Benarkah Kelalaian Standar Keselamatan Jadi Penyebab Utama 22 Korban Jiwa di Terra Drone?

Tragedi kebakaran di kantor Terra Drone, Kemayoran, yang menewaskan 22 orang 16 diduga kuat berasal dari ledakan baterai drone 7. Seluruh korban telah berhasil diidentifikasi oleh RS Polri 2. Insiden ini memicu desakan dari Komisi III DPR RI untuk mengusut tuntas potensi kelalaian dan kepatuhan gedung terhadap standar proteksi kebakaran, mengingat ratusan gedung di Jakarta tercatat belum memenuhi syarat keselamatan 1.

Tragedi di Kemayoran: Lebih dari Sekadar Insiden

Kebakaran hebat yang melanda Gedung Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa, 9 Desember 2025, bukan sekadar musibah biasa 56. Peristiwa ini merenggut 22 nyawa dan meninggalkan luka mendalam, sekaligus membuka kotak pandora tentang standar keselamatan gedung perkantoran di ibu kota 17.

Dugaan awal menunjuk pada ledakan baterai drone sebagai pemicu api 67. Namun, jatuhnya korban jiwa dalam jumlah besar mengalihkan fokus pada pertanyaan yang lebih krusial: apakah tragedi ini dapat dicegah jika sistem proteksi kebakaran gedung berfungsi optimal?

Sorotan Tajam pada Standar Keselamatan Gedung

Insiden ini segera mendapat perhatian serius dari parlemen. Anggota Komisi III DPR RI, Hasbiallah Ilyas, mendesak kepolisian untuk melakukan investigasi menyeluruh, tidak hanya pada penyebab kebakaran tetapi juga pada potensi kelalaian pengelola gedung 1.

Desakan ini bukan tanpa alasan. Hasbiallah menyoroti pentingnya memeriksa kepatuhan gedung terhadap Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran 1.

Sistem proteksi yang dimaksud mencakup elemen-elemen vital seperti:

• Akses dan pasokan air untuk pemadam kebakaran.
• Kelengkapan sarana pemadam (aktif dan pasif).
• Ketersediaan sarana penyelamatan darurat.
• Sistem pengawasan dan pengendalian bahaya.

Kegagalan dalam salah satu aspek ini bisa berakibat fatal, seperti yang mungkin terjadi di Gedung Terra Drone.

Identifikasi Korban dan Kisah Pilu yang Tertinggal

Di tengah tuntutan investigasi, RS Polri Kramat Jati bekerja keras mengidentifikasi para korban. Pada Rabu, 10 Desember 2025, seluruh 22 jenazah berhasil diidentifikasi, membawa sedikit kejelasan bagi keluarga yang berduka 24.

Namun, di balik data identifikasi, tersimpan kisah-kisah memilukan. Salah satunya adalah Ervina (25), yang sempat mengirimkan pesan suara terakhir kepada keluarganya sekitar pukul 13.15 WIB, sesaat sebelum kontaknya terputus 4.

"...terdengar suara keputusasaan dan permintaan maaf, disertai teriakan minta tolong dari rekan-rekannya." 4

Suasana haru juga menyelimuti prosesi penjemputan jenazah Mochamad Apriyana (40). Adik korban, Ira Daniyati, tak kuasa menahan tangis hingga pingsan saat memeluk peti jenazah kakaknya 3. Kisah-kisah ini menjadi pengingat nyata akan dampak kemanusiaan dari tragedi tersebut.

Daftar Korban Teridentifikasi

Berikut adalah daftar lengkap 22 korban yang telah diidentifikasi oleh tim DVI RS Polri 24:

Kesaksian dari Dalam dan Respons Cepat Pemerintah

Kesaksian dari karyawan yang selamat, Hansen (31), memberikan gambaran betapa mencekamnya situasi di dalam gedung. Ia menuturkan bahwa seluruh ruangan di lantai 1 dipenuhi asap pekat yang menghalangi pandangan dan akses ke pintu keluar 7.

"Asap tebal menghalangi pandangan, membuat akses menuju pintu utama tidak terlihat. Beberapa karyawan yang tidak dapat menemukan jalan keluar memilih naik ke lantai atas," ungkap Hansen 7.

Hansen sendiri berhasil selamat setelah bertahan di atap gedung 7. Kesaksiannya menguatkan dugaan bahwa sarana evakuasi kemungkinan tidak memadai.

Tragedi ini juga mendapat perhatian dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto 7, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menyikapi insiden yang melibatkan perusahaan teknologi drone ini. Kini, bola ada di tangan pihak berwenang untuk membuktikan apakah kebakaran ini murni kecelakaan teknis atau buah dari kelalaian sistemis yang mematikan.