Kasus Korupsi Kredit Bank Sritex dan Penetapan Tersangka

Kasus korupsi Kredit Bank Sritex mencakup fakta menarik dan penetapan tersangka. Temukan analisis mendalam serta artikel terkait yang relevan untuk pemahaman lebih lanjut.

article

Rangkuman

bento_section
leaderboard

Trending

21 Mei - 22 Mei

update

Terakhir diperbarui

26 Mei 2025

newspaper

Jumlah artikel

14 artikel

Rangkuman

Kasus dugaan korupsi terkait pemberian fasilitas kredit perbankan kepada PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) tengah menjadi sorotan publik. Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan sejumlah tersangka dan mengungkap potensi kerugian negara yang signifikan. Kasus ini tidak hanya berdampak pada perusahaan dan pihak-pihak yang terlibat langsung, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran di berbagai sektor, termasuk investasi daerah, nasib para buruh, dan para investor di pasar modal.

Pokok Permasalahan Kasus Korupsi Sritex

Kasus korupsi yang menjerat PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) melibatkan beberapa aspek penting yang sedang ditangani oleh Kejaksaan Agung. Berikut adalah ringkasan utamanya:

  • Dugaan Penyalahgunaan Kredit
    • Penyaluran fasilitas kredit dari sejumlah bank, termasuk bank pembangunan daerah dan bank BUMN, kepada Sritex.
    • Dana kredit diduga digunakan tidak sesuai dengan peruntukannya.
    • Pemerintah menyoroti adanya dugaan 'permainan' dari oknum bank yang memberikan kredit kepada perusahaan yang dinilai tidak layak.
  • Penetapan dan Penahanan Tersangka oleh Kejagung
    • Kejaksaan Agung telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka utama dalam kasus dugaan korupsi pemberian kredit kepada Sritex.
    • Para tersangka berasal dari pihak Sritex dan pejabat perbankan yang terlibat.
    • Ketiganya dijerat dengan pasal terkait tindak pidana korupsi dan akan ditahan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salemba selama 20 hari ke depan, terhitung sejak penetapan, untuk kepentingan penyidikan.
  • Implikasi Finansial dan Ekonomi
    • Kasus ini mengakibatkan kerugian negara yang mencapai ratusan miliar rupiah akibat kredit macet.
    • Menimbulkan kekhawatiran terhadap iklim investasi, khususnya di Solo, dan berdampak pada kelangsungan hak-hak buruh Sritex.
    • Investor publik juga menghadapi potensi kerugian signifikan.
    • Bank BJB mengungkapkan nilai pokok kredit yang belum dibayar Sritex mencapai Rp543,9 miliar (telah dicadangkan) dan telah mengajukan tagihan Rp671,7 miliar.
    • Tindakan dalam kasus ini disebut mengakibatkan kerugian bagi sekitar 10.000 karyawan Sritex dan berdampak pada industri tekstil secara keseluruhan.
    • Kurator telah memulai proses penghitungan nilai aset Sritex dan afiliasinya yang pailit, dengan target lelang pada Juli 2025.
    • Sebanyak 8.475 mantan buruh Sritex memperjuangkan hak-haknya yang belum dibayar (pesangon, THR, potongan gaji).

Penyelidikan mendalam terus dilakukan untuk mengungkap seluruh pihak yang terlibat dan memastikan pertanggungjawaban hukum.

Identitas dan Peran Para Tersangka

Dalam pengembangan kasus dugaan korupsi fasilitas kredit Sritex, Kejaksaan Agung telah mengumumkan tiga individu sebagai tersangka. Berikut adalah rinciannya:

  1. 1
    Iwan S. Lukminto
    Menjabat sebagai Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk. (Sritex) periode 2005-2022. Diduga berperan sentral dalam penerimaan dan pengelolaan fasilitas kredit yang bermasalah. Tindakannya juga disebut mengakibatkan kerugian bagi sekitar 10.000 karyawan Sritex dan berdampak pada industri tekstil.
  2. 2
    Dicky Syahbadinata
    Pemimpin Divisi Korporasi dan Komersial Bank BJB pada tahun 2020. Diduga terlibat dalam proses persetujuan dan penyaluran kredit kepada Sritex yang tidak sesuai prosedur. Bank BJB menyatakan menghormati proses hukum dan operasional bank berjalan normal.
  3. 3
    Zainuddin Mappa (ZM)
    Direktur Utama Bank DKI pada tahun 2020. Diduga turut serta dalam memberikan fasilitas kredit kepada Sritex secara melawan hukum.

Ketiga tersangka tersebut kini dijerat dengan pasal terkait tindak pidana korupsi. Mereka akan menjalani penahanan di Rutan Salemba selama 20 hari ke depan, sesuai keputusan Kejaksaan Agung, guna kepentingan penyidikan lebih lanjut atas dugaan perbuatan yang merugikan keuangan negara.

Rincian Kerugian Negara, Pihak Terlibat, dan Dampak Kasus Sritex

Kasus korupsi kredit Sritex telah menimbulkan kerugian finansial yang besar dan melibatkan berbagai pihak. Berikut adalah tabel rinciannya:

Aspek UtamaDetail Investigasi/Pihak TerlibatEstimasi Nilai (Rp)Status/Dampak Signifikan
Total Kredit BermasalahFasilitas kredit yang diterima Sritex dari berbagai bankRp3,58 triliun (total tagihan belum dilunasi per Oktober 2024)Kredit macet, penggunaan dana diduga tidak sesuai peruntukan.
Kerugian Keuangan NegaraAkibat pemberian kredit macet dari Bank Jateng, Bank BJB, Bank DKI, dan sindikasi bank BUMN (BNI, BRI, LPEI) kepada SritexRp692,9 miliar (dari total outstanding Rp3,58 triliun)Dalam penyelidikan Kejaksaan Agung.
Keterlibatan Institusi Perbankan
  • PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB)
  • PT Bank DKI Jakarta
  • Bank Jateng
  • Sindikasi bank BUMN (BNI, BRI, LPEI)
  • Sritex juga menerima kredit dari 20 bank swasta lain.
-
  • Pejabat dari Bank BJB dan Bank DKI telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
  • Bank BJB menyatakan bahwa operasional bank tetap berjalan normal dan menghormati proses hukum yang sedang berlangsung terkait penetapan mantan pegawainya sebagai tersangka. Bank BJB juga menginformasikan eksposur kreditnya kepada Sritex dengan nilai pokok belum terbayar Rp543,9 miliar (telah dicadangkan) dan total tagihan yang diajukan sebesar Rp671,7 miliar.
  • Menanggapi penetapan mantan direktur utamanya sebagai tersangka, Bank DKI menyatakan menghormati proses hukum yang berjalan dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan aparat penegak hukum.
  • Bank DKI juga menekankan bahwa layanan serta operasional bank berjalan normal dan dana nasabah tetap aman.
Status PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex)Penerima fasilitas kredit yang diduga disalahgunakan-
  • Dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang
  • Saham (SRIL) dihentikan perdagangannya sejak Mei 2022
  • Terancam delisting dari Bursa Efek Indonesia
  • Terjadi PHK massal
  • Pemerintah, melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, menyatakan kasus ini sebagai bukti bekerjanya penegakan hukum di Indonesia dan menyoroti dugaan 'permainan' oknum bank.
  • Kurator mulai menghitung nilai aset Sritex dan tiga afiliasinya untuk persiapan lelang yang dijadwalkan mulai Juli 2025, dimulai dari aset bergerak.
  • Beberapa aset Sritex saat ini masih dalam status disewakan oleh kurator.
  • Sekitar 10.000 karyawan terdampak akibat kasus ini, dan sebanyak 8.475 mantan buruh memperjuangkan hak-haknya (pesangon, THR, potongan gaji) melalui kuasa hukum.
  • Terdapat kekhawatiran nilai aset akan menurun jika proses penjualan aset oleh kurator berlangsung lama, yang dapat mempengaruhi pemenuhan hak pekerja.
Investor Publik Pemegang Saham SRILPemilik saham Sritex melalui Bursa Efek IndonesiaPotensi kerugian hingga Rp1,19 triliunDana investor terancam hilang akibat pailit dan suspensi saham.

Kasus ini masih terus berkembang, dengan fokus pada penegakan hukum dan upaya pemulihan aset negara serta penyelesaian hak-hak pihak yang dirugikan seperti buruh.

article

Sumber

play_circle

Video

gallery_thumbnail

Gambar

Logo Ambisius

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.