Peningkatan Stok Beras Nasional

Peningkatan stok beras nasional penting untuk ketahanan pangan. Temukan rangkuman, video, dan gambar terkait untuk informasi lengkap dan aktual.

article

Berita

bento_section
leaderboard

Trending

30 Mei

update

Terakhir diperbarui

Hari Ini

newspaper

Jumlah artikel

20 artikel

Berita

Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, menunjukkan komitmen kuat dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Salah satu pencapaian monumental adalah Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog menembus rekor 4 juta ton, tertinggi sejak 1969. Keberhasilan ini, ditambah berbagai upaya strategis lainnya termasuk diversifikasi pangan dan sinergi multi-pihak, menandai tonggak penting menuju kemandirian pangan, penguatan ketahanan pangan negara secara menyeluruh, dan peningkatan kesejahteraan petani.

Rekor Stok Beras Nasional dan Swasembada Dini

Pemerintah mengumumkan pencapaian rekor stok beras dan optimisme swasembada dini:

    • Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog berhasil menembus angka 4 juta ton (berdasarkan data per 29 Mei 2025 mencapai 4.001.059 ton).
    • Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Perum Bulog berdiri pada tahun 1969, atau dalam 57 tahun terakhir.
    • Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimis Indonesia akan mencapai swasembada beras tanpa impor tahun ini, lebih cepat dari target yang ditetapkan Presiden.
    • Pencapaian ini dianggap sebagai simbol kuat peningkatan kesejahteraan petani, kemandirian bangsa, dan hasil kolaborasi lintas sektor.
    • Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dinilai mencetak sejarah baru dengan pencapaian ini, yang menjadi tonggak penting menuju kemandirian pangan Indonesia.

Faktor Pendukung Keberhasilan Ketahanan Pangan

Keberhasilan ini didorong oleh berbagai faktor kolaboratif dan kebijakan strategis:

    • Kolaborasi efektif antara berbagai pihak, termasuk petani, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), dan Perum Bulog.
    • Implementasi gagasan dan kebijakan strategis dari Presiden Prabowo Subianto, yang meliputi inovasi di sektor pertanian dan keberpihakan pada petani, seperti:
      • Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kg, yang memberikan keuntungan bagi petani.
      • Penghapusan sistem rafaksi (pengurangan kualitas atau kuantitas).
      • Peningkatan kuota dan efisiensi penyaluran pupuk subsidi.
    • Sinergi multi-pihak: Keterlibatan aktif pemerintah, pihak swasta (contoh: PT Padigital Graha Utama bekerja sama dengan DPW Forum Bela Negara (FBN) DKI Jakarta dalam pelatihan kewirausahaan digital, pendampingan UMKM, pengembangan ekosistem ekonomi digital, dan kampanye literasi digital), dan masyarakat dalam mendukung ketahanan pangan.
    • Program unggulan "Gerakan Pangan Bela Negara" akan segera dideklarasikan sebagai bukti nyata peran serta dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, yang juga merupakan bagian dari perintah Presiden Prabowo untuk mencapai swasembada pangan.
    • Peran strategis Badan Usaha Milik Petani (BUMP) dalam meningkatkan produksi. Diperlukan dukungan Pemerintah Daerah (Pemda) melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai pembeli produk (offtaker) dan dalam pemasaran, dengan catatan BUMP dan BUMD perlu peningkatan manajemen dan kemampuan berusaha di bidang pangan.
    • Peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) menjadi 121 pada bulan Mei 2024, mengindikasikan perbaikan kesejahteraan petani.
    • Upaya konkret pemerintah dalam mendukung sektor pertanian, mencakup:
      • Pembenahan tata kelola pupuk dan peningkatan subsidi pupuk.
      • Penyediaan alat mesin pertanian (alsin).
      • Optimalisasi lahan pertanian yang sudah ada.
      • Program cetak sawah baru.
      • Pembangunan dan perbaikan infrastruktur irigasi.
    • Strategi Bulog dalam memperoleh beras langsung dari petani terbukti efektif dalam memperkuat cadangan nasional dan memberikan stabilitas harga.

Proyeksi Produksi, Serapan, dan Apresiasi

Terdapat proyeksi positif, peningkatan serapan gabah/beras, dan apresiasi terhadap berbagai pihak:

    • Produksi beras nasional untuk periode Januari hingga Mei 2025 diperkirakan akan mencapai 16,55 juta ton, menunjukkan potensi peningkatan sebesar 11,95% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
    • Serapan gabah/beras lokal oleh Perum Bulog mencatatkan rekor tertinggi, dengan realisasi pengadaan dalam negeri mencapai 2,429 juta ton hingga 31 Mei 2025. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam 57 tahun terakhir, menunjukkan peningkatan lebih dari 400% dibandingkan periode yang sama dalam lima tahun terakhir.
    • Penyerapan gabah dari petani oleh Bulog diperkirakan mencapai 400-500 ribu ton pada bulan Juni 2024.
    • Tidak ada impor beras medium yang dilakukan sejak awal tahun 2025, menunjukkan peningkatan produksi dalam negeri.
    • Pemerintah optimis produksi beras nasional pada tahun 2024 dapat mencapai 34 juta ton, melebihi target awal sebesar 32 juta ton, didukung oleh perkiraan dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).
    • Pemerintah juga optimis bahwa Perum Bulog dapat memenuhi target penyerapan beras sebanyak 3 juta ton sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
    • Kebutuhan beras nasional untuk tahun 2025 diperkirakan mencapai 31 juta ton.
    • Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi, dengan penekanan khusus ucapan terima kasih kepada para petani Indonesia atas kerja keras mereka.
    • Indonesia dinilai telah mencapai kedaulatan pangan dan siap mengambil peran lebih signifikan dalam sistem pangan global, seperti yang dinyatakan oleh Menteri Pertanian, dan diapresiasi oleh beberapa negara.

Implikasi Stok Beras Melimpah dan Kebijakan Lanjutan

Melimpahnya stok beras membawa implikasi dan memerlukan kebijakan lanjutan untuk pengelolaan yang efektif:

    • Pengamat Pertanian, Khudori, menyarankan pemerintah untuk segera menyalurkan stok beras.
    • Tantangan utama bagi Perum Bulog adalah penyaluran sekitar 2,8 juta ton beras dalam tujuh bulan ke depan untuk menjaga kualitas beras, mengingat beras tidak tahan lama dan berpotensi mengalami penurunan mutu jika disimpan lebih dari 4 bulan.
    • Pemerintah menyiapkan bantuan sosial berupa beras sebanyak 180 ribu ton per bulan selama dua bulan, difokuskan pada wilayah non-penghasil beras dan daerah perkotaan untuk memperkuat daya beli masyarakat dan menstabilkan harga.
    • Pentingnya menjaga keseimbangan harga untuk menguntungkan petani dan konsumen.
    • Ketahanan pangan tidak dapat diserahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar dan memerlukan kerjasama antara petani, BUMD, pemerintah, termasuk peran Bulog, untuk mencapai kestabilan harga dan pasokan.
    • Pengamat menekankan pentingnya regulasi turunan dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025 untuk memastikan efektivitas penyaluran beras melalui berbagai saluran.
    • Pemerintah disarankan untuk melakukan koreksi terhadap kebijakan terkait kualitas pembelian gabah petani, harga pembelian beras, dan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras.

Potensi Ekonomi dan Peluang dari Melimpahnya Stok Beras

Stok beras yang mencapai rekor tertinggi juga membuka berbagai potensi ekonomi dan peluang baru bagi Indonesia:

    • Stok beras yang melimpah membuka potensi ekspor, dengan Malaysia telah menunjukkan minat untuk membeli 24 ribu ton beras dari Indonesia.
    • Peningkatan produksi dan stok beras yang melimpah ini semakin membuka peluang bagi Indonesia untuk memainkan peran yang lebih aktif dan signifikan dalam sistem pangan global.
    • Tingginya cadangan beras nasional membuka peluang bisnis baru di sektor pergudangan, sebagaimana dikemukakan oleh Knight Frank Indonesia.
    • Terdapat kebutuhan akan fasilitas gudang yang memenuhi standar pangan, seperti suhu yang terkontrol, ventilasi yang baik, dan tingkat kelembaban yang stabil.
    • Pengembangan gudang pangan terpadu yang berlokasi dekat dengan pelabuhan dan stasiun logistik diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dalam sistem distribusi pangan.

Upaya Diversifikasi Pangan dan Penguatan Riset

Selain fokus pada beras, pemerintah juga menggencarkan upaya diversifikasi pangan dan penguatan riset untuk komoditas strategis lainnya:

  • Pengembangan Gandum Nasional
    • Pengiriman delegasi ke Brasil dan Yordania untuk mempelajari produksi gandum, dengan rencana menanam benih yang dipelajari di seluruh wilayah Indonesia.
    • Pertemuan Menteri Pertanian dengan ahli pertanian dari Yordania dan Australia untuk menjajaki kerja sama riset pengembangan varietas gandum tropis.
    • Pemerintah Yordania menyatakan kesiapan mendukung Indonesia dalam pengembangan budi daya gandum melalui kerja sama strategis.
  • Target Swasembada Bawang Putih
    • Pemerintah berencana mengurangi ketergantungan impor bawang putih, yang nilainya mencapai USD 177 juta.
    • Uji coba penanaman bawang putih seluas 10 hektare akan dimulai bulan depan, dengan target mengembalikan swasembada seperti yang pernah dicapai pada tahun 1995.
    • Dukungan penelitian genom bibit bawang putih untuk adaptasi tanaman terhadap iklim lokal.
    • Kerja sama dengan lembaga riset internasional seperti Beijing Genomic Institute (BGI) dan Tsinghua University untuk transfer teknologi dan peningkatan kapasitas SDM.
play_circle

Video

gallery_thumbnail

Gambar

article

Sumber

Logo Ambisius

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.