Trump Desak Netanyahu Akhiri Perang Gaza, Relokasi Warga Palestina Jadi Fokus Utama

Laporan mengenai pandangan Benjamin Netanyahu terhadap pembentukan negara Palestina menunjukkan adanya nuansa. Menurut cnnindonesia.com, Netanyahu menunjukkan sikap yang lebih terbuka, menyatakan bahwa Palestina harus memiliki kewenangan untuk memerintah sendiri, namun dengan syarat tanpa mengancam keamanan Israel. Ia menekankan bahwa keamanan secara keseluruhan harus tetap di bawah kendali Israel. Namun, detik.com melaporkan pandangan yang sedikit berbeda, di mana Netanyahu mengesampingkan keutuhan negara Palestina dan menyatakan Israel akan selalu mempertahankan kendali keamanan atas Jalur Gaza. Meskipun demikian, Netanyahu juga mengklaim bahwa Israel bersedia hidup berdampingan dengan Palestina selama negara itu tidak dipimpin oleh pihak yang berbahaya. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada sedikit perbedaan dalam pelaporan, inti dari pandangan Netanyahu adalah otonomi Palestina harus tunduk pada kontrol keamanan Israel.

Dalam pertemuan tersebut, dibahas rencana relokasi warga Palestina dari Gaza sebagai bagian dari rencana pembangunan kembali wilayah tersebut. Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa AS dan Israel bekerja sama dengan negara lain untuk mewujudkan masa depan Palestina, termasuk negara-negara yang bersedia menampung warga Palestina dari Gaza. Usulan ini mengindikasikan adanya upaya untuk memindahkan penduduk Gaza ke lokasi lain, yang diklaim sebagai bagian dari solusi jangka panjang untuk wilayah tersebut.

Usulan relokasi warga Palestina dari Gaza menuai kecaman internasional yang luas. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan para pemimpin Arab secara tegas menolak rencana ini. Kecaman tersebut muncul karena usulan relokasi dianggap sebagai upaya perluasan pendudukan Israel dan pemindahan paksa penduduk, yang melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia. Reaksi negatif ini menyoroti sensitivitas isu pengungsian dan kedaulatan wilayah di tengah konflik yang berkepanjangan.

Meskipun Donald Trump menyatakan optimisme tentang perundingan gencatan senjata Gaza, laporan menunjukkan bahwa belum ada terobosan signifikan dalam perundingan tidak langsung yang berlangsung di Qatar. Seorang pejabat Palestina bahkan menyatakan bahwa perundingan gencatan senjata belum mencapai kemajuan dan menuduh Israel tidak memiliki niat yang tulus untuk mencapai kesepakatan. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada diskusi tingkat tinggi, implementasi dan kemajuan di lapangan masih menghadapi tantangan besar.

Selain isu Palestina dan gencatan senjata di Gaza, pertemuan antara Donald Trump dan Benjamin Netanyahu juga membahas topik penting lainnya. Salah satunya adalah kerja sama antara AS dan Israel dalam menggempur fasilitas nuklir Iran. Trump memuji keberhasilan kerja sama ini, menunjukkan fokus pada isu keamanan regional yang lebih luas dan upaya bersama untuk mengatasi ancaman yang dirasakan dari program nuklir Iran.

Benjamin Netanyahu menyatakan dirinya telah menominasikan Donald Trump untuk mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian. Nominasi ini didasarkan pada upaya perdamaian yang diklaim Trump di Timur Tengah. Meskipun detail spesifik dari 'upaya perdamaian' tersebut tidak dijelaskan secara rinci dalam laporan, nominasi ini kemungkinan besar terkait dengan inisiatif atau peran mediasi yang diambil Trump dalam konflik regional, atau kesepakatan-kesepakatan yang dicapai selama masa kepresidenannya yang dianggap berkontribusi pada stabilitas di Timur Tengah.