Proyeksi Deflasi dan Neraca Dagang Indonesia Mei 2025
Proyeksi deflasi dan neraca dagang Indonesia Mei 2025. Temukan analisis terkini, data penting, serta dampak terhadap ekonomi dan perdagangan nasional.
Berita

Trending
3 Juni
Terakhir diperbarui
Hari Ini
Jumlah artikel
13 artikel
Berikut adalah rangkuman berita terkini mengenai realisasi deflasi Mei 2025, analisis penyebabnya, serta kondisi neraca perdagangan Indonesia untuk April 2025.
Deflasi Mei 2025: Data Resmi dan Pandangan Bank Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data inflasi Mei 2025, yang juga didukung oleh analisis dari Bank Indonesia (BI) mengenai kondisi inflasi saat ini dan ke depan.
-
Realisasi Deflasi Bulanan dan Inflasi Tahunan
- Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,37% secara bulanan (MtM) pada Mei 2025.
- Tingkat inflasi tahunan (YoY) tercatat sebesar 1,60%.
- Inflasi tahun kalender (YtD) hingga Mei 2025 adalah 1,19%.
- Deflasi Mei 2025 ini merupakan yang ketiga kalinya terjadi sepanjang tahun 2025, setelah sebelumnya terjadi pada bulan Januari dan Februari.
-
Pergerakan Indeks Harga Konsumen (IHK)IHK turun dari 108,47 pada April 2025 menjadi 108,07 pada Mei 2025.
-
Penyumbang Utama Deflasi
- Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang deflasi terbesar dengan angka -1,40% dan andil 0,41%.
- Komoditas utama pemicu deflasi antara lain cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah.
-
Analisis Inflasi dari Bank Indonesia (BI)
- Inflasi inti pada Mei 2025 tercatat 2,40% (YoY), lebih rendah dari bulan sebelumnya.
- Kelompok volatile food (harga pangan bergejolak) mengalami deflasi 1,17% (YoY).
- Kelompok administered prices (harga diatur pemerintah) mencatat inflasi 1,36% (YoY).
- BI meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 ± 1 persen pada 2025 dan 2026.
-
Distribusi Deflasi RegionalSebanyak 31 provinsi mengalami deflasi, dengan deflasi terdalam terjadi di Gorontalo. Inflasi tertinggi tercatat di Papua Pegunungan.
Data ini menunjukkan adanya penurunan tekanan harga, terutama dari sektor pangan, yang didukung oleh kebijakan pemerintah dan kondisi pasokan.
Analisis Penyebab Deflasi dari Pemerintah
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya deflasi, serta langkah-langkah stimulus yang diambil pemerintah.
-
Klarifikasi Menteri KeuanganMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa deflasi yang terjadi bukan disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat.
-
Faktor Intervensi Pemerintah
- Deflasi diakibatkan oleh intervensi pemerintah melalui kebijakan harga, seperti diskon tarif transportasi dan subsidi pangan, termasuk beras.
- Tujuan intervensi ini adalah untuk menjaga stabilitas harga dan melindungi masyarakat rentan atau miskin.
-
Indikator Daya Beli MasyarakatInflasi inti, sebagai indikator daya beli, masih stabil di kisaran 2%, yang menunjukkan adanya permintaan aktif dari masyarakat.
-
Proyeksi Deflasi Lanjutan dan Stimulus Ekonomi Pemerintah
- Ekonom memproyeksikan deflasi akan berlanjut pada bulan berikutnya, sebagian disebabkan oleh penurunan harga bahan pangan dan Pertamax.
- Pemerintah mengeluarkan lima paket kebijakan stimulus ekonomi pada Juni-Juli 2025 untuk memperkuat daya beli dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, meliputi:
- Subsidi transportasi umum.
- Diskon tarif tol.
- Bantuan pangan dan kartu sembako.
- Bantuan subsidi upah.
- Diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).
Pemerintah menegaskan bahwa deflasi saat ini merupakan hasil dari upaya stabilisasi harga dan implementasi stimulus, bukan indikasi pelemahan fundamental konsumsi masyarakat.
Proyeksi Ekonom Mengenai Inflasi Mei 2025 (Sebelum Rilis Data Resmi)
Sebelum data resmi dirilis, para ekonom telah mengeluarkan berbagai proyeksi mengenai kondisi inflasi di bulan Mei 2025.
-
Konsensus Umum EkonomPara ekonom secara umum memproyeksikan deflasi bulanan sebesar 0,14% (MtM) pada Mei 2025, dengan inflasi tahunan diperkirakan melandai menjadi 1,87% (YoY).
-
Proyeksi Spesifik dari Beberapa Ekonom
- Josua Pardede (Bank Permata): Proyeksi deflasi 0,27% (MtM) dan inflasi tahunan 1,7% (YoY).
- Andry Asmoro (Bank Mandiri): Prediksi deflasi 0,18% (MtM) dan inflasi tahunan 1,8% (YoY), dengan inflasi inti stabil sekitar 2,5%.
-
Faktor Pendorong Proyeksi Deflasi
- Normalisasi harga pangan pasca-Idulfitri, terutama penurunan harga cabai.
- Penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi.
- Penurunan tarif angkutan udara.
Proyeksi ini menunjukkan bahwa para analis telah mengantisipasi adanya normalisasi harga setelah periode Lebaran.
Peringatan dan Rekomendasi Ekonom Terkait Deflasi Berkelanjutan
Sejumlah ekonom menyoroti potensi risiko dari deflasi yang berkelanjutan dan memberikan rekomendasi kebijakan sebagai respons terhadap kondisi ekonomi saat ini.
-
Alarm Bahaya Ekonomi dan Proyeksi Pertumbuhan
- Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira, menyatakan bahwa deflasi yang terjadi berulang kali merupakan alarm bahaya bagi ekonomi Indonesia.
- Terdapat proyeksi bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2025 berpotensi berada di bawah 5% jika tren deflasi berlanjut.
-
Indikasi Masalah Ekonomi di Balik Deflasi
- Deflasi berkepanjangan dapat mengindikasikan bahwa masyarakat cenderung menahan belanja.
- Kondisi ini juga dapat mencerminkan adanya tantangan di pasar tenaga kerja, seperti kurangnya lapangan kerja baru dan peningkatan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
-
Rekomendasi Kebijakan dari Para Ekonom
- Pemerintah disarankan untuk mengambil inisiatif guna mengurangi dampak dari ketidakpastian global.
- Langkah yang diusulkan mencakup diversifikasi tujuan ekspor untuk memperluas pasar.
- Pemberian stimulus pada sektor infrastruktur dan sektor padat karya untuk mendorong aktivitas ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
- Melakukan negosiasi tarif untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
Para ekonom menekankan pentingnya respons kebijakan yang cepat dan tepat untuk mengatasi potensi dampak negatif dari deflasi berkelanjutan terhadap perekonomian nasional.
Kondisi Neraca Perdagangan Indonesia April 2025
Selain data inflasi, BPS juga merilis data neraca perdagangan Indonesia untuk bulan April 2025, yang dibandingkan dengan proyeksi para ekonom.
-
Data Resmi Surplus Neraca Perdagangan (BPS)
- Neraca perdagangan Indonesia pada April 2025 mencatatkan surplus sebesar US$160 juta.
- Angka surplus ini menyusut tajam dibandingkan bulan sebelumnya dan berada di bawah perkiraan para ekonom.
- Indonesia telah mencatatkan surplus neraca perdagangan selama 60 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
-
Proyeksi Ekonom Mengenai Neraca Perdagangan April 2025
- Para ekonom sebelumnya memproyeksikan surplus neraca perdagangan April 2025 akan mencapai US$2,85 miliar.
- Proyeksi ini didasarkan pada perkiraan pertumbuhan ekspor sebesar 4,6% (YoY) dan pertumbuhan impor sebesar 5,5% (YoY).
Meskipun melanjutkan tren surplus, penurunan nilai surplus neraca dagang April 2025 mengindikasikan adanya tantangan dalam kinerja perdagangan internasional Indonesia.
Video
Gambar


Sumber
Mungkin Kamu Tertarik

Berita terkini dan terbaru setiap hari. Update nasional, internasional, dan trending, cepat serta terpercaya untuk kebutuhan informasi Anda.