Target Ambisius Harbolnas 2025: Mendorong Produk Lokal di Tengah Momentum Ekonomi

Pemerintah menargetkan transaksi Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025 mencapai Rp35 triliun, yang akan diselenggarakan pada 10-16 Desember. Angka ini merupakan bagian dari target belanja keseluruhan di bulan Desember sebesar Rp110 triliun, yang bertujuan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat.

Fokus utama Harbolnas tahun ini adalah penguatan produk lokal, dengan target penjualan mencapai Rp17 triliun dan alokasi enam dari tujuh hari acara khusus untuk promosi produk dalam negeri. Upaya ini didukung oleh partisipasi sekitar 70% produk lokal dari lebih 1.300 pelaku usaha digital yang terlibat.

Target yang optimistis ini didasarkan pada pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp31,2 triliun dan didukung oleh pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil di angka 5,04% pada triwulan ketiga 2025. Keberhasilan Harbolnas dipandang sebagai hasil kolaborasi kuat antara pemerintah, Asosiasi E-Commerce Indonesia (iDEA), platform digital, dan UMKM.

Target Optimistis di Tengah Stabilitas Ekonomi

Pemerintah menetapkan target transaksi yang ambisius untuk Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025 sebesar Rp35 triliun. Angka ini disampaikan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai upaya mendorong konsumsi masyarakat pada akhir tahun. Target ini sedikit lebih tinggi dibandingkan proyeksi Menteri Perdagangan Budi Santoso yang menargetkan kenaikan 5-10% dari tahun sebelumnya, atau sekitar Rp33-Rp34 triliun.

Optimisme ini bukan tanpa dasar. Perekonomian nasional menunjukkan kinerja yang stabil dengan pertumbuhan 5,04% pada triwulan ketiga 2025, memberikan fondasi yang kuat untuk daya beli masyarakat. Harbolnas diharapkan menjadi motor penggerak utama, berkontribusi sekitar 30% dari total target belanja masyarakat di bulan Desember yang mencapai Rp110 triliun. Secara strategis, Harbolnas diposisikan sebagai stimulus krusial untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di kuartal IV.

Produk Lokal Sebagai Bintang Utama

Salah satu agenda utama Harbolnas 2025 adalah pemberdayaan produk dalam negeri. Pemerintah secara eksplisit menargetkan penjualan produk lokal mencapai Rp17 triliun, meningkat 6% dari capaian tahun 2024 sebesar Rp16,1 triliun. Untuk mencapai target ini, strategi promosi yang agresif telah disiapkan.

Dari total tujuh hari penyelenggaraan Harbolnas (10-16 Desember), enam hari di antaranya akan didedikasikan khusus untuk promosi produk-produk lokal.

Langkah ini menunjukkan keberpihakan yang jelas untuk memperkuat daya saing UMKM dan brand lokal di pasar digital. Dengan harapan partisipasi 70% produk lokal dan keterlibatan 1.000 UMKM, Harbolnas tidak lagi hanya menjadi pesta diskon, tetapi juga panggung untuk etalase kreativitas dan kualitas produk Indonesia.

Evolusi dan Kolaborasi Ekosistem Digital

Harbolnas telah bertransformasi secara signifikan sejak pertama kali diadakan pada tahun 2012 dengan hanya enam peserta e-commerce. Kini, di usianya yang ke-13, acara ini telah melibatkan lebih dari 1.300 pelaku usaha digital, mulai dari platform raksasa seperti Shopee, Lazada, dan TikTok Shop, hingga UMKM yang baru merintis. Pertumbuhan rata-rata transaksi sebesar 30% per tahun dalam enam tahun terakhir menjadi bukti kematangan ekosistem digital Indonesia.

Keberhasilan ini merupakan buah dari sinergi yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan:

• Pemerintah: Memberikan landasan hukum melalui Permendag No. 31 Tahun 2023 dan menetapkan target nasional.
• Asosiasi (iDEA): Bertindak sebagai orkestrator yang menggerakkan industri dan menjaga momentum pertumbuhan.
• Platform E-commerce: Menawarkan promosi masif seperti diskon hingga 90% untuk menarik konsumen.
• Pelaku Usaha (UMKM): Berpartisipasi aktif setelah melalui berbagai persiapan, termasuk pelatihan dan roadshow yang diadakan sejak September.

Kolaborasi ini mengindikasikan bahwa Harbolnas bukan sekadar acara tahunan, melainkan sebuah gerakan ekonomi digital terpadu yang memiliki efek ganda signifikan terhadap sektor logistik, pembayaran digital, dan literasi keuangan.