Analisis Kepergian Aktor Epy Kusnandar

Aktor senior Epy Kusnandar meninggal dunia pada Rabu, 3 Desember 2025, di usia 61 tahun dan telah dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Kepergiannya yang mendadak meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, terutama sang istri, Karina Ranau, yang tampak sangat terpukul selama prosesi pemakaman.

Keluarga mengungkapkan sejumlah firasat dan momen-momen terakhir yang penuh makna. Sehari sebelum wafat, Epy masih terlihat sehat dan sempat berkumpul dengan anak-anaknya, menyampaikan pesan yang kini dimaknai sebagai salam perpisahan. Putranya, Quentin, juga menyebut ayahnya sering membahas perihal kematian jauh sebelum sakit.

Di balik duka, terungkap pula beberapa keinginan almarhum yang belum terwujud, seperti menunaikan ibadah umrah. Keluarga juga memutuskan untuk memakamkannya di Jakarta, berbeda dengan wasiatnya untuk dimakamkan di Garut, dengan pertimbangan kemudahan akses bagi keluarga untuk berziarah.

Kepergian Mendadak Sang Aktor Ikonik

Aktor Epy Kusnandar, yang dikenal luas melalui peran ikoniknya dalam sinetron "Preman Pensiun", meninggal dunia di Jakarta pada Rabu, 3 Desember 2025, di usia 61 tahun. Kepergiannya yang terkesan mendadak mengejutkan publik dan meninggalkan duka mendalam bagi keluarga serta rekan-rekannya. Prosesi pemakaman di TPU Jeruk Purut diwarnai isak tangis, terutama dari sang istri, Karina Ranau, yang nyaris pingsan dan terus mengenang almarhum sebagai suami dan pendengar terbaik.

Kepergian Epy bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tetapi juga bagi dunia seni peran Indonesia. Kemampuannya menghidupkan karakter, dari drama hingga komedi, menjadikannya salah satu aktor paling berkarakter di generasinya. Perannya sebagai preman yang simpatik menunjukkan kedalaman aktingnya yang akan selalu dikenang.

Firasat dan Momen Terakhir yang Penuh Makna

Kepergian Epy Kusnandar menyisakan cerita tentang firasat dan pesan-pesan terakhir yang baru disadari maknanya setelah ia tiada. Sehari sebelum meninggal, Epy dilaporkan masih dalam kondisi sehat, ceria, dan beraktivitas seperti biasa. Momen penting terjadi di warung miliknya, di mana ia mengumpulkan anak-anaknya dan mengucapkan kalimat yang kini terasa sebagai sebuah pertanda.

"Mungkin ini pertemuan terakhir. Atau bisa jadi awal dari semuanya."

Ucapan ini, yang awalnya dianggap biasa, kini menjadi kenangan perpisahan yang mengharukan. Putranya, Quentin Stanislavski, juga mengungkapkan bahwa ayahnya sering membahas topik kematian, seolah memiliki rasa penasaran atau firasat tersendiri. Rangkaian peristiwa ini mengindikasikan bahwa meskipun fisiknya terlihat sehat, secara spiritual atau batiniah, Epy mungkin telah mempersiapkan diri untuk perjalanannya yang terakhir.

Wasiat Pemakaman dan Keputusan Keluarga

Salah satu aspek yang menjadi sorotan adalah wasiat Epy Kusnandar untuk dimakamkan di kampung halamannya di Garut, Jawa Barat. Namun, keluarga mengambil keputusan berbeda dengan memakamkannya di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Keputusan ini didasari oleh pertimbangan praktis yang mendalam.

Putranya menjelaskan bahwa lokasi di Jakarta akan memudahkan seluruh anggota keluarga—termasuk anak-anak dan adik-adik almarhum yang mayoritas berdomisili di Jakarta—untuk rutin berziarah. Keputusan ini dapat diartikan sebagai bentuk cinta keluarga yang ingin tetap merasa dekat dan merawat kenangan almarhum dengan cara yang paling memungkinkan bagi mereka. Ini menunjukkan dilema antara menghormati wasiat dan memastikan ikatan keluarga dengan almarhum tetap terjaga secara fisik.

Riwayat Kesehatan dan Impian yang Tertunda

Di balik kepergiannya yang mendadak, Epy Kusnandar memiliki riwayat beberapa penyakit. Ia diketahui menderita hipertensi yang sering kambuh karena tidak rutin minum obat, pernah mengalami stroke ringan, dan bahkan telah sembuh dari kanker otak. Kondisi ini memberikan konteks medis atas kesehatannya yang menurun drastis dalam waktu singkat.

Selain itu, terungkap pula beberapa impian besar yang belum sempat terwujud:

• Ibadah Umrah: Keinginan kuat untuk pergi ke Tanah Suci menjadi cita-cita terakhirnya. Sang istri bahkan telah berencana memberikannya tiket umrah sebagai hadiah kejutan.
• Ruang Kreatif: Almarhum bermimpi membangun sebuah ruang kreatif yang mencakup kelas teater di lahan rumah mereka.

Impian-impian ini melukiskan gambaran seorang seniman yang tidak hanya berdedikasi pada profesinya, tetapi juga memiliki sisi spiritual dan keinginan untuk terus berbagi ilmu. Kepergiannya meninggalkan warisan tak ternilai sekaligus mimpi-mimpi yang kini menjadi tugas keluarga untuk mengenangnya.

Sosok Ayah dan Mentor di Mata Keluarga

Berbeda dengan citra garang dalam beberapa perannya, Epy Kusnandar di mata keluarga adalah sosok yang tenang, pendiam, dan tidak pemarah. Ia adalah seorang ayah dan guru bagi putranya, Quentin, yang kini berencana mengikuti jejaknya di dunia perfilman.

Epy secara aktif membimbing Quentin, mulai dari membedah naskah hingga mendalami karakter, dan berpesan agar rajin membaca buku untuk memperkaya ilmu. Warisan terbesar yang ia tinggalkan bagi putranya bukanlah paksaan untuk mengikuti kariernya, melainkan fondasi ilmu dan inspirasi yang membuat Quentin merasa jalur tersebut telah disiapkan untuknya. Ini menunjukkan sisi lain Epy Kusnandar sebagai seorang pendidik yang peduli pada regenerasi di bidang yang ia cintai.