, meminta masyarakat tidak terburu-buru menilai negatif penulisan ulang sejarah RI sebelum didalami Komisi X DPR.
Apa itu proyek penulisan ulang sejarah Indonesia oleh Kementerian Kebudayaan?
Proyek penulisan ulang sejarah Indonesia adalah inisiatif dari Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) yang bertujuan untuk merevisi dan menyusun kembali narasi sejarah nasional. Salah satu perubahan terminologi yang diusulkan adalah mengganti istilah "zaman prasejarah" menjadi "sejarah awal", dengan pandangan bahwa sejarah Indonesia telah dimulai sejak 1,8 juta tahun lalu. Proyek ini diklaim melibatkan sejarawan profesional dari berbagai perguruan tinggi, bukan aktivis atau politikus, untuk memastikan objektivitas dan akurasi.
Siapa saja pihak yang terlibat dalam proyek penulisan ulang sejarah ini?
Pihak-pihak utama yang terlibat dalam proyek penulisan ulang sejarah ini meliputi:
- Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) sebagai inisiator dan pelaksana proyek.
- Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang merupakan tokoh sentral dalam proyek ini dan menjadi juru bicara terkait progres serta pandangan-pandangan kontroversial.
- Sejarawan profesional dari berbagai perguruan tinggi yang ditugaskan untuk menyusun dan menulis ulang narasi sejarah.
- Komisi X DPR RI yang berperan sebagai pengawas dan akan memanggil Menteri Kebudayaan untuk mengklarifikasi polemik yang muncul.
- Anggota Komisi X DPR seperti Bonnie Triyana dan Lalu Hadrian yang memberikan tanggapan kritis terhadap proyek ini.
- Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad yang meminta masyarakat untuk tidak terburu-buru menilai negatif proyek ini.
Sejak kapan periode sejarah Indonesia yang akan ditulis ulang dimulai?
Penulisan ulang sejarah Indonesia ini direncanakan akan dimulai sejak 1,8 juta tahun lalu. Perubahan ini mencerminkan pandangan baru dalam terminologi sejarah, di mana istilah "zaman prasejarah" akan diganti dengan "sejarah awal" untuk mengakomodasi temuan dan interpretasi baru mengenai permulaan peradaban di wilayah yang kini menjadi Indonesia.
Sampai periode kapan penulisan ulang sejarah ini direncanakan?
Mengenai periode akhir penulisan ulang sejarah ini, terdapat dua pandangan yang berbeda:
- Menurut Menteri Kebudayaan Fadli Zon, penulisan ini akan mencakup periode hingga pelantikan Presiden Prabowo Subianto.
- Namun, sumber lain menyebutkan bahwa penulisan ini direncanakan hingga era Presiden BJ Habibie, dengan era reformasi dan sesudahnya akan disusun dalam tahapan berikutnya.
Perbedaan ini menunjukkan adanya potensi ketidakjelasan atau tahapan yang belum final dalam cakupan waktu proyek.
Bagaimana progres penulisan ulang sejarah Indonesia saat ini?
Progres penulisan ulang sejarah Indonesia oleh Kementerian Kebudayaan telah mencapai 70 persen. Angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan penulisan telah diselesaikan, meskipun masih ada bagian yang perlu disempurnakan atau diselesaikan. Progres ini juga menjadi dasar bagi munculnya berbagai polemik dan tanggapan dari berbagai pihak.
Apa saja poin-poin polemik utama terkait proyek penulisan ulang sejarah ini?
Poin-poin polemik utama terkait proyek penulisan ulang sejarah ini berpusat pada beberapa isu:
- Pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengenai kerusuhan Mei 1998: Fadli Zon mempertanyakan bukti terjadinya pemerkosaan 'massal' dan meragukan diksi 'massal' karena dianggap tidak ada bukti yang menunjukkan peristiwa tersebut bersifat Terstruktur, Sistematis, dan Masif (TSM). Ia juga menyinggung adanya upaya 'framing' dari pihak asing.
- Kekhawatiran akan selektivitas dan parsialitas: Anggota Komisi X DPR, Bonnie Triyana, meminta Kemenbud untuk menghentikan proyek jika masih bersifat selektif dan parsial, menekankan bahwa sejarah tidak boleh ditulis hanya untuk kepentingan penguasa dan tidak boleh tebang pilih.
- Penyangkalan peristiwa kelam: Penyangkalan terhadap peristiwa kelam seperti kerusuhan Mei 1998 dianggap akan menambah luka bagi korban dan keluarga mereka, serta mengabaikan laporan tim gabungan pencari fakta (TGPF) yang telah mencatat jumlah korban signifikan.
- Cakupan periode sejarah: Adanya perbedaan pandangan mengenai periode akhir sejarah yang akan ditulis ulang, apakah hingga pelantikan Presiden Prabowo Subianto atau hanya hingga era Presiden BJ Habibie dengan era reformasi dan sesudahnya akan disusun dalam tahapan berikutnya.
Bagaimana tanggapan Komisi X DPR RI terhadap polemik penulisan ulang sejarah ini?
Menanggapi polemik yang muncul, Komisi X DPR RI akan memanggil Menteri Kebudayaan Fadli Zon untuk mengklarifikasi masalah-masalah yang menjadi perdebatan di masyarakat. Anggota Komisi X DPR, Bonnie Triyana, secara tegas meminta Kemenbud untuk menghentikan proyek penulisan sejarah jika masih bersifat selektif dan parsial, serta menekankan pentingnya sejarah yang tidak ditulis hanya untuk kepentingan penguasa. Wakil Ketua Komisi X DPR, Lalu Hadrian, juga mengecam penyangkalan Fadli terhadap kekerasan Mei 1998. Di sisi lain, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, meminta masyarakat untuk tidak terburu-buru menilai negatif penulisan ulang sejarah RI sebelum didalami oleh Komisi X DPR RI, menekankan pentingnya menghindari tuduhan adanya kepentingan penguasa.
Mengapa penting untuk tidak terburu-buru menilai negatif proyek penulisan ulang sejarah ini?
Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, meminta masyarakat untuk tidak terburu-buru menilai negatif proyek penulisan ulang sejarah RI sebelum didalami oleh Komisi X DPR RI. Pentingnya untuk tidak terburu-buru menilai negatif adalah untuk menghindari tuduhan adanya kepentingan penguasa yang mungkin belum terbukti. Proses penulisan sejarah adalah kompleks dan memerlukan kajian mendalam, sehingga penilaian awal yang tergesa-gesa dapat menghambat diskusi yang konstruktif dan objektif mengenai proyek ini.
Apa implikasi dari penyangkalan peristiwa kelam seperti kerusuhan Mei 1998 dalam penulisan sejarah?
Penyangkalan terhadap peristiwa kelam seperti kerusuhan Mei 1998 dalam penulisan sejarah memiliki implikasi serius. Pertama, hal itu akan menambah luka bagi korban dan keluarga mereka, karena menyangkal pengalaman traumatis yang telah mereka alami. Kedua, penyangkalan semacam itu dapat mengabaikan atau bahkan mendiskreditkan laporan resmi, seperti laporan tim gabungan pencari fakta (TGPF) yang telah mencatat jumlah korban signifikan dan detail peristiwa. Secara lebih luas, penyangkalan sejarah dapat merusak integritas narasi sejarah nasional, menciptakan celah dalam pemahaman kolektif tentang masa lalu, dan berpotensi menghambat proses rekonsiliasi serta pembelajaran dari kesalahan masa lalu.
Masih Seputar politik
Pakar Hukum Desak KPK Periksa Bobby Nasution Terkait Korupsi Proyek Jalan Sumut
8 hari yang lalu

Pembahasan RUU KUHAP Dimulai DPR 8 Juli, Fokus Keadilan Restoratif dan Transparansi
8 hari yang lalu

Indonesia Resmi Anggota Penuh BRICS, Prabowo Dorong Kerja Sama Global Inklusif
8 hari yang lalu

Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali Berlanjut, Bangkai Kapal Terdeteksi
9 hari yang lalu

Putusan MK Pisahkan Pemilu Nasional dan Lokal Picu Polemik, DPR Didesak Revisi UU
9 hari yang lalu

DPR Rampungkan Uji Kelayakan 24 Calon Dubes, Siap Bertugas di Berbagai Negara
9 hari yang lalu

Prabowo Usulkan South-South Economic Compact di KTT BRICS, Perkuat Posisi Indonesia
9 hari yang lalu

Persekusi Retret Kristen Sukabumi: Komnas PA Tolak Keadilan Restoratif, Desak Penegakan Hukum
9 hari yang lalu

Putusan MK Pisahkan Pemilu Nasional dan Lokal, Picu Polemik Konstitusionalitas
9 hari yang lalu

KTT BRICS: Prabowo Hadir Perdana sebagai Anggota Penuh, Dorong Tata Kelola Global
9 hari yang lalu

DPR RI Serahkan Hasil Uji Kelayakan 24 Calon Dubes Pilihan Presiden Prabowo
9 hari yang lalu

Berita Terbaru

Mentan Klaim Merek Beras Oplosan Ditarik, Kerugian Konsumen Capai Rp 99 Triliun

Gunung Marapi Erupsi, Abu Vulkanik Capai 1.200 Meter, Status Waspada

Menkeu AS Sarankan Jerome Powell Mundur dari Dewan The Fed untuk Hindari Kebingungan Pasar

Inflasi Inti AS Juni Naik Tipis, Tarif Trump Dipertanyakan

Emmy ke-77: 'Severance' Unggul 27 Nominasi, Colin Farrell Raih Nominasi Perdana
Trending

Trump Pangkas Tarif Impor RI Jadi 19%, Indonesia Beli Energi dan Pesawat AS

Prabowo-Von der Leyen Sepakati IEU-CEPA, Tarif Nol dan Perdagangan RI-UE Melesat

Pemerintah Luncurkan Kopdes Merah Putih 21 Juli, Siapkan KUR Rp 3 Miliar Bunga 6 Persen

DJP Targetkan Pajak Kripto, Bullion, dan Transaksi Asing; E-commerce Wajib Pungut PPh

Kongres PSI di Solo: Pilih Ketum via E-vote, Luncurkan Logo Baru
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.