Berita Politik
Peringatan 27 Tahun Reformasi dan Lengsernya Soeharto
metrics
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5227915/original/051940200_1747827879-WhatsApp_Image_2025-05-21_at_18.42.38.jpeg)
Trending
22 Mei
Terakhir diperbarui
2 hari yang lalu
Jumlah artikel
4 artikel
Peringatan 27 tahun Reformasi Indonesia, yang ditandai dengan lengsernya Presiden Soeharto pada Mei 1998, menjadi momen penting untuk merefleksikan perjalanan demokrasi bangsa. Peristiwa bersejarah ini dipicu oleh krisis ekonomi multidimensi, ketegangan politik, dan gelombang tuntutan masyarakat yang meluas, akhirnya membuka jalan bagi era baru reformasi politik dan keterbukaan yang lebih luas di Indonesia.
Peringatan dan Pandangan Terkini Reformasi
Berbagai kegiatan dan diskusi diadakan untuk memperingati 27 tahun Reformasi, menyoroti capaian, tantangan, dan harapan ke depan:
- Sarasehan Aktivis Lintas Generasi
- Mengusung tema utama "Dari Demokrasi Politik Menuju Transformasi Demokrasi Ekonomi", menekankan bahwa kemajuan demokrasi ekonomi dinilai masih tertinggal dibandingkan capaian demokrasi politik pascareformasi.
- Dihadiri sejumlah tokoh penting, meskipun beberapa pembicara kunci seperti Ketua DPR RI Puan Maharani dan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco batal hadir.
- Pandangan Para Tokoh
- Pengamat politik Rocky Gerung berpendapat bahwa Reformasi 1998 seharusnya diulangi, bukan hanya diperingati, untuk mewujudkan transformasi demokrasi ekonomi. Ia mengkritik penggunaan kata "reformasi" ketimbang "revolusi" pada saat itu.
- Aktivis senior Hariman Siregar menilai demokrasi di Indonesia sudah matang, tetapi masih terdapat kelemahan dalam masyarakat sipil dan partai politik.
- Dukungan dan Harapan pada Pemerintahan
- Sejumlah aktivis lintas generasi menyatakan dukungan terhadap kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang dinilai berpihak pada rakyat.
- Sarasehan menjadi ruang refleksi dan konsolidasi pemikiran tentang arah baru demokrasi Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo, dengan harapan dapat menerapkan gagasan transformasi ekonomi.
Kegiatan peringatan ini menjadi platform untuk menyuarakan evaluasi kritis dan harapan konstruktif bagi masa depan demokrasi Indonesia.
Kronologi Lengsernya Soeharto dan Awal Reformasi
Peristiwa Mei 1998 merupakan puncak dari berbagai faktor yang mendorong perubahan fundamental di Indonesia:
- 1Krisis Ekonomi 1997Dimulai dengan krisis moneter yang parah, berdampak luas pada perekonomian nasional dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
- 2Eskalasi Ketegangan Politik dan SosialKetegangan politik meningkat, dipicu oleh Tragedi Trisakti yang menewaskan mahasiswa, menyulut kemarahan publik dan memperkuat tuntutan reformasi.
- 3Gelombang Demonstrasi dan Pendudukan DPR/MPRMahasiswa dan elemen masyarakat melakukan demonstrasi besar-besaran, puncaknya adalah pendudukan Gedung DPR/MPR yang melumpuhkan parlemen.
- 4Pengunduran Diri Presiden SoehartoPada tanggal 21 Mei 1998, setelah 32 tahun berkuasa dan menghadapi tekanan hebat serta penolakan dari para menteri untuk bergabung dalam kabinet baru, Soeharto menyatakan pengunduran dirinya.
- 5Awal Era ReformasiB.J. Habibie dilantik sebagai Presiden RI menggantikan Soeharto, menandai dimulainya era Reformasi yang membuka jalan bagi perubahan politik, kebebasan pers, dan sistem multipartai.
Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah penting dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju sistem politik yang lebih demokratis.
Refleksi dan Tantangan Ke Depan
Setelah 27 tahun, Reformasi telah membawa banyak perubahan positif, namun tantangan untuk mewujudkan cita-cita luhurnya masih terus ada.
Reformasi telah menghasilkan kemajuan signifikan seperti kebebasan berpendapat dan pers, pemilihan umum yang demokratis, serta desentralisasi kekuasaan. Meskipun demikian, agenda-agenda reformasi yang belum tuntas, seperti pemberantasan korupsi, penegakan hukum yang adil, dan terutama transformasi menuju demokrasi ekonomi yang menyejahterakan seluruh rakyat, masih menjadi pekerjaan rumah besar. Peringatan Reformasi setiap tahunnya menjadi pengingat bagi seluruh elemen bangsa untuk terus mengawal dan memperjuangkan nilai-nilai serta tujuan Reformasi demi Indonesia yang lebih baik.
Semangat Reformasi diharapkan terus hidup untuk menghadapi tantangan zaman dan mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan demokratis secara substantif.