Download aplikasi sekarang di Play Store atau App Store

Mengapa Serangan Israel Terus Berlanjut Saat Hamas Justru Tawarkan Gencatan Senjata Satu Dekade?

Situasi di Gaza semakin kompleks. Israel terus melancarkan serangan dan melanggar gencatan senjata 2, sementara Hamas secara mengejutkan menawarkan gencatan senjata jangka panjang hingga 10 tahun dengan syarat penarikan pasukan 3. Di tengah dinamika ini, lebih dari 1,5 juta pengungsi di Gaza terancam bencana kemanusiaan baru akibat Badai Byron 1, dan di sisi lain, lebih dari 80.000 tentara Israel dilaporkan menderita trauma psikologis berat 5.

Mengapa Serangan Israel Terus Berlanjut Saat Hamas Justru Tawarkan Gencatan Senjata Satu Dekade?

Latar Belakang: Gencatan Senjata yang Rapuh dan Tawaran yang Mengubah Permainan

Kondisi di Jalur Gaza berada di persimpangan jalan yang kritis. Di satu sisi, gencatan senjata yang seharusnya berlaku sejak 10 Oktober terus-menerus dilanggar oleh pasukan Israel, yang terus menimbulkan korban jiwa dan menghambat bantuan kemanusiaan 2. Di sisi lain, sebuah manuver diplomatik tak terduga datang dari Hamas, yang menawarkan pembekuan operasi ofensif selama satu dekade 3.

Tawaran ini muncul di tengah situasi kemanusiaan yang memburuk secara drastis, dengan ancaman Badai Byron yang siap menerjang 1,5 juta pengungsi 1. Analisis ini mengurai paradoks antara agresi yang terus berlanjut dan tawaran perdamaian jangka panjang, serta dampak berlapis yang ditimbulkannya.

Pelanggaran Sistematis Terhadap Gencatan Senjata

Perjanjian gencatan senjata yang dimediasi tampaknya hanya berlaku di atas kertas. Data dari lapangan menunjukkan bahwa militer Israel terus melakukan serangan secara aktif, mengabaikan kesepakatan yang ada.

Pelanggaran ini tidak hanya berupa serangan fisik, tetapi juga blokade bantuan kemanusiaan yang krusial. Israel hanya mengizinkan sebagian kecil dari jumlah truk bantuan yang disepakati untuk masuk ke Gaza setiap harinya 2.

Kategori PelanggaranData TercatatSumber
Korban Jiwa Sejak Gencatan SenjataSedikitnya 386 orang tewas2
Korban Luka Sejak Gencatan Senjata980 orang terluka2
Truk Bantuan Masuk (Rata-rata)226 truk per hari2
Truk Bantuan Sesuai Kesepakatan600 truk per hari2

Kesenjangan Implementasi Angka-angka di atas menunjukkan kesenjangan signifikan antara komitmen diplomatik dan tindakan militer di lapangan. Ini menimbulkan pertanyaan serius tentang niat Israel dalam mematuhi gencatan senjata.

Manuver Hamas: Tawaran 'Hudna' Selama Satu Dekade

Di tengah agresi yang tak kunjung berhenti, Hamas mengajukan proposal yang substantif kepada para mediator. Mereka siap untuk melakukan gencatan senjata jangka panjang, yang dikenal dalam tradisi Islam sebagai "Hudna" 3.

Proposal ini memiliki beberapa syarat dan jaminan kunci:

  • Durasi: 7 hingga 10 tahun.
  • Syarat Utama: Penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.
  • Komitmen Hamas: Mengubur atau menyembunyikan senjata dan menghentikan semua serangan dari Gaza.
  • Jaminan: Diawasi langsung oleh negara mediator seperti Mesir, Qatar, dan Turki.

Langkah ini menandai pergeseran potensial dalam strategi Hamas, dari konfrontasi bersenjata menjadi fokus pada rekonstruksi dan pemerintahan internal 3. Tawaran ini secara efektif menempatkan bola di tangan Israel, menguji apakah tujuan mereka adalah keamanan atau pendudukan berkelanjutan.

Krisis Kemanusiaan Berlapis: Ancaman Perang dan Alam

Kondisi warga sipil di Gaza sudah sangat mengerikan akibat perang, dan kini mereka menghadapi ancaman baru dari alam. Kedatangan Badai Byron diperkirakan akan memicu bencana sekunder bagi para pengungsi 1.

Lebih dari 1,5 juta orang yang tinggal di tenda-tenda darurat dan tempat penampungan rapuh berada dalam risiko serius akibat potensi banjir, angin kencang, dan runtuhnya bangunan sementara 1.

Situasi ini diperparah oleh pembatasan Israel yang menghalangi masuknya bantuan vital, termasuk 300.000 tenda dan rumah mobil yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi badai 1. Kantor Media Pemerintah Gaza menganggap Israel bertanggung jawab penuh atas paparan warga sipil terhadap bahaya iklim ini 1.

Titik Nyala Konflik: Provokasi di Masjid Al Aqsa

Ketegangan tidak hanya terjadi di Gaza. Di Yerusalem Timur, provokasi terus berlanjut dengan penyerbuan kompleks Masjid Al Aqsa oleh 182 pemukim Yahudi ilegal 4.

Para pemukim garis keras ini, di bawah pengawalan ketat polisi Israel, melakukan ritual Talmud di dalam kompleks suci tersebut 4. Tindakan ini merupakan pelanggaran status quo dan sumber gesekan yang konstan, mengingat Al Aqsa adalah situs suci ketiga bagi umat Islam.

Biaya Perang yang Tak Terlihat: Trauma Massal Tentara Israel

Agresi militer di Gaza ternyata juga memakan korban di pihak Israel, bukan secara fisik di medan perang, melainkan secara psikologis. Laporan dari Kementerian Pertahanan Israel mengungkap skala krisis kesehatan mental yang belum pernah terjadi sebelumnya 5.

Indikator Krisis MentalJumlahSumber
Tentara Alami Gangguan Psikologis> 80.000 orang5
Percobaan Bunuh Diri (18 bulan)279 kasus5
Kematian Akibat Bunuh Diri36 kasus5

PTSD dan Luka Moral (Moral Injury) Kondisi yang dialami para prajurit ini dikenal sebagai Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Gangguan ini tidak hanya dipicu oleh pengalaman menyaksikan kekerasan, tetapi juga oleh "luka moral"—stres psikologis akibat melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai moral seseorang, seperti membunuh untuk tujuan yang dipertanyakan 5.

Krisis ini menunjukkan bahwa dampak perang jauh melampaui statistik korban fisik dan kerusakan infrastruktur. Ada biaya manusiawi yang sangat besar dan jangka panjang yang harus ditanggung oleh para tentara itu sendiri.

Analisis Akhir: Paradoks Kebijakan Israel

Mengapa Israel terus menggempur Gaza dan menolak jalur diplomasi yang ditawarkan Hamas, padahal kebijakan ini secara bersamaan memperburuk krisis kemanusiaan dan menyebabkan trauma massal pada tentaranya sendiri? Beberapa kemungkinan dapat dianalisis:

  1. Ketidakpercayaan Strategis: Israel mungkin tidak memandang tawaran Hamas sebagai sesuatu yang tulus, melainkan sebagai taktik untuk mengulur waktu dan membangun kembali kekuatan.
  2. Tekanan Politik Domestik: Pemerintah Israel mungkin berada di bawah tekanan dari faksi-faksi garis keras yang menolak kompromi apa pun dengan Hamas.
  3. Tujuan Perang Maksimalis: Tujuan akhir Israel mungkin bukan sekadar keamanan, tetapi penghancuran total kemampuan militer dan politik Hamas, sehingga gencatan senjata jangka panjang tidak sejalan dengan tujuan ini.

Apapun alasannya, situasi saat ini menciptakan sebuah paradoks. Israel melanjutkan perang yang merusak citra internasionalnya, menghancurkan kehidupan di Gaza, dan secara internal melukai para prajuritnya, sambil pada saat yang sama mengabaikan sebuah proposal yang berpotensi memberikan keamanan jangka panjang.

SUMBER

Badai Byron Mengancam Gaza Saat Serangan Brutal Israel Berlanjut

international.sindonews.com

sekitar 12 jam yang lalu - Badai Byron Mengancam Gaza Saat Serangan Brutal Israel Berlanjut

1
Hamas Tawarkan Gencatan Senjata 10 Tahun dan Kubur Senjata Jika Israel Mundur Total dari Gaza

international.sindonews.com

sekitar 9 jam yang lalu - Hamas Tawarkan Gencatan Senjata 10 Tahun dan Kubur Senjata Jika Israel Mundur Total dari Gaza

3
80 Ribu Tentara Israel Mengalami Gangguan Jiwa, Mirip Perang Vietnam

www.cnnindonesia.com

sekitar 11 jam yang lalu - 80 Ribu Tentara Israel Mengalami Gangguan Jiwa, Mirip Perang Vietnam

5
Israel Terus Serang Gaza Selama Gencatan Senjata, Total Korban Tewas Hampir 70.400 Orang

www.inews.id

sekitar 12 jam yang lalu - Israel Terus Serang Gaza Selama Gencatan Senjata, Total Korban Tewas Hampir 70.400 Orang

2
Ratusan Pemukim Yahudi Israel Geruduk Masjid Al Aqsa untuk Beribadah

www.inews.id

sekitar 9 jam yang lalu - Ratusan Pemukim Yahudi Israel Geruduk Masjid Al Aqsa untuk Beribadah

4
Mengapa Serangan Israel Terus Berlanjut Saat Hamas Justru Tawarkan Gencatan Senjata Satu Dekade?