Berita Ekonomi Indonesia
Rancangan APBN 2026 dan Asumsi Makro
Metrics

Trending
21 Mei - 22 Mei
Terakhir diperbarui
3 hari yang lalu
Jumlah artikel
3 artikel
Rancangan Defisit dan Kebijakan Fiskal APBN 2026
Kementerian Keuangan telah merancang defisit anggaran untuk tahun kedua pemerintahan Prabowo Subianto pada 2026, yang akan dibiayai dengan utang. Kebijakan fiskal direncanakan tetap ekspansif, terarah, dan terukur.
- Defisit anggaran dirancang pada rentang 2,48% hingga 2,53% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
- Target defisit ini tidak jauh berbeda dari target defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar 2,53%.
- Kebijakan fiskal bertujuan menjaga stabilitas ekonomi dan keberlanjutan fiskal.
- Pemerintah akan menjaga pembiayaan fiskal secara inovatif dan mendorong efektivitas pembiayaan investasi melalui pemberdayaan peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Layanan Umum (BLU), dan Special Mission Vehicle (SMV), serta pemanfaatan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Catatan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terhadap Asumsi Makro dan APBN 2026
Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah, menyampaikan beberapa catatan penting terkait Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani:
- Perlunya koreksi terhadap praktik tarif perdagangan global.
- Pentingnya penanganan isu penurunan penerimaan pajak.
- Kebutuhan akselerasi program ketahanan pangan dan energi.
- Pentingnya revitalisasi sektor industri untuk mencegah deindustrialisasi.
- Pelaksanaan delapan program strategis pemerintah tahun 2026.
Said Abdullah juga menekankan pentingnya penetapan target pendapatan negara yang realistis, serta upaya berkelanjutan untuk meningkatkan lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan sosial.
Perbedaan Target Pertumbuhan Ekonomi 2026 Antara Kementerian Keuangan dan Bappenas
Terdapat perbedaan asumsi mengenai target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2026 antara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas):
- Kementerian Keuangan (Menteri Sri Mulyani Indrawati) menetapkan target pertumbuhan ekonomi pada rentang 5,2%—5,8%. Angka ini dinilai lebih konservatif.
- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berada pada rentang 5,8%—6,4%.
Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan, perbedaan ini dianggap wajar. Ia juga menyatakan bahwa Kementerian Keuangan terbuka untuk perbaikan asumsi makro dalam KEM-PPKF 2026.