Dua Insiden Operasional MBG: Apa Akar Masalah di Balik Program Gizi Skala Nasional?

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dihadapkan pada tantangan operasional serius setelah dua insiden kecelakaan kendaraan terjadi di Depok dan Jakarta Utara. Insiden di Jakarta menyebabkan 22 orang cedera, termasuk satu siswa yang dirawat di PICU 4. Ironisnya, insiden ini terjadi di tengah laporan keberhasilan masif BGN, yang menyebut program ini telah melayani lebih dari 50 juta siswa, menciptakan hampir 742.000 lapangan kerja 26, dan diklaim mampu menstabilkan harga pangan nasional 3.

Dua Insiden dalam Satu Hari: Sinyal Peringatan Keras

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ambisius menghadapi sorotan tajam setelah dua insiden operasional terjadi dalam waktu berdekatan. Satu kecelakaan terjadi di Depok, Jawa Barat, dan satu lagi yang lebih parah terjadi di Cilincing, Jakarta Utara 14.

Insiden di Jakarta Utara menjadi perhatian utama karena menyebabkan 22 orang cedera, dengan satu siswa harus menjalani perawatan intensif di PICU akibat fraktur wajah 4. Kecelakaan ini dipicu oleh pengemudi pengganti yang dipanggil mendadak dan dinilai tidak dalam kondisi prima 4.

Skala Program Raksasa: Angka di Balik Klaim Keberhasilan

Di balik insiden tersebut, Badan Gizi Nasional (BGN) melaporkan pencapaian skala masif dari program MBG. Data yang disampaikan di Istana Negara menunjukkan jangkauan program yang sangat luas di seluruh Indonesia 26.

Program ini tidak hanya berfokus pada pemenuhan gizi, tetapi juga menciptakan efek pengganda ekonomi yang signifikan, terutama dalam penyerapan tenaga kerja dan pelibatan pemasok lokal.

Mekanisme Stabilisasi Harga Pangan

Salah satu klaim paling menonjol dari BGN adalah kemampuan program MBG untuk bertindak sebagai penstabil harga pangan 3. Dengan volume pembelian yang sangat besar, BGN dapat mengintervensi pasar untuk mengatasi gejolak harga.

"Kami bisa instruksikan SPPG untuk menyerap komoditas yang harganya jatuh, atau menggunakan protein alternatif jika harga komoditas lain sedang tinggi," demikian kurang lebih klaim Kepala BGN Dadan Hindayana 3.

Strategi Intervensi Harga BGN:

1. Saat Harga Anjlok (Surplus): SPPG diinstruksikan untuk membeli dan menggunakan komoditas tersebut secara masif. Contoh: Memasak menu kentang saat harga kentang petani turun 3.
2. Saat Harga Melonjak (Kelangkaan): SPPG diperintahkan untuk beralih ke bahan pangan alternatif yang harganya lebih stabil. Contoh: Mengganti ayam dengan ikan saat sedang "bulan ikan" 3.

Kapasitas pembelian yang masif, seperti kebutuhan 3.000 ekor lele atau 150 sisir pisang untuk satu porsi menu, menjadi kunci efektivitas strategi ini 3.

Analisis Akar Masalah Operasional

Terungkapnya penyebab insiden di Jakarta Utara—penggunaan pengemudi pengganti yang tidak fit—menjadi titik kritis untuk mengevaluasi standar operasional prosedur (SOP) program 4. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang manajemen risiko dalam rantai pasok yang begitu besar.

BGN sendiri telah menetapkan bahwa Kepala Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) bertanggung jawab penuh atas seluruh rangkaian operasional, dari memasak hingga distribusi 5.

Insiden ini menunjukkan bahwa sistem yang dirancang di atas kertas, seperti pembagian shift antara akuntan dan ahli gizi 5, harus diuji ketahanannya terhadap situasi tak terduga di lapangan. Ketergantungan pada satu individu tanpa sistem cadangan yang teruji bisa menjadi celah fatal dalam operasi skala nasional.