Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Resmi Dipangkas Jadi 5 Persen

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 setelah kesepakatan ini diturunkan menjadi 4,7-5%. Angka ini lebih rendah dari asumsi APBN 2025 sebelumnya yang sebesar 5,2%. Lembaga internasional seperti Bank Dunia dan IMF juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 menjadi 4,7%.

Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2025 dilakukan karena beberapa faktor, antara lain:

• Perubahan lingkungan global yang dinamis: Kondisi ekonomi global yang terus berubah dan penuh ketidakpastian.
• Prioritas baru pemerintah: Adanya fokus dan kebijakan baru yang akan diterapkan pemerintah.
• Proyeksi lembaga internasional: Lembaga seperti Bank Dunia dan IMF juga telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang menjadi pertimbangan dalam penyesuaian asumsi.

Selain pertumbuhan ekonomi, asumsi dasar ekonomi makro lainnya yang disepakati untuk tahun 2025 meliputi:

• Inflasi: Diproyeksikan terkendali di kisaran 2,2-2,6%.
• Nilai tukar rupiah: Diperkirakan melemah menjadi Rp 16.300-Rp 16.800 per dolar AS.
• Tingkat bunga SUN 10 tahun: Diproyeksikan 6,8-7,3%.
• Harga minyak mentah Indonesia (ICP): Diasumsikan US$ 68-82 per barel, meskipun ada juga rentang 66-94 dolar AS per barel untuk semester II.
• Lifting minyak bumi: Diproyeksikan 593-597 ribu barel per hari.
• Lifting gas bumi: Diproyeksikan 976-980 ribu barel setara minyak per hari.

Pemerintah berencana mencapai target pertumbuhan ekonomi 5% dengan mewaspadai risiko global dan menggunakan instrumen fiskal. Strategi utamanya meliputi:

• Mendorong konsumsi masyarakat naik menjadi 5,5% (saat ini konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar 55% terhadap PDB).
• Meningkatkan investasi hingga mencapai Rp7.500 triliun (investasi berkontribusi sekitar 30% terhadap PDB).
• Menjaga inflasi tetap rendah untuk menjaga daya beli masyarakat.
• Menjaga momentum investasi dan ekspor.
• Mengimplementasikan program-program seperti makan bergizi gratis, FLPP Perumahan, Koperasi Merah Putih, dan Sekolah Rakyat yang akan berjalan pada semester II/2025.

Perubahan asumsi ini memiliki dampak signifikan terhadap postur APBN 2025, yaitu:

• Realisasi pembiayaan anggaran: Diperkirakan mencapai Rp 662 triliun, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya Rp 616,2 triliun.
• Defisit anggaran: Melebar menjadi 2,78% terhadap PDB.
• Pendapatan negara: Diproyeksikan sebesar Rp 2.865,5 triliun.
• Belanja negara: Diproyeksikan sebesar Rp 3.527,5 triliun.

Menteri Keuangan menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menjaga APBN 2025 karena perubahan lingkungan yang dinamis dan prioritas baru pemerintah.

Pemerintah akan menggunakan instrumen fiskal melalui program-program yang diharapkan menciptakan efek berganda dan menyerap tenaga kerja. Program-program tersebut antara lain:

• Program makan bergizi gratis
• Program FLPP Perumahan
• Program Koperasi Merah Putih
• Program Sekolah Rakyat

Program-program ini akan mulai berjalan pada semester II tahun 2025 dan diharapkan dapat menyerap sekitar 1,7 juta tenaga kerja.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,2-5,8% pada tahun 2026. Meskipun target ini lebih rendah dari permintaan DPR, pemerintah tetap mempertimbangkan target pertumbuhan ekonomi yang lebih ambisius, yaitu 8% pada tahun 2029.