Inflasi Indonesia Juni 2025 Capai 0,19 Persen, Beras dan Tiket Pesawat Pemicu Utama

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi bulanan terbesar pada Juni 2025. Kelompok ini mencatat inflasi sebesar 0,46% dengan andil terhadap inflasi keseluruhan sebesar 0,13%.

Beberapa komoditas utama yang menjadi pendorong inflasi pada Juni 2025 meliputi:

• Beras: Memberikan andil 0,04% terhadap inflasi, dengan kenaikan harga sekitar 1%.
• Tarif angkutan udara: Memberikan andil 0,04% terhadap inflasi, dengan kenaikan tarif sebesar 5,81%.
• Cabai rawit: Memberikan andil 0,03% terhadap inflasi.
• Emas perhiasan: Menjadi pendorong utama inflasi inti dan memberikan andil 0,02%.
• Bawang merah: Memberikan andil 0,02%.
• Tomat: Memberikan andil 0,02%.

Beberapa komoditas yang justru menyumbang deflasi (penurunan harga) pada Juni 2025 antara lain:

• Cabai merah
• Bawang putih
• Bensin
• Tarif angkutan laut
• Tarif kereta api (terjadi karena adanya diskon tiket).

Inflasi pada Juni 2025 dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk:

• Faktor musiman: Seperti Hari Raya Idul Adha dan libur sekolah, yang cenderung meningkatkan permintaan dan harga.
• Kenaikan harga komoditas tertentu: Terutama pada kelompok makanan, minuman, tembakau, dan transportasi.
• Diskon tiket: Pada tarif angkutan laut dan kereta api yang justru menyebabkan deflasi pada sektor tersebut.

Secara regional, 26 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi pada Juni 2025. Provinsi Maluku mencatat inflasi tertinggi sebesar 0,97%. Sementara itu, provinsi Papua Pegunungan mengalami deflasi terdalam.

Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan adanya stabilitas harga ke depan, didukung oleh potensi peningkatan produksi padi. Namun, BPS juga menekankan pentingnya koordinasi antarlembaga untuk mengendalikan harga pangan dan transportasi. Bank Indonesia (BI) sendiri meyakini bahwa inflasi akan tetap terkendali hingga tahun 2026.