Berita Ekonomi Indonesia
Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
article
Metrics

Trending
21 Mei - 22 Mei
Terakhir diperbarui
2 hari yang lalu
Jumlah artikel
6 artikel
Rangkuman Untukmu
Temuan Kasus Keracunan dan Faktor Penyebab
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melaporkan temuan kasus keracunan terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) serta berbagai faktor penyebabnya:
- Hingga 20 Mei 2025, BPOM menemukan 17 kasus keracunan MBG di 10 provinsi, dengan kasus terbanyak di Jawa Barat (5 kasus).
- Penyebab keracunan menurut BPOM meliputi: bahan pangan terkontaminasi (air pencucian kurang steril, lingkungan pengolahan, petugas penjamah makanan), pertumbuhan bakteri akibat pengendalian suhu dan waktu yang tidak tepat, serta kegagalan pengendalian keamanan pangan terkait higienitas, sanitasi, dan pengawasan.
- Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menambahkan bahwa penyebab lain adalah bahan baku yang tidak layak konsumsi dan jarak waktu yang terlalu lama antara proses memasak dan pengiriman makanan.
- Badan Gizi Nasional (BGN) juga mengidentifikasi beberapa penyebab keracunan lainnya, termasuk penggunaan bahan baku yang tidak layak, proses memasak yang memakan waktu terlalu lama, dan protokol keamanan yang kurang memadai selama tahap pengiriman hingga konsumsi makanan.
Langkah Pencegahan dan Penanganan
Berbagai langkah telah dan akan diambil oleh pemerintah untuk mencegah terulangnya kasus keracunan dan menangani insiden yang terjadi:
- BGN menetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mencakup peningkatan mutu bahan baku hingga pembuatan menu, serta melakukan pemeriksaan bahan baku bulanan melalui Dinas Ketahanan Pangan.
- BGN juga telah mengambil tindakan untuk mempersingkat waktu memasak guna menjaga kualitas dan keamanan makanan.
- Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) diinstruksikan untuk memperpendek jarak waktu antara penyiapan dan pengiriman makanan, serta wajib melakukan uji organoleptik pada makanan sebelum didistribusikan.
- BGN mengadakan pelatihan rutin bagi para penjamah makanan.
- BPOM melakukan pengujian sampel dari kasus-kasus keracunan yang terjadi untuk investigasi lebih lanjut.
Peningkatan Standar dan Sertifikasi Dapur Umum (SPPG)
Untuk menjamin mutu dan keamanan pangan dalam program MBG, Badan Gizi Nasional (BGN) fokus pada peningkatan standar dan sertifikasi SPPG:
- BGN tengah memperbaiki standar di SPPG, termasuk memastikan kebersihan dapur, penggunaan peralatan berbahan stainless steel, merancang SPPG berbasis semi industri, serta secara umum meningkatkan standar keamanan dan kebersihan di SPPG.
- BGN bekerja sama dengan Komite Akreditasi Nasional (KAN) sedang menyusun skema sertifikasi untuk SPPG, yang mencakup Sertifikasi Laik Hygiene Sanitasi (SLHS) dan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP).
- Penyusunan sertifikasi SPPG ini ditargetkan selesai pada Juli 2025, dengan tujuan untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan serta mencapai 'zero accident'.
Dukungan Anggaran dan Jangkauan Program MBG
Pengawasan dan pelaksanaan program MBG membutuhkan dukungan anggaran yang memadai dan terus mengalami perluasan jangkauan penerima manfaat:
- BPOM mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp2,69 triliun untuk mendukung 13 kegiatan pengawasan MBG, termasuk mitigasi risiko, pelatihan, pengawasan SPPG, dan peningkatan kapasitas laboratorium. Usulan ini didukung oleh Komisi IX DPR dan Kepala BGN.
- Per 21 Mei 2025, jumlah penerima manfaat MBG telah mencapai 3,97 juta orang yang dilayani oleh 1.397 SPPG. Angka ini diperkirakan akan bertambah menjadi 4,8 juta penerima manfaat pada akhir Mei 2025.
- BGN berharap adanya kolaborasi lintas lembaga dan penggunaan bahan baku lokal untuk mendukung keberlanjutan program MBG.
article
Bahan Rangkuman
Mungkin Kamu Tertarik
Made in Indonesia 🇮🇩