Download aplikasi sekarang di Play Store atau App Store
Pemerintah, melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, menyuarakan optimisme terhadap perbaikan ekonomi nasional pada 2026 setelah melewati berbagai tantangan global. Optimisme ini didukung oleh serangkaian stimulus masif pada akhir 2025 yang diproyeksikan mendorong belanja masyarakat hingga lebih dari Rp 110 triliun, mencakup diskon transportasi, Harbolnas, dan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Kesra.
Sinyal positif juga datang dari berbagai indikator makroekonomi, seperti PMI manufaktur yang ekspansif, Indeks Keyakinan Konsumen yang tinggi, dan penguatan IHSG yang menembus level 8.600. Para ekonom memproyeksikan pertumbuhan PDB bisa mencapai 5,28% pada 2026, didukung oleh potensi penurunan suku bunga acuan BI yang diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan kredit hingga dua digit.
Sejalan dengan itu, pemerintah di bawah kepemimpinan baru menekankan pentingnya kolaborasi seluruh elemen bangsa. Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyoroti fokus pada tiga sektor krusial—ketahanan pangan, energi, dan kemandirian ekonomi—sebagai prioritas utama untuk mewujudkan pembangunan yang berkeadilan.

Optimisme Pemerintah di Tengah Gelombang Stimulus
Pemerintah menunjukkan optimisme tinggi terhadap kondisi ekonomi nasional menjelang tahun 2026. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa ekonomi mulai membaik setelah menghadapi berbagai tekanan global. Keyakinan ini didasari oleh serangkaian kebijakan stimulus yang dirancang untuk menggenjot daya beli masyarakat secara masif pada akhir tahun 2025.
Diperkirakan, total belanja masyarakat pada Desember 2025 akan melampaui Rp 110 triliun. Angka ini didorong oleh berbagai program strategis, antara lain:
- Diskon Transportasi: Stimulus berupa potongan harga untuk tiket kereta api, angkutan laut, dan penerbangan domestik selama periode libur akhir tahun.
- Kampanye Belanja: Program seperti "Diskon Epic" di ritel, Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), dan "Belanja di Indonesia Aja" yang secara kolektif menargetkan puluhan triliun rupiah dalam transaksi.
- Bantuan Langsung Tunai (BLT) Kesra: Penyaluran bantuan sebesar Rp 900 ribu kepada 26,2 juta penerima untuk menopang konsumsi kelompok masyarakat rentan.
Langkah-langkah ini, ditambah dengan proyeksi peningkatan mobilitas 120 juta perjalanan domestik dan 1,36 juta wisatawan asing, mengindikasikan upaya pemerintah untuk secara agresif mengakselerasi perputaran roda ekonomi melalui konsumsi domestik.
Proyeksi Ekonomi 2026: Sinyal Positif dari Pasar dan Analis
Optimisme pemerintah sejalan dengan data dan proyeksi dari para pelaku pasar serta ekonom. Airlangga Hartarto menyebut bahwa tantangan (headwind) global telah berlalu dan kini berganti menjadi pendorong (tailwind). Hal ini tercermin pada sejumlah indikator positif:
- PMI Manufaktur: Berada di level 53,3, menunjukkan sektor industri sedang dalam fase ekspansi.
- Keyakinan Konsumen: Indeks berada di angka 121,2, menandakan kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi.
- Penjualan Kendaraan: Mencatatkan kenaikan signifikan, terutama pada mobil listrik dan hybrid.
- Pasar Modal: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menembus level 8.600, merefleksikan kepercayaan investor yang kuat.
Para ekonom turut memberikan pandangan positif. BSI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 dapat mencapai 5,28%, ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan belanja pemerintah yang ekspansif. Di sisi lain, Mirae Asset Sekuritas melihat potensi pertumbuhan kredit perbankan hingga 11% pada 2026, dengan asumsi Bank Indonesia (BI) akan lebih agresif memangkas suku bunga acuan. Proyeksi penurunan BI Rate hingga ke level 4,25% pada akhir 2026 menjadi sinyal kuat bahwa kebijakan moneter akan lebih longgar untuk mendukung pertumbuhan.
Fokus Pembangunan: Kolaborasi dan Prioritas Nasional
Di tengah proyeksi ekonomi yang membaik, pemerintah baru juga menekankan fondasi pembangunan yang bersifat kolaboratif. Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menegaskan bahwa pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dan mengundang partisipasi aktif dari akademisi, pengusaha, hingga generasi muda.
Secara strategis, pemerintah menetapkan tiga pilar utama yang menjadi penentu masa depan bangsa, yaitu:
- Ketahanan Pangan
- Ketahanan Energi
- Kemandirian Ekonomi
Ketiga sektor ini menjadi prioritas nasional yang akan diimplementasikan melalui berbagai program, seperti ekosistem makan bergizi gratis, penguatan UMKM, serta program pangan dan energi. Fokus ini menunjukkan pergeseran kebijakan ke arah penguatan fundamental domestik untuk menghadapi dinamika ekonomi dan geopolitik global yang tidak menentu.
Kebijakan Moneter dan Fiskal sebagai Penopang
Kombinasi kebijakan moneter dan fiskal menjadi kunci utama dalam merealisasikan target pertumbuhan ekonomi. Dari sisi moneter, ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh BI diharapkan dapat menurunkan biaya pinjaman dan mendorong investasi serta ekspansi kredit. Ini adalah instrumen krusial untuk menggerakkan sektor riil.
Dari sisi fiskal, pemerintah telah menunjukkan komitmennya melalui penggelontoran dana stimulus, termasuk alokasi Rp 200 triliun oleh Menteri Keuangan dan penyaluran BLT Kesra. Meskipun demikian, pemerintah terlihat tetap berhati-hati. Keputusan mengenai kelanjutan BLT Kesra untuk tahun 2026 yang belum diputuskan mengindikasikan bahwa kebijakan fiskal akan bersifat ekspansif namun tetap terukur (prudent), disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ekonomi terkini.
SUMBER
www.liputan6.com
1 hari yang lalu - Ekonomi Semakin Baik, Warga RI Diprediksi Belanja Rp 110 Triliun Akhir Tahun Ini
www.liputan6.com
1 hari yang lalu - Menko Airlangga Sebut Ekonomi RI Membaik 2026, Ini Faktornya
www.liputan6.com
1 hari yang lalu - Wapres Gibran di Indonesia Connect: Ekonomi, Pangan dan Energi Jadi Penentu Masa Depan Bangsa
www.liputan6.com
2 hari yang lalu - BLT Kesra Bakal Dilanjutkan Tahun Depan? Menko Airlangga Bilang Begini
economy.okezone.com
2 hari yang lalu - Menko Airlangga Tinjau Penyaluran BLT Kesra Rp900 Ribu di Kantor Pos : Okezone Economy
www.liputan6.com
2 hari yang lalu - Kredit Bank Bisa Tumbuh 11% di 2026, Ini Syaratnya
finance.detik.com
2 hari yang lalu - BSI Pede Ekonomi RI 2026 Tumbuh 5,28%
economy.okezone.com
2 hari yang lalu - IHSG Hari Ini Ditutup Menguat ke 8.640 : Okezone Economy
ARTIKEL

sekitar 2 jam yang lalu
Analisis Transfer Tiga Raksasa: MU Kejar 'Iniesta Kecil', Barca Rombak Pertahanan, Madrid Tahan Diri

sekitar 2 jam yang lalu
Analisis Harga Emas: Euforia Suku Bunga The Fed dan Dampaknya ke Pasar Domestik

sekitar 2 jam yang lalu
Analisis Drawing Piala Dunia 2026: Grup Neraka, Jalur Juara, dan Potensi Duel Messi vs Ronaldo

sekitar 2 jam yang lalu
Analisis Bencana Sumatera: Krisis Multidimensi dari Kelumpuhan Infrastruktur hingga Kegagalan Ekologis

sekitar 7 jam yang lalu
Skandal Video Asusila di Bali: Analisis Penangkapan Bintang Porno Bonnie Blue dan 17 WNA