Dampak Negosiasi Tarif AS-China terhadap Ekonomi Global
Dampak negosiasi tarif AS-China terhadap ekonomi global sangat signifikan. Temukan analisis mendalam, data terbaru, dan tren pasar yang relevan di sini.
Rangkuman

Trending
22 Mei
Terakhir diperbarui
25 Mei 2025
Jumlah artikel
10 artikel
Negosiasi tarif antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok memiliki dampak signifikan terhadap metrik ekonomi global. Perkembangan dalam negosiasi ini memengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi, inflasi, arus modal, dan pasar keuangan di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Dampak Global Kesepakatan Tarif AS-Tiongkok
Kesepakatan sementara dan negosiasi yang sedang berlangsung antara AS dan Tiongkok membawa perubahan pada lanskap ekonomi global:
- Meredanya Ketidakpastian Global
- Kesepakatan sementara AS-Tiongkok untuk menurunkan tarif impor selama 90 hari (mulai 14 Mei 2025, menurut salah satu sumber) sedikit meredakan ketidakpastian ekonomi global.
- Adanya indikasi penurunan tensi ekonomi global karena deeskalasi perang dagang, terutama setelah AS mencapai kesepakatan dagang dengan Inggris dan China, di mana AS menurunkan tarif impor barang dari China, dan China melakukan hal serupa terhadap barang impor dari AS.
- Namun, ketidakpastian tetap tinggi karena negosiasi masih berlangsung, dan AS masih melanjutkan negosiasi dengan beberapa negara lain, termasuk Indonesia, serta memiliki target industri tertentu di bawah pemerintahan Presiden Trump.
- Perbaikan Prospek Ekonomi Dunia
- Prospek perekonomian dunia membaik, dengan proyeksi pertumbuhan dari 2,9% menjadi 3,0% (proyeksi April 2025 menurut Bank Indonesia).
- Dampak pada Inflasi dan Suku Bunga AS
- Penurunan tarif diperkirakan menurunkan proyeksi inflasi AS.
- Mendorong ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed Funds Rate/FFR).
- AS menggunakan kebijakan moneter seperti menahan suku bunga untuk meredam inflasi.
- Strategi Ekonomi AS dan Tiongkok Menghadapi Perang Dagang
- AS berfokus pada industri tertentu melalui investasi.
- AS memperluas sanksi terhadap China dengan memblokir laboratorium pengujian asal China yang menjadi pintu masuk produk elektronik ke pasar AS. Keputusan ini diambil oleh Federal Communications Commission (FCC) yang melarang laboratorium China yang dianggap berisiko terhadap keamanan nasional AS untuk menguji perangkat elektronik.
- FCC AS juga membuka konsultasi publik mengenai larangan menyeluruh terhadap laboratorium di China dan negara-negara yang dianggap musuh asing, serta mengusulkan kewajiban bagi entitas terkait China untuk mengungkapkan lisensi dan otorisasi mereka dari FCC.
- China mengambil langkah dengan memangkas suku bunga dan *required reserved ratio* untuk memberikan stimulus ekonomi guna menghadapi dampak dari tarif AS.
Diperlukan kewaspadaan serta penguatan respons dan koordinasi kebijakan untuk menjaga ketahanan eksternal, stabilitas, dan pertumbuhan ekonomi di tengah dinamika ini.
Dampak pada Pasar Keuangan Global
Perubahan kebijakan tarif memicu pergerakan signifikan di pasar keuangan global:
- Pergeseran Aliran Modal
- Aliran modal mulai bergeser dari AS ke negara-negara dan aset yang dianggap aman (safe haven).
- Terjadi peningkatan aliran modal ke pasar negara berkembang (Emerging Markets/EM).
- Pelemahan Mata Uang
- Pelemahan indeks mata uang dolar AS (DXY).
- Pelemahan mata uang negara berkembang di Asia (ADXY).
- Pemantauan Pasar Keuangan
- Pemerintah Indonesia akan terus memantau perkembangan pasar keuangan AS, karena penggunaan dolar AS yang luas dapat mempengaruhi ekonomi global, termasuk ekonomi dalam negeri.
Implikasi bagi Indonesia
Kebijakan tarif AS berdampak langsung dan tidak langsung terhadap perekonomian Indonesia:
- Tantangan Tarif Resiprokal AS
- Menteri Perdagangan Budi Santoso berharap AS menghapus tarif balasan (resiprokal) terhadap barang Indonesia, termasuk furnitur (nilai ekspor ke AS Rp1,64 miliar, pangsa 5,57%).
- Tarif resiprokal meningkatkan biaya; tarif furnitur RI saat ini sekitar 3%, sementara tarif dasar baru AS 10% (berlaku 90 hari sejak pengumuman).
- Importir furnitur AS cenderung meminta diskon dari pengirim Indonesia, menambah beban biaya eksportir.
- Kebijakan tarif impor resiprokal 32% AS terhadap produk Indonesia (disebutkan oleh Bambang Soesatyo) menciptakan tantangan serius: ancaman ekspor, pasar keuangan, risiko sosial (PHK, kemiskinan).
- AS masih melanjutkan negosiasi dengan beberapa negara lain, termasuk Indonesia, dan memiliki target industri tertentu.
- Strategi Mitigasi Indonesia
- Pentingnya diplomasi ekonomi yang agresif, diversifikasi pasar, dan penguatan kebijakan domestik.
- KADIN merekomendasikan penguatan diplomasi regional (ASEAN), pengawasan impor, investasi SDM, dan kerja sama dengan blok BRICS+.
- Pemerintah akan terus memantau perkembangan pasar keuangan AS.
Dampak pada Negara Lain
Kebijakan tarif AS juga berdampak pada negara-negara lain di luar Tiongkok:
- Produsen Otomotif Jepang Terkena Dampak
- Kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap produk otomotif mulai berdampak pada produsen otomotif Jepang seperti Toyota, Nissan, dan Subaru.
- Perdana Menteri Jepang menyebut tarif tersebut sebagai "krisis nasional" bagi ekonomi terbesar keempat di dunia.
- Produsen otomotif Jepang menghadapi tantangan dengan para pemasok lokal mereka, dan beberapa telah meminta kerja sama dalam menghadapi tarif. Beberapa pemasok khawatir tentang masa depan mereka dan mempertimbangkan untuk mengalihkan fokus penjualan mereka ke Asia atau memindahkan produksi ke AS.
Dinamika Kekayaan di Tengah Kebijakan Tarif
Meskipun terdapat kekhawatiran pasar terkait kebijakan tarif, beberapa tren ekonomi menarik perhatian:
- Peningkatan Kekayaan Orang Terkaya AS
- Kekayaan 10 orang terkaya di AS meningkat USD365 miliar (sekitar Rp5,9 kuadriliun) dalam setahun terakhir, meskipun ada kekhawatiran pasar terkait kebijakan tarif impor.
- Peningkatan ini setara dengan sekitar USD1 miliar (Rp16,3 triliun) per hari.
- Hal ini menyoroti isu ketimpangan kekayaan, di mana pekerja AS rata-rata memperoleh lebih dari USD50.000 pada tahun 2023.
Temuan ini menunjukkan kompleksitas dampak ekonomi yang tidak selalu merata di semua lapisan masyarakat.
Sumber
Video
Gambar




Mungkin Kamu Tertarik
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.