Mengapa Kebakaran Gedung Terra Drone di Jakarta Pusat Menjadi Tragedi Massal?

Kebakaran maut di Gedung Terra Drone, Jakarta Pusat, yang menewaskan 22 orang pada 9 Desember 2025, menyoroti kombinasi fatal antara teknologi modern dan kelemahan infrastruktur. Penyelidikan awal menunjuk pada baterai drone sebagai pemicu api 35, yang sifatnya sulit dipadamkan 7. Faktor krusial yang memperparah tragedi adalah desain gedung enam lantai yang hanya memiliki satu pintu keluar 1, efektif menjebak para korban. Saat ini, polisi telah memeriksa delapan saksi dan akan memanggil pemilik gedung serta pimpinan perusahaan untuk dimintai pertanggungjawaban 34.

Kronologi Singkat dan Dampak Tragedi

Kebakaran hebat melanda Gedung Terra Drone di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Selasa siang, 9 Desember 2025. Laporan pertama diterima oleh petugas pemadam kebakaran sekitar pukul 12.43 WIB 34. Api yang diduga berasal dari lantai satu dengan cepat melumpuhkan aktivitas di gedung enam lantai tersebut.

Tragedi ini meninggalkan duka mendalam dengan jumlah korban jiwa yang sangat tinggi. Selain itu, beberapa petugas yang melakukan evakuasi turut menjadi korban luka.

Titik Kritis Investigasi: Baterai dan Desain Gedung

Analisis awal dari pihak berwenang menyoroti dua faktor utama yang diduga kuat menjadi penyebab tingginya jumlah korban: sumber api yang spesifik dan desain bangunan yang tidak memadai untuk evakuasi darurat.

Dugaan Pemicu: Bahaya Baterai Lithium

Penyebab kebakaran diduga kuat berasal dari baterai drone yang terbakar di lantai 1 gedung 5. Baterai berbasis lithium, yang umum digunakan pada drone, memiliki karakteristik risiko yang sangat tinggi dan sulit ditangani dalam situasi kebakaran.

"Jebakan Maut": Hanya Satu Pintu Keluar

Temuan paling krusial dari olah TKP adalah fakta bahwa gedung enam lantai tersebut hanya memiliki satu akses pintu untuk keluar-masuk, yang terletak di lantai dasar 1.

"Gedung enam lantai tersebut hanya memiliki satu pintu keluar-masuk, yang terletak di lantai dasar," ungkap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Roby Heri Saputra 1.

Kondisi ini secara efektif mengubah gedung menjadi sebuah "jebakan" saat api mulai membesar di lantai bawah. Akses evakuasi yang tunggal membuat para korban yang berada di lantai atas tidak memiliki jalur alternatif untuk menyelamatkan diri, yang sejalan dengan temuan forensik bahwa penyebab kematian utama adalah inhalasi asap 6.

Langkah Penyelidikan dan Tanggung Jawab

Pihak kepolisian bergerak cepat untuk mengusut tuntas tragedi ini. Sejumlah saksi telah diperiksa, dan pihak-pihak yang dianggap paling bertanggung jawab akan segera dipanggil.

Analisis: Titik Temu Kelalaian dan Teknologi

Tragedi Terra Drone menjadi cerminan nyata dari risiko yang muncul ketika inovasi teknologi tidak diimbangi dengan standar keselamatan infrastruktur yang fundamental. Penggunaan perangkat berisiko tinggi seperti baterai lithium di dalam sebuah ruko yang tidak memiliki jalur evakuasi memadai adalah kombinasi yang mematikan.

Insiden ini membuka pertanyaan kritis:

1. Regulasi Keselamatan: Apakah regulasi keselamatan bangunan saat ini sudah cukup adaptif terhadap jenis usaha baru yang melibatkan material berbahaya seperti baterai lithium?
2. Pengawasan Izin Usaha: Bagaimana pengawasan terhadap izin operasional sebuah perusahaan teknologi di gedung yang secara desain tidak memenuhi standar keamanan dasar untuk evakuasi?
3. Tanggung Jawab Korporat: Sejauh mana tanggung jawab perusahaan dalam memastikan keselamatan tempat kerja, terutama ketika operasionalnya melibatkan risiko kebakaran yang spesifik dan tinggi?

Hasil akhir dari penyelidikan ini tidak hanya akan menentukan siapa yang bertanggung jawab secara hukum, tetapi juga harus menjadi momentum untuk mengevaluasi ulang peraturan keselamatan kerja dan bangunan di era teknologi modern.