Uni Eropa Temukan Indikasi Israel Langgar HAM Berat di Gaza, Ancaman Penangguhan Menguat

Potensi dampak dari laporan Uni Eropa adalah penangguhan sebagian atau seluruh Perjanjian Asosiasi Uni Eropa-Israel. Jika terbukti ada pelanggaran hak asasi manusia, Uni Eropa memiliki dasar untuk mengambil tindakan tersebut, yang dapat memiliki implikasi signifikan terhadap hubungan diplomatik dan ekonomi antara kedua belah pihak.

Pada Jumat, 20 Juni 2024, terjadi beberapa serangan Israel di berbagai wilayah Jalur Gaza yang menyebabkan banyak korban jiwa. Insiden-insiden tersebut meliputi:

• Serangan di dekat pusat distribusi bantuan di koridor Netzarim yang dikuasai Israel, menewaskan sekitar 31 orang yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan.
• Serangan di Deir el-Balah yang menewaskan 14 orang.
• Serangan udara di Gaza City yang menewaskan 13 orang, termasuk tiga orang di sebuah stasiun pengisian daya ponsel.
• Tembakan Israel di Gaza bagian selatan yang menewaskan dua orang.

Sedikitnya 60 orang tewas dalam serangan Israel di berbagai wilayah Jalur Gaza pada Jumat, 20 Juni 2024. Dari jumlah tersebut, lebih dari separuh korban, sekitar 31 orang, adalah mereka yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di dekat pusat distribusi bantuan di koridor Netzarim. Selain itu, 14 orang tewas di Deir el-Balah, 13 orang di Gaza City, dan 2 orang di Gaza bagian selatan.

Di dekat pusat distribusi bantuan di koridor Netzarim, yang dikuasai Israel, terjadi insiden penembakan. Militer Israel menyatakan bahwa pasukannya melepaskan tembakan peringatan ke arah orang-orang yang mendekati posisi mereka, dan kemudian menyerang mereka karena terus bergerak maju. Insiden ini menyebabkan sekitar 31 orang yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan tewas.

Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) adalah pusat distribusi bantuan yang didukung oleh AS dan Israel di Gaza. Meskipun GHF didirikan untuk menyalurkan bantuan, penyalurannya seringkali kacau. Badan-badan PBB dan kelompok kemanusiaan lainnya menolak bekerja sama dengan GHF karena kekhawatiran akan tujuan militer Israel yang mungkin terkait dengan operasi GHF. Hal ini menimbulkan keraguan tentang netralitas dan keamanan distribusi bantuan melalui yayasan tersebut.

Greta Thunberg adalah seorang aktivis lingkungan yang dideportasi dari Israel setelah berupaya menembus blokade Gaza dengan kapal layar Madleen yang membawa bantuan kemanusiaan. Setelah deportasinya, Thunberg mengecam tindakan Israel terhadap Gaza. Ia menuduh Israel melakukan:

• Pelanggaran hukum internasional.
• Kejahatan perang, termasuk "genosida sistematis".
• Membuat lebih dari dua juta orang kelaparan.
• Menculik dirinya dan aktivis lain yang berada di kapal.

Thunberg menyatakan tidak takut ditahan, tetapi takut dunia diam di tengah genosida yang sedang berlangsung, dan mengajak semua pihak untuk bertindak serta menuntut pemerintah untuk mengambil tindakan.

Israel secara tegas membantah semua tuduhan yang dilayangkan oleh Greta Thunberg, termasuk tuduhan pelanggaran hukum internasional, kejahatan perang, genosida sistematis, membuat kelaparan, dan penculikan.