Rupiah Melemah ke Rp16.437, Tertekan Data PDB AS dan Sikap The Fed

Pelemahan yang terjadi adalah sebesar 32 poin atau setara dengan 0,20 persen dari nilai sebelumnya.

Pelemahan nilai tukar rupiah ini tercatat pada Kamis (31/7) pagi.

Menurut analisis dari Lukman Leong, analis Doo Financial Futures, pelemahan nilai tukar rupiah ini disebabkan oleh dua faktor utama:

• Data PDB AS yang lebih kuat dari perkiraan: Ini menunjukkan ekonomi AS yang lebih tangguh, yang dapat mendorong penguatan dolar AS.
• Sikap hawkish Ketua The Fed Jerome Powell: Sikap ini mengindikasikan kemungkinan kebijakan moneter yang lebih ketat dari bank sentral AS, seperti kenaikan suku bunga, yang juga mendukung penguatan dolar AS.

Pandangan dan analisis mengenai pelemahan nilai tukar rupiah ini disampaikan oleh Lukman Leong, seorang analis dari Doo Financial Futures.

Lukman Leong memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.400 hingga Rp16.550 per dolar AS untuk hari ini.

Data Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat yang lebih kuat dari perkiraan menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS yang solid. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap dolar AS, sehingga mendorong penguatan dolar dan pelemahan mata uang lain seperti rupiah.

Sementara itu, sikap "hawkish" Ketua The Fed Jerome Powell mengindikasikan bahwa bank sentral AS mungkin akan mempertahankan suku bunga tinggi atau bahkan menaikkan suku bunga lebih lanjut. Kebijakan suku bunga yang lebih tinggi di AS membuat investasi dalam dolar AS menjadi lebih menarik, sehingga menarik modal keluar dari negara berkembang seperti Indonesia dan menyebabkan rupiah melemah.