Manufaktur butuh reformasi struktural agar dana Rp200 T terserap produktif

Economic Researcher CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet menekankan perlunya reformasi struktural di industri manufaktur agar dana likuiditas Rp200 triliun dari pemerintah dapat dimanfaatkan secara produktif. Tanpa pembenahan menyeluruh, dana tersebut berisiko tidak mengalir ke sektor yang menyerap banyak pekerjaan. Reformasi mencakup peningkatan produktivitas, penyederhanaan regulasi, dan penguatan SDM berbasis Industri 4.0, serta perluasan akses pasar. Tantangan utama juga terletak pada sisi permintaan yang lambat.
Masih Seputar ekonomi

REI: Realisasi investasi properti capai Rp75 triliun, optimistis di semester II

Dana Pinjaman Rp1,06 T untuk Kopdes Merah Putih dari Himbara Belum Cair, Mendes PDT: Tunggu Proposal Bisnis

Transaksi Mata Uang Lokal (LCT) Tembus US$16,4 Miliar per Agustus 2025

Gabel: Aturan TKDN Baru Belum Jawab Tantangan Permintaan Pasar

Udang Indonesia dipulangkan dari AS, dipastikan tidak terkontaminasi radioaktif

Menkeu klaim penempatan dana Rp200 T ke bank gerakkan ekonomi

Mari Elka Soroti Stabilitas Pasar Pasca Reshuffle Kabinet

Tutut Soeharto gugat Menteri Keuangan di PTUN Jakarta

RMI-NU DKI Jakarta desak moratorium impor food tray proyek MBG karena dugaan minyak babi

OJK: Likuiditas Perbankan Meningkat Berkat Dana Rp 200 Triliun Pemerintah

BI: Transfer Dana Pemerintah ke Bank Perkuat Injeksi Likuiditas