Perjanjian Dagang Bebas RI-Eurasia Rampung, Buka Peluang Ekspor Komoditas Unggulan

Perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia (I-EAEU FTA) secara resmi diluncurkan pada Desember 2022. Sejak saat itu, proses negosiasi telah melalui lima putaran hingga mencapai kesepakatan substantif di seluruh area perundingan.

Penyelesaian perundingan I-EAEU FTA diumumkan pada St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF 2025). Pengumuman ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, bersama dengan Menteri Perdagangan Komisi Uni Ekonomi Eurasia, Andrey Slepnev. Selain itu, Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyambut baik dan mengumumkan penyelesaian perjanjian ini setelah pertemuan bilateral mereka di St. Petersburg.

Setelah perundingan I-EAEU FTA selesai, langkah selanjutnya adalah proses ratifikasi dan finalisasi teknis. Menteri Andrey Slepnev telah menyatakan komitmen untuk menandatangani perjanjian ini pada tahun yang sama dengan pengumuman penyelesaian perundingan, serta menyelesaikan semua persyaratan teknis yang diperlukan. Proses ini bertujuan untuk mempercepat pemberlakuan perjanjian agar manfaatnya dapat segera dirasakan.

Perjanjian I-EAEU FTA diharapkan membawa berbagai manfaat utama bagi Indonesia, antara lain:

• Pembukaan Peluang Ekspor Baru: Indonesia akan memiliki akses pasar yang lebih luas untuk komoditas unggulannya.
• Peningkatan Impor Komoditas Strategis: Memastikan pasokan komoditas penting dari EAEU.
• Perluasan Akses Pasar: Dengan populasi gabungan EAEU lebih dari 460 juta jiwa, perjanjian ini akan memperluas jangkauan pasar produk Indonesia.
• Peningkatan Investasi Dua Arah: Mendorong aliran investasi antara Indonesia dan negara-negara EAEU.
• Peningkatan Ekspor Sektor Pertanian dan Manufaktur: Diperkirakan akan mendorong ekspor Indonesia di sektor-sektor kunci ini.
• Peningkatan Peran Logistik: Menjadikan Indonesia sebagai pintu gerbang logistik ke Asia Tenggara, dan EAEU sebagai jalur masuk komoditas Indonesia ke Eropa Timur dan Asia Tengah.

Melalui perjanjian ini, Indonesia menargetkan peningkatan ekspor dan impor untuk komoditas tertentu:

• Komoditas Unggulan Ekspor Indonesia ke EAEU:
  • Minyak sawit mentah (CPO)
  • Kopra
  • Kopi
  • Karet alam
  • Mentega kakao
• Komoditas Strategis Impor Indonesia dari EAEU:
  • Gandum
  • Fosfat
  • Batu bara
  • Bahan baku pupuk kimia
  • Besi setengah jadi

Perjanjian I-EAEU FTA diharapkan dapat secara signifikan memengaruhi investasi dan logistik antara kedua pihak. Dengan populasi gabungan lebih dari 460 juta jiwa, kesepakatan ini akan memperlancar logistik dan meningkatkan investasi dua arah. Indonesia diproyeksikan menjadi pintu gerbang logistik ke Asia Tenggara, sementara EAEU akan berfungsi sebagai jalur masuk bagi komoditas Indonesia ke wilayah Eropa Timur dan Asia Tengah. Hal ini akan menciptakan koridor perdagangan yang lebih efisien dan menarik lebih banyak investasi di sektor-sektor strategis.

Sebelum perjanjian ini berlaku, kinerja perdagangan antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) telah menunjukkan tren positif. Pada periode Januari hingga Maret 2025, total perdagangan tercatat mencapai US$1,57 miliar. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan, yaitu sebesar 84,63 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Indonesia membuka peluang investasi yang luas bagi negara-negara anggota EAEU di berbagai sektor prioritas. Sektor-sektor ini mencakup:

• Industri pengolahan
• Transportasi
• Logistik
• Pertambangan
• Pertanian

Peluang investasi ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama ekonomi dan mendorong pertumbuhan di sektor-sektor kunci tersebut.