
Tanggal Publikasi
2 Jul 2025
Sumber Berita
5 sumber
Total Artikel
11 artikel
Overview
Fraksi PDIP dan PKB di DPR mendesak penghentian/penundaan proyek penulisan ulang sejarah Indonesia oleh Kemendikbudristek karena polemik dan waktu pengerjaan singkat. Desakan ini muncul terkait pernyataan kontroversial Fadli Zon soal kasus 1998. Koalisi masyarakat sipil juga menolak proyek tersebut. Fadli Zon meminta maaf atas pernyataannya, namun menekankan pentingnya sejarah.
⚡ Fakta Utama
- Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) di DPR RI mendesak pemerintah untuk menghentikan proyek penulisan ulang sejarah Indonesia yang ditargetkan selesai sebelum 17 Agustus 2025.
- Proyek ini menimbulkan polemik dan melukai banyak pihak, dengan sejumlah sejarawan telah mengundurkan diri dari tim penulisan.
- Polemik diperparah oleh pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang meragukan adanya pemerkosaan massal tahun 1998, yang dianggap hanya rumor.
- Koalisi masyarakat sipil juga menuntut penolakan proyek dan penarikan ucapan Fadli Zon, menyerukan "Hentikan pemutihan sejarah".
🏛️ Tanggapan Parlemen
- Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari PDIP, Maria Yohana Esti Wijayati, menyatakan proyek penulisan ulang sejarah ini melukai banyak pihak.
- Anggota Komisi X DPR RI dari PDIP, Mercy Chriesty Barends, mendesak Fadli Zon meminta maaf terkait pernyataannya yang meragukan pemerkosaan massal 1998.
- Mercy membawa dokumen resmi mengenai kasus perkosaan 1998 dan menegaskan perjuangan aktivis perempuan mendapatkan fakta kejadian kelam di Indonesia.
- Fraksi PKB juga meminta Kementerian Kebudayaan untuk menunda proyek penulisan ulang sejarah RI karena menuai reaksi keras publik dan terkesan digarap secara tertutup.
- Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PKB, Habib Syarief Muhammad, menyoroti waktu pengerjaan tujuh bulan yang dinilai terlalu singkat untuk proyek sebesar itu.
🗣️ Respons Pemerintah & Publik
- Fadli Zon menyampaikan permintaan maaf jika pernyataannya dianggap tidak sensitif, namun menekankan perbedaan pendapat mengenai diksi "massal" perlu didukung data akurat.
- Ia membantah adanya upaya mereduksi kasus dan menyatakan proyek ini bertujuan untuk mendorong persatuan bangsa.
- Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, mengajak semua pihak untuk bersabar dan mempercayakan penulisan sejarah kepada para sejarawan yang kompeten.
- Proyek penulisan sejarah Indonesia versi mutakhir ini adalah program prioritas Kementerian Kebudayaan yang melibatkan lebih dari 100 sejarawan.
- Koalisi masyarakat sipil menginterupsi rapat kerja, membentangkan spanduk berisi tuntutan penolakan proyek dan pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto.
Apa itu proyek penulisan ulang sejarah Indonesia yang sedang menjadi polemik?
Proyek penulisan ulang sejarah Indonesia adalah sebuah program prioritas yang diinisiasi oleh Kementerian Kebudayaan. Proyek ini bertujuan untuk menghasilkan kompendium sejarah nasional versi termutakhir. Dalam pelaksanaannya, proyek ini melibatkan lebih dari 100 sejarawan dan ditargetkan selesai sebelum tanggal 17 Agustus 2025. Namun, proyek ini telah menimbulkan berbagai polemik dan reaksi keras dari berbagai pihak.
Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dan menyatakan sikap terkait proyek penulisan ulang sejarah ini?
Pihak-pihak yang terlibat langsung dalam proyek ini adalah Kementerian Kebudayaan, yang dipimpin oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, dan lebih dari 100 sejarawan yang ditunjuk untuk menyusun sejarah tersebut. Namun, beberapa sejarawan dilaporkan telah mengundurkan diri dari tim penulisan.
Pihak-pihak yang menyatakan sikap dan terlibat dalam polemik ini meliputi:
- Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) di DPR RI, diwakili oleh Maria Yohana Esti Wijayati (My Esti Wijayati) dan Mercy Chriesty Barends, yang mendesak penghentian proyek dan meminta maaf atas pernyataan kontroversial.
- Fraksi PKB di DPR RI, diwakili oleh Habib Syarief Muhammad, yang meminta penundaan proyek.
- Koalisi Masyarakat Sipil, yang melakukan interupsi dalam rapat kerja dan menyuarakan penolakan terhadap proyek serta tuntutan lainnya.
- Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), diwakili oleh Hasan Nasbi, yang memberikan pandangan pemerintah terkait penulisan sejarah.
Mengapa proyek penulisan ulang sejarah ini menimbulkan polemik?
Proyek penulisan ulang sejarah ini menimbulkan polemik karena beberapa alasan utama:
- Kekhawatiran 'Pemutihan Sejarah': Banyak pihak, termasuk Koalisi Masyarakat Sipil, khawatir proyek ini akan digunakan untuk merevisi atau 'memutihkan' fakta-fakta sejarah yang kelam, seperti isu pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto.
- Pernyataan Kontroversial Menteri Kebudayaan: Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa peristiwa pemerkosaan massal tahun 1998 dianggap hanya rumor atau mempertanyakan diksi 'massal' karena kurangnya data akurat dan kesulitan pembuktian hukum. Pernyataan ini melukai banyak pihak, terutama korban dan aktivis perempuan, dan dianggap tidak sensitif.
- Pengunduran Diri Sejarawan: Sejumlah sejarawan dilaporkan telah mengundurkan diri dari tim penulisan, yang mengindikasikan adanya ketidaksepakatan atau masalah internal dalam proses penyusunan.
- Proses yang Terkesan Tertutup: Fraksi PKB menyoroti bahwa proyek ini terkesan digarap secara tertutup, yang menimbulkan kekhawatiran akan kurangnya transparansi dan partisipasi publik.
- Waktu Pengerjaan yang Singkat: Waktu pengerjaan yang hanya sekitar tujuh bulan (menurut kekhawatiran PKB) dinilai terlalu singkat untuk sebuah proyek penulisan sejarah nasional yang komprehensif dan akurat, sehingga dikhawatirkan hasilnya tidak maksimal atau terburu-buru.
Polemik ini menunjukkan adanya perbedaan perspektif yang signifikan antara pemerintah dan sebagian masyarakat sipil serta fraksi di DPR mengenai bagaimana sejarah nasional seharusnya ditulis dan disajikan.
Pernyataan kontroversial apa yang disampaikan Menteri Kebudayaan Fadli Zon terkait peristiwa 1998?
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan pernyataan kontroversial terkait peristiwa pemerkosaan massal tahun 1998. Ia menyatakan bahwa peristiwa tersebut dianggap hanya rumor. Kemudian, ia mengklarifikasi bahwa perbedaan pendapatnya adalah mengenai diksi 'massal', yang menurutnya perlu didukung data lebih akurat. Fadli Zon juga menyoroti kesulitan pembuktian hukum kasus pemerkosaan massal karena tidak adanya pelaku yang jelas. Meskipun demikian, ia membantah adanya upaya untuk mereduksi kasus tersebut dan menegaskan dirinya mengutuk segala bentuk kekerasan, terutama terhadap perempuan.
Bagaimana reaksi Fraksi PDI Perjuangan dan Fraksi PKB terhadap proyek dan pernyataan Menteri Kebudayaan?
Reaksi dari kedua fraksi di DPR RI sangat tegas:
- Fraksi PDI Perjuangan (PDIP):
- Mendesak pemerintah, khususnya Kementerian Kebudayaan, untuk menghentikan proyek penulisan ulang sejarah Indonesia.
- Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari PDIP, Maria Yohana Esti Wijayati, menyatakan bahwa proyek ini menimbulkan polemik dan melukai banyak pihak.
- Anggota Komisi X DPR RI dari PDIP, Mercy Chriesty Barends, secara khusus mendesak Fadli Zon untuk meminta maaf terkait pernyataannya yang meragukan adanya pemerkosaan massal pada tahun 1998. Mercy merasa sakit hati dan terganggu, terutama karena sebagian besar korban adalah dari satu etnis tertentu, dan ia membawa dokumen resmi mengenai kasus perkosaan 1998.
- Fraksi PKB:
- Meminta Kementerian Kebudayaan untuk menunda proyek penulisan ulang sejarah RI.
- Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PKB, Habib Syarief Muhammad, menyoroti bahwa proyek ini menuai reaksi keras publik dan dikhawatirkan akan terus menimbulkan perdebatan.
- PKB juga khawatir proyek ini terkesan digarap secara tertutup dan waktu pengerjaan yang hanya tujuh bulan dinilai terlalu singkat.
Sikap resmi Fraksi PDIP akan disampaikan dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, yang dijadwalkan pada pekan ini.
Apa tuntutan Koalisi Masyarakat Sipil terkait proyek penulisan sejarah ini?
Koalisi masyarakat sipil menunjukkan penolakan keras terhadap proyek penulisan ulang sejarah dan pernyataan Menteri Kebudayaan. Tuntutan mereka meliputi:
- Penolakan Proyek Penulisan Ulang Sejarah: Mereka secara eksplisit menuntut penghentian proyek tersebut.
- Menyerukan 'Hentikan Pemutihan Sejarah': Ini menunjukkan kekhawatiran bahwa proyek ini akan digunakan untuk menghilangkan atau mengubah fakta-fakta kelam dalam sejarah, terutama yang berkaitan dengan pelanggaran HAM.
- Menyerukan 'Dengarkan Suara Korban': Tuntutan ini secara langsung merujuk pada pernyataan Fadli Zon mengenai peristiwa 1998, menekankan pentingnya pengakuan dan keadilan bagi para korban.
- Meminta Fadli Zon Menarik Ucapannya: Koalisi mendesak Menteri Kebudayaan untuk mencabut pernyataannya yang kontroversial.
- Tidak Menggunakan Posisi untuk Merevisi Sejarah: Mereka menuntut agar Fadli Zon tidak memanfaatkan jabatannya untuk mengubah atau memanipulasi narasi sejarah.
- Penolakan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto: Tuntutan ini juga muncul dalam aksi mereka, menunjukkan kekhawatiran akan adanya upaya rehabilitasi citra tokoh-tokoh masa lalu yang kontroversial.
Aksi ini dilakukan dengan membentangkan spanduk saat interupsi rapat kerja antara Menteri Kebudayaan Fadli Zon dengan Komisi X DPR.
Bagaimana tanggapan Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan pemerintah terhadap polemik dan tuntutan yang muncul?
Menteri Kebudayaan Fadli Zon memberikan beberapa tanggapan terkait polemik dan tuntutan yang muncul:
- Permintaan Maaf: Ia menyampaikan permintaan maaf jika pernyataannya dianggap tidak sensitif, menegaskan dirinya mengutuk segala bentuk kekerasan, terutama terhadap perempuan.
- Pembelaan Diksi 'Massal': Fadli Zon menekankan bahwa perbedaan pendapat mengenai diksi 'massal' dalam konteks perkosaan 1998 adalah pendapat pribadi dan perlu didukung data lebih akurat. Ia juga menyoroti kesulitan pembuktian hukum kasus pemerkosaan massal karena tidak adanya pelaku yang jelas.
- Bantahan Reduksi Kasus: Ia membantah adanya upaya untuk mereduksi kasus perkosaan 1998.
- Tujuan Proyek: Fadli Zon menyatakan bahwa proyek penulisan ulang sejarah ini bertujuan untuk mendorong persatuan bangsa dan mengingatkan amanat Bung Karno untuk tidak melupakan sejarah, menekankan pentingnya sejarah.
- Tanggapan Aksi Masyarakat Sipil: Ia menanggapi aksi Koalisi Masyarakat Sipil sebagai hal yang biasa dan bentuk aspirasi masyarakat yang wajar.
Sementara itu, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, menyatakan bahwa penulisan sejarah Indonesia tidak mungkin merangkum seluruh kejadian karena adanya pertimbangan dari sejarawan dalam memilih peristiwa yang masuk dalam kompendium sejarah nasional. Ia mengajak semua pihak untuk bersabar dan mempercayakan penulisan sejarah Indonesia versi termutakhir kepada para sejarawan yang dinilai kompeten dan profesional.
Kapan proyek penulisan ulang sejarah ini ditargetkan selesai?
Proyek penulisan sejarah Indonesia versi mutakhir ini ditargetkan selesai sebelum tanggal 17 Agustus 2025. Target waktu ini menjadi salah satu sorotan, terutama dari Fraksi PKB, yang menilai waktu pengerjaan selama kurang lebih tujuh bulan (jika dihitung dari waktu pernyataan) terlalu singkat untuk sebuah proyek sejarah yang komprehensif.
Apa tujuan proyek penulisan ulang sejarah Indonesia menurut Kementerian Kebudayaan?
Menurut Kementerian Kebudayaan, proyek penulisan ulang sejarah Indonesia ini memiliki tujuan utama untuk mendorong persatuan bangsa. Menteri Kebudayaan Fadli Zon juga menekankan pentingnya sejarah dan mengingatkan amanat Bung Karno untuk tidak melupakan sejarah. Dengan demikian, proyek ini diharapkan dapat menyajikan narasi sejarah yang relevan dan berkontribusi pada kohesi sosial.
Masih Seputar politik
MK Putuskan Pemilu Nasional dan Daerah Dipisah, Pemerintah Kaji Dampak Besar Kebijakan
sekitar 15 jam yang lalu

Prabowo Kunjungi Arab Saudi, Prioritaskan Pembahasan Kuota Haji dan Kampung Jemaah
sekitar 15 jam yang lalu

KPK Kembali Tangkap Nurhadi Eks Sekretaris MA, Kasus Pencucian Uang Terus Diusut
sekitar 18 jam yang lalu

Prabowo Resmikan Wisma Danantara, Pusat Pengelolaan Investasi Negara Triliunan Dolar
sekitar 21 jam yang lalu

Pemerintah Percepat Pengisian Duta Besar Kosong, Nama Calon AS Sudah di DPR
sekitar 21 jam yang lalu

Presiden Prabowo Kunjungi Arab Saudi, Prioritaskan Peningkatan Haji dan Kampung Haji Indonesia
sekitar 24 jam yang lalu

Putusan MK Pisahkan Pemilu 2029, DPR dan Pemerintah Kaji Dampak Konstitusional
1 hari yang lalu

Transformasi Digital Polri: 30 Robot Canggih dan Super Apps Presisi Tingkatkan Pelayanan
1 hari yang lalu

KPK Siap Periksa Bobby Nasution Terkait Suap Proyek Jalan Sumut
1 hari yang lalu

Realisasi Program Makan Bergizi Gratis Masih Jauh dari Target, Anggaran Rp 71 Triliun Belum Optimal
1 hari yang lalu

Sumber Artikel
Berita Terbaru

Pelita Jaya Fokus Perkuat Chemistry Tim Jelang Playoff IBL 2025

Minim Prestasi, Taufik Hidayat Desak Pelatih PBSI Prioritaskan Gelar Juara

Stok Menipis, AS Hentikan Pengiriman Rudal Patriot dan Amunisi ke Ukraina

Direktur RS Indonesia Gaza Tewas Dibom Israel Bersama Keluarga, Kecaman Mengalir

SBY Gandeng 35 Musisi Indonesia Luncurkan Video Musik 'Save Our World' Peduli Lingkungan
Trending

Pemerintah Resmi Cabut Permendag 8/2024, Aturan Impor 10 Komoditas Dilonggarkan

Legenda Dangdut Hamdan ATT Meninggal Dunia di Usia 76 Tahun Akibat Komplikasi Stroke

Rupiah Menguat Drastis ke Rp16.180 per Dolar AS, Pemerintah Antisipasi Gejolak Global

Hamdan ATT, Pedangdut Legendaris "Termiskin di Dunia" Meninggal Dunia di Usia 76

Kemenhub Tegaskan Kenaikan Tarif Ojol 8-15 Persen Masih Tahap Kajian Mendalam
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.