
Tanggal Publikasi
6 Jul 2025
Sumber Berita
6 sumber
Total Artikel
7 artikel
Overview
PMI manufaktur Indonesia Juni 2025 turun menjadi 46,9, menandakan kontraksi tiga bulan berturut-turut akibat penantian deregulasi, lemahnya permintaan, dan ketidakpastian global. Pemerintah menyiapkan antisipasi PHK melalui program JKP, Satgas PHK, dan BSU. Pengusaha menantikan perlindungan pasar domestik. IKI Juni masih ekspansi di 51,84, namun variabel produksi menurun.
📉 Penurunan Sektor Manufaktur
- Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia turun ke 46,9 pada Juni 2025, menandai kontraksi selama tiga bulan berturut-turut.
- Penurunan PMI disebabkan oleh penantian kebijakan deregulasi, pelemahan permintaan pasar ekspor dan domestik, serta ketidakpastian global.
- Konflik Israel-Iran disebut membatasi stok bahan baku dan produksi, menambah tekanan pada sektor manufaktur.
- Adopsi teknologi dan otomatisasi baru oleh perusahaan juga diidentifikasi sebagai penyebab gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
- Penurunan PMI yang terus-menerus mengindikasikan tekanan ekonomi makro dan memicu kekhawatiran PHK di kalangan dunia usaha.
- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan penurunan PMI ini menunjukkan pesimisme kalangan usaha.
🏛️ Respons Pemerintah
- Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah menyiapkan langkah antisipasi PHK, termasuk program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
- Pemerintah akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) PHK, melakukan monitoring ke daerah, dan mediasi untuk mengatasi potensi PHK.
- Pemberian Bantuan Subsidi Upah (BSU) juga disiapkan oleh pemerintah untuk menjaga daya beli pekerja.
- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyambut baik peluncuran paket deregulasi tahap pertama sebagai sinyal keseriusan pemerintah.
🏠Harapan dan Indikator Industri
- Pengusaha industri menantikan empat kebijakan utama dari pemerintah, termasuk perlindungan pasar domestik dari produk impor murah.
- Revisi Permendag No. 8 Tahun 2024 menjadi salah satu harapan utama dari pengusaha untuk mendukung industri domestik.
- Meskipun PMI kontraksi, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Indonesia pada Juni 2025 menunjukkan 51,84, menandakan sektor manufaktur masih kuat.
- Juru Bicara Kementerian Perindustrian menyatakan 18 dari 23 subsektor IKI masih berada di zona ekspansi.
- Namun, variabel produksi pada IKI turun menjadi 46,64, dan lima subsektor mengalami kontraksi akibat penurunan permintaan ekspor dan impor produk jadi.
- Sektor pertanian disebut menunjukkan ketahanan dan dapat menawarkan peluang ekonomi baru di tengah kondisi ekonomi saat ini.
Apa yang terjadi pada sektor manufaktur Indonesia pada Juni 2025?
Pada Juni 2025, sektor manufaktur Indonesia menunjukkan pelemahan yang signifikan. Hal ini ditandai dengan penurunan Purchasing Managers’ Index (PMI) ke angka 46,9, yang merupakan penurunan dari 47,4 pada bulan Mei. Angka ini menandai kontraksi selama tiga bulan berturut-turut, mengindikasikan bahwa aktivitas manufaktur di Indonesia sedang mengalami penurunan.
Apa itu Purchasing Managers’ Index (PMI) dan apa artinya jika angkanya di bawah 50?
Purchasing Managers’ Index (PMI) adalah indikator ekonomi yang mengukur kesehatan sektor manufaktur. Angka PMI diperoleh dari survei bulanan terhadap manajer pembelian di berbagai perusahaan manufaktur mengenai kondisi bisnis, seperti pesanan baru, tingkat produksi, ketenagakerjaan, dan stok.
Jika angka PMI berada di bawah 50, hal itu mengindikasikan bahwa sektor manufaktur sedang mengalami kontraksi atau penurunan aktivitas. Sebaliknya, jika angka PMI berada di atas 50, itu menunjukkan ekspansi atau pertumbuhan. Penurunan PMI Indonesia ke 46,9 pada Juni 2025 secara jelas menunjukkan adanya pelemahan dalam aktivitas manufaktur.
Apa saja faktor utama yang menyebabkan penurunan PMI manufaktur Indonesia?
Penurunan PMI manufaktur Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor utama:
- Penantian Kebijakan Deregulasi: Perusahaan industri menantikan kebijakan deregulasi yang pro-bisnis dari pemerintah.
- Pelemahan Permintaan Pasar: Terjadi pelemahan permintaan baik dari pasar ekspor maupun domestik.
- Ketidakpastian Global: Konflik Israel-Iran menciptakan ketidakpastian global yang membatasi stok bahan baku dan produksi.
- Adopsi Teknologi dan Otomatisasi: Ekonom Universitas Indonesia, Ninasapti Triaswati, menyebutkan bahwa adopsi teknologi dan otomatisasi baru oleh perusahaan juga menjadi penyebab gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), yang secara tidak langsung memengaruhi sentimen dan aktivitas manufaktur.
Bagaimana dampak penurunan PMI manufaktur terhadap kondisi ekonomi makro Indonesia?
Penurunan PMI manufaktur yang terus-menerus mengindikasikan bahwa kondisi ekonomi makro Indonesia berada di bawah tekanan yang meningkat. Hal ini memicu kekhawatiran di kalangan dunia usaha terkait potensi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, juga menyatakan bahwa penurunan PMI ini mengindikasikan adanya pesimisme di kalangan pelaku usaha.
Apa saja langkah antisipasi yang disiapkan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terkait potensi PHK?
Menanggapi potensi PHK akibat pelemahan sektor manufaktur, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi, antara lain:
- Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP): Memberikan perlindungan dan dukungan bagi pekerja yang kehilangan pekerjaan.
- Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) PHK: Satgas ini akan bertugas untuk memantau dan menangani kasus-kasus PHK.
- Monitoring dan Mediasi: Pemerintah akan melakukan monitoring ke daerah-daerah dan memfasilitasi mediasi antara pekerja dan pengusaha.
- Bantuan Subsidi Upah (BSU): Memberikan bantuan subsidi upah untuk menjaga daya beli pekerja yang terdampak.
Kebijakan apa yang diharapkan oleh pengusaha industri dari pemerintah untuk mengatasi pelemahan ini?
Pengusaha industri menantikan empat kebijakan utama dari pemerintah untuk mengatasi pelemahan ini, di antaranya adalah:
- Perlindungan Pasar Domestik: Melindungi pasar domestik dari serbuan produk impor murah.
- Revisi Permendag No. 8 Tahun 2024: Melakukan revisi terhadap Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2024.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) juga menyambut baik peluncuran paket deregulasi tahap pertama sebagai sinyal kuat keseriusan pemerintah dalam mendukung dunia usaha.
Bagaimana Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Indonesia pada Juni 2025 dibandingkan dengan data PMI?
Meskipun PMI menunjukkan kontraksi, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Indonesia pada Juni 2025 menunjukkan gambaran yang sedikit berbeda. IKI mencapai 51,84, yang mengindikasikan bahwa sektor manufaktur nasional masih berada di zona ekspansi atau kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global, meskipun sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, menyatakan bahwa 18 dari 23 subsektor IKI masih berada di zona ekspansi. Namun, perlu dicatat bahwa variabel produksi pada IKI juga turun menjadi 46,64, dan lima subsektor mengalami kontraksi akibat penurunan permintaan ekspor dan impor produk jadi. Ini menunjukkan adanya perbedaan perspektif antara PMI yang fokus pada aktivitas pembelian dan IKI yang mengukur sentimen dan kondisi industri secara lebih luas, meskipun keduanya menunjukkan adanya tantangan di beberapa area.
Selain sektor manufaktur, sektor apa yang menunjukkan ketahanan di tengah ketidakpastian ekonomi global?
Selain sektor manufaktur, sektor pertanian disebut menunjukkan ketahanan yang signifikan di tengah kondisi ekonomi saat ini. Sektor ini dapat menawarkan peluang ekonomi baru dan menjadi penopang di tengah tekanan yang dialami oleh sektor manufaktur.
Masih Seputar ekonomi
PMI Manufaktur Indonesia Anjlok Juni 2025: Ketidakpastian Global dan Permintaan Lesu
sekitar 3 jam yang lalu

Transmart Full Day Sale: Diskon Besar Elektronik dan Kebutuhan Rumah Pakai Allo Bank/Mega
sekitar 3 jam yang lalu

Kewajiban Pemerintah Tembus Rp10.269 Triliun, Menkeu Ungkap Kondisi Fiskal Terkini
sekitar 6 jam yang lalu

Agrinas Palma Rombak Direksi: Edi Slamet Dicopot via Zoom, Danantara Bantah Tanda Tangan
sekitar 9 jam yang lalu

Transmart Full Day Sale: Diskon Hingga 50%+20% Pakai Allo Bank/Mega Hari Ini
sekitar 9 jam yang lalu

Harga Beras Terus Meroket Juni 2025 Meski Stok Melimpah, Pemerintah Siapkan Intervensi
sekitar 12 jam yang lalu

Serbu Transmart Full Day Sale 6 Juli, Diskon Hingga 50%+20% untuk Elektronik
sekitar 12 jam yang lalu

Erick Thohir Kembali Rombak Dirut Bulog, Novi Helmy Diganti Prihasto
sekitar 15 jam yang lalu

Pemerintah Perluas KUR: Subsidi Bunga dan Plafon Tinggi untuk Petani, Perumahan, Pekerja Migran
sekitar 15 jam yang lalu

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali: 4 Meninggal, Pencarian Terus Berlanjut
1 hari yang lalu

Sumber Artikel
Berita Terbaru

Nindy Ayunda Resmi Umumkan Pernikahan dengan Dito Mahendra, Ungkap Status Suami

Paula Verhoeven Tak Ajukan Kasasi Hak Asuh Anak Demi Kebaikan Buah Hati
Sorotan Dunia Digital: Data Bocor, Cyberbullying Anak, dan Robotika Amazon

Presiden Prabowo Tiba di Brasil Hadiri KTT BRICS, Indonesia Anggota Penuh

DPR Selesaikan Uji Kelayakan 24 Calon Dubes, Hasil Segera Diserahkan Presiden
Trending

Uji Kelayakan 24 Calon Dubes RI di DPR Selesai, Hasil Segera Diserahkan

Bintang Liverpool Diogo Jota Meninggal Dunia Tragis Akibat Kecelakaan Mobil di Spanyol

Putusan MK Pisahkan Pemilu Nasional dan Lokal Picu Polemik Konstitusi di DPR

Rekomendasi Gadget Terbaru 2025: Laptop, Tablet, HP Performa Tinggi Harga Terjangkau

Putusan MK Pisahkan Pemilu Nasional dan Daerah, Picu Polemik Konstitusi dan Amendemen UUD
Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.
Now Hiring: Exceptional Talent Wanted!
Join our startup and help shape the future of AI Industry in Indonesia.